Dituding Arogan, Massa Minta Oknum Kepala Sekolah Dicopot

Selasa, 21 September 2021  /  2:27 pm

Masalah pencopotan Kepala Sekolah SDN Bungguosu sudah lama digaungkan, namun tak ditanggapi. Foto: Muh. Surya Putra/Telisik

KONAWE, TELISIK.ID - Ratusan massa yang tergabung dalam Forum Guru Honorer, LSM dan orang tua siswa, menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Konawe, Selasa, (21/9/2021).

Massa menuntut agar Kepala Sekolah SDN Bungguosu, Djarniati, S.Pd dicopot dari jabatannya karena dinilai telah bersikap arogn dalam menjalankan tugasnya sebagai KS.

Ketua Forum guru honorer, Haspian, S.Pd mengatakan, penyalahgunaan wewenang KS tersebut dengan memecat oknum guru honorer yang bersertifikasi dan sudah lama mengabdi.

Lanjutnya, pemecatan rekan guru honorer itu diduga karena keberatan atas pemotongan honor dana BOS yang dilakukan Kepala Sekolah.

"Rekan kami yang dikeluarkan itu menanyakan pemotongan honor mengajar yang berasal dari dana BOS, tapi kata KS, kalau tidak mau dipotong, cari saja sekolah lain," ungkap Haspian.

Ia bersama puluhan guru honorer hanya meminta kepada Kadis Diknas agar guru yang dipecat tersebut segera dikembalikan dan dapat kembali mengajar generasi bangsa.

Baca Juga: Antisipasi Gangguan Jaringan Internet di SKD CASN, BKPSDM Muna Minta Jaminan PT Telkom

Baca Juga: Internet Lelet, Peminat Beasiswa Gembira Cerdas Daftar Offline

Sementara itu, perwakilan orang tua murid, Asnawati mengungkapkan, selama bertugas Kepala SDN Bungguosu, tidak menjalin komunikasi yang baik terhadap guru, orang tua murid, pemerintah, dan masyarakat sekitar sekolah.

Ia membahkan, sikap arogansi KS ditunjukkan dengan memecat guru honorer yang sudah lama bertugas dan dicintai seluruh murid di sekolah tersebut.

"Kami orang tua murid akan memindahkan anak kami di sekolah lain, jika kepala sekolah tidak segera diganti," ungkap Asnawati dengan suara lantangnya.

Untuk diketahui, polemik yang terjadi di sekolah SDN Bungguosu sudah terjadi beberapa bulan belakangan, namun hingga saat ini belum ada titik terang. (B)

Reporter: Muh. Surya Putra

Editor: Haerani Hambali