Ekonomi Lambat dengan PHK Tembus 79 Ribu Pekerja Sepanjang 2025, Begini Reaksi Purbaya
Reporter
Rabu, 24 Desember 2025 / 11:30 am
Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa, menyoroti pelemahan ekonomi 2025 yang memicu PHK massal hingga puluhan ribu pekerja. Foto: Repro Antara.
JAKARTA, TELISIK.ID - Tekanan ekonomi sepanjang 2025 tercermin dari lonjakan PHK hingga puluhan ribu pekerja, yang disebut Menteri Keuangan Purbaya sebagai dampak lemahnya permintaan dan perlambatan pertumbuhan nasional.
Pelemahan ekonomi nasional sepanjang 2025 berdampak langsung pada sektor ketenagakerjaan. Data pemerintah menunjukkan pemutusan hubungan kerja masih terjadi secara signifikan, terutama pada sebagian besar periode tahun berjalan.
Kondisi ini menjadi salah satu indikator utama melambatnya aktivitas ekonomi domestik dalam kurun waktu tersebut.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan bahwa jumlah pekerja yang terdampak pemutusan hubungan kerja sepanjang Januari hingga November 2025 mencapai 79.302 orang.
Angka tersebut mencerminkan tekanan ekonomi yang dirasakan dunia usaha, khususnya ketika permintaan pasar tidak tumbuh optimal dalam waktu cukup panjang.
Menurut Purbaya, tren PHK tidak bisa dilepaskan dari kondisi pertumbuhan ekonomi yang melemah selama sembilan hingga sepuluh bulan pertama tahun 2025.
Ia menilai, perlambatan tersebut menjadi faktor utama yang mendorong perusahaan melakukan penyesuaian, termasuk pengurangan tenaga kerja sebagai langkah bertahan.
Baca Juga: Gaji dan Tunjangan Pokok PNS dan PPPK Resmi Berlaku 2026, Berikut Rinciannya
“PHK kan terjadi ketika demand-nya lemah sekali kan. Itu terjadi 10 bulan awal, 9 bulan pertama, tahun sebelumnya juga jelek kan. Tahun ini 10 bulan pertama jadi ekonomi slow. Itu lah gambaran bahwa ekonomi kita waktu itu slow,” ujar Purbaya dalam konferensi pers di kantornya, seperti dikutip dari tvOnews, Rabu (24/12/2025).
Ia menjelaskan bahwa tekanan ekonomi yang berlangsung cukup lama tersebut turut memengaruhi berbagai sektor, terutama industri yang sangat bergantung pada konsumsi dan permintaan pasar domestik.
Kondisi ini membuat dunia usaha belum sepenuhnya mampu melakukan ekspansi dan membuka lapangan kerja baru secara luas.
Meski demikian, Purbaya menegaskan pemerintah tidak tinggal diam. Sejumlah langkah tengah ditempuh untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional agar kembali bergerak lebih stabil.
Upaya tersebut diarahkan agar aktivitas usaha kembali tumbuh dan menciptakan peluang kerja baru bagi masyarakat.
Dia menyampaikan bahwa perbaikan ekonomi diharapkan terjadi seiring dengan penguatan koordinasi kebijakan antara pemerintah dan otoritas moneter.
Sinkronisasi kebijakan fiskal yang dijalankan Kementerian Keuangan dengan kebijakan moneter Bank Indonesia dinilai menjadi kunci dalam menjaga stabilitas sekaligus mendorong pertumbuhan.
Baca Juga: Kebutuhan Hidup Layak Daerah Resmi Ditetapkan Kemnaker, Berikut Daftar Lengkapnya
“Saya yakin tahun depan akan lebih bagus dari sekarang karena kita lebih sinkron dengan bank sentral juga kebijakannya ke depan,” kata Purbaya.
Ia juga menambahkan bahwa kondisi ekonomi pada periode sebelumnya memang belum menunjukkan kinerja yang kuat.
“Jadi itu merupakan indikasi bagi saya bahwa kemarin-kemarin memang nggak bagus,” sambungnya.
Pemerintah berharap, dengan membaiknya arah kebijakan dan koordinasi antarotoritas, ekonomi nasional dapat kembali bergerak lebih positif. Dengan demikian, tekanan terhadap tenaga kerja dapat berkurang dan kesempatan kerja baru dapat tercipta secara bertahap. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS