Kisah Mualaf Jepang Kaiji Kadir Wada: Dari Pertukaran Mahasiswa sampai Temukan Tujuan Hidup dalam Islam

Merdiyanto , telisik indonesia
Rabu, 24 Desember 2025
0 dilihat
Kisah Mualaf Jepang Kaiji Kadir Wada: Dari Pertukaran Mahasiswa sampai Temukan Tujuan Hidup dalam Islam
Mualaf Jepang Kaiji Kadir Wada temukan tujuan hidup dalam Islam. Foto: Repro BBC.

" Kisah perjalanan spiritual Kaiji Kadir Wada, seorang pemuda asal Jepang yang memeluk Islam, terus menginspirasi banyak orang "

TOKYO, TELISIK.ID - Di tengah masyarakat Jepang yang mayoritas sekuler, kisah perjalanan spiritual Kaiji Kadir Wada, seorang pemuda asal Jepang yang memeluk Islam, terus menginspirasi banyak orang.

Kaiji, yang kini aktif sebagai tokoh komunitas Muslim dan CEO perusahaan konsultan perekrutan tenaga kerja, Career Diversity, berbagi cerita bagaimana Islam mengubah hidupnya dari yang tak punya tujuan menjadi penuh makna.

Kaiji pertama kali berkenalan dengan Islam saat mengikuti program pertukaran pelajar di Brunei Darussalam pada tahun 2015.

Sebelumnya, ia tumbuh di lingkungan sekuler dan hanya mendengar berita negatif tentang Islam dari media. Namun, pengalaman tinggal bersama umat Muslim di Brunei membuka matanya.  

"Pikiran saya berubah total. Saya melihat orang-orang Muslim dari Malaysia, Brunei, dan Indonesia yang tenang dan baik hati. Saya terinspirasi dan ingin tahu lebih dalam tentang ajaran Islam," ungkap Kaiji.

Setelah kembali ke Jepang, Kaiji aktif belajar agama melalui pengajian online dengan ustad Jepang, serta bergabung dengan komunitas Muslim Indonesia dan mualaf di Tokyo.

Pada tahun 2017, ia akhirnya mengucapkan syahadat dan resmi menjadi mualaf, menambahkan nama "Kadir" menjadi Kaiji Kadir Wada, dilansir dari bbc.com, Selasa (23/12/2025).

Baca Juga: Taipan RI Takut Dosa karena Harta Melimpah, Tjio Wie Tay Putuskan jadi Mualaf

Sebelum masuk Islam, Kaiji merasa hidupnya kosong. "Saya seperti cowok biasa yang sekuler, tak punya tujuan hidup jelas. Banyak orang Jepang seperti itu, hidup hanya untuk bekerja hingga kelelahan," katanya.

Namun, setelah memeluk Islam, segalanya berubah. "Semua tujuan dan jawaban ada di Al-Quran. Kini hidup saya punya arah yang jelas, alhamdulillah."  

Pengalaman spiritual tak terlupakan baginya adalah umrah pada akhir 2019 bersama rombongan mualaf dari berbagai negara.

"Siapa sangka pria sekuler seperti saya bisa berdiri di depan Ka'bah, rumah Allah," ceritanya haru, dikutip dari republika.id, Selasa (23/12/2025)

Kaiji juga menikah dengan wanita Indonesia bernama Yussane Pitaloka pada 2019, yang semakin memperkuat komitmennya terhadap Islam.

Meski ibunya awalnya tidak nyaman dengan agama apa pun, termasuk Islam, kini ia mendukung dan sering mengirim makanan halal.  

Sebagai Muslim di Jepang, Kaiji menghadapi tantangan seperti sulitnya menemukan masjid serta citra negatif Islam di media.

Namun, ia yakin dakwah terbaik adalah melalui perilaku baik. "Perilaku adalah cara dakwah paling efektif di Jepang. Tunjukkan kebaikan, maka orang akan tertarik," ujarnya.

Jumlah Muslim di Jepang terus bertambah, dari sekitar 110.000 pada 2010 menjadi 230.000 pada 2019, termasuk ribuan mualaf Jepang seperti Kaiji.

Baca Juga: Marcel Krass, Mualaf Jerman yang Temukan Kedamaian Setelah Berjuang Lawan Keraguan

Kisahnya menjadi bukti bahwa hidayah bisa datang kapan saja, bahkan di negeri yang jauh dari dunia Islam.  

Kaiji kini aktif di komunitas seperti Olive Young Muslim Community dan terus menyebarkan keindahan Islam kepada masyarakat Jepang.

"Jangan merasa sendiri sebagai Muslim di sini. Ada komunitas yang seperti keluarga," pesannya kepada sesama mualaf. (C)

Penulis: Merdiyanto

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga