Fakultas Peternakan UHO Kendari Siapkan Mahasiswa Siap Kerja dan Wirausaha
Reporter
Selasa, 23 September 2025 / 7:02 pm
Fakultas Peternakan UHO Kendari berupaya menghasilkan mahasiswa siap kerja dan berwirausaha dengan fasilitas dan program unggulan. Foto : Zulkifli Herman T/Telisik
KENDARI, TELISIK.ID – Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari mengambil berbagai strategi inovatif agar mahasiswa kelak tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi pencipta peluang usaha dan kontributor pembangunan daerah.
Strategi inovatif yang dilakukan sebagai upaya dalam menghadapi tuntutan dunia kerja yang makin kompleks dan persaingan global yang semakin kuat.
Visi besar yang diusung adalah “menjadi fakultas yang mampu menghasilkan sumber daya manusia yang inovatif dan cerdas komprehensif dalam pembangunan peternakan berbasis sumber daya lokal yang berkelanjutan di wilayah kepulauan.”
Wakil Dekan Bidang Keuangan dan Umum Fakultas Peternakan UHO, Dr. Ir. Rahman, S.Pt., M.T., IPM, ASEAN Eng., mengatakan visi tersebut tidak hanya menekankan kualitas lulusan, tetapi juga relevansi dan kontribusi nyata terhadap pembangunan daerah.
“Secara eksplisit ada empat profil lulusan program studi peternakan, yaitu sebagai manajer peternakan, wirausahawan, fasilitator pengembangan peternakan, dan konsultan pengembangan peternakan,” urai Rahman, Selasa (23/9/2025).
Mahasiswa Disiapkan Jadi Pencipta Lapangan Kerja
Mahasiswa Fakultas Peternakan UHO Kendari tidak hanya dibentuk sebagai pencari kerja, tetapi sebagai pencipta solusi dan lapangan kerja di sektor peternakan.
Baca Juga: LPPM UHO Kendari Jadi Motor Penggerak Menuju Kampus Berdampak
Profil lulusan dirancang untuk menjawab tantangan industri dan kebutuhan masyarakat melalui pendekatan berkelanjutan, inovatif, dan berbasis kearifan lokal.
Rahman menjelaskan, sejumlah langkah strategis dilakukan untuk menyiapkan mahasiswa agar tidak hanya siap kerja, tetapi juga siap berwirausaha.
Pertama, Fakultas Peternakan UHO menyediakan kurikulum berbasis kewirausahaan. Mahasiswa dibekali mata kuliah kewirausahaan yang mencakup manajemen usaha produksi ternak, nutrisi dan pakan, teknologi hasil ternak, hingga sosial ekonomi peternakan.
“Tujuannya melatih keterampilan mengidentifikasi peluang usaha, menumbuhkan motivasi, menganalisis kelayakan usaha peternakan, serta mengidentifikasi masalah dan menemukan solusi pengembangan peternakan,” jelas Rahman.
Kedua, melalui Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) yang diselenggarakan UPT PK2M UHO. Mahasiswa yang proposalnya lolos seleksi mendapatkan bantuan modal usaha hingga Rp 7–8 juta, pelatihan intensif, serta pendampingan bisnis.
“Alhamdulillah, beberapa alumni kini sudah membuka usaha mandiri berawal dari program PMW di Fakultas Peternakan,” tambah Rahman.
Ketiga, fakultas juga mendorong mahasiswa mengikuti magang profesi dan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di berbagai unit usaha peternakan, baik di Sulawesi Tenggara maupun luar daerah.
Tahun ini tercatat kurang lebih 70 persen mahasiswa mengikuti magang di Sulawesi Selatan, Pulau Jawa, hingga Sumatra.
Seorang mahasiswa Fakultas Peternakan UHO, Zalmun, mengaku sangat terbantu dari program tersebut.
“Saya ikut magang selama dua bulan. Banyak hal baru yang saya dapatkan, mulai dari manajemen usaha ternak modern sampai pemasaran produk. Itu membuat saya lebih percaya diri untuk merintis usaha sendiri setelah lulus,” tuturnya.
Hal serupa disampaikan seorang alumni Fakultas Peternakan UHO, Sastrawijaya. Ia mengemukakan manfaat mengelola program mahasiswa wirausaha yang mengantarkannya menjadi pengusaha peternakan.
“Saya datang dari Bogor tidak punya apa-apa, termasuk tidak punya keluarga di Kendari tetapi saya tertarik masuk Fakultas Peternakan dengan mimpi menjadi pengusaha peternakan yang sukses,” kata Sastrawijaya, yang kerap disapa Sastra.
Sastra menceritakan, awalnya lolos seleksi dan diberi kesempatan memulai wirausaha melalui skim PMW hingga bisa mengembangkan Rumah Potong Ayam di Animal Science Techno Park.
“Alhamdulillah sekarang saya mengembangkan hilirisasi produk peternakan dengan usaha utama Ayam Goreng Spanyol,” ujarnya.
Saat ditanya penghasilan yang ia dapatkan dari bisnis itu, Sastra menjawab nominalnya sudah di atas upah minimum provinsi (UMP) Sulawesi Tenggara.
Fasilitas Modern dan Rencana Pengembangan
Untuk menunjang pembelajaran, Fakultas Peternakan UHO telah menyiapkan berbagai fasilitas modern, di antaranya ruang kuliah ber-AC dengan smart TV android, ruang baca, serta laboratorium komputer dengan 30 unit perangkat dengan jaringan internet free.
Mahasiswa juga dapat memanfaatkan Animal Science Techno Park sebagai pusat inovasi dan pelatihan, serta laboratorium dan kandang praktikum.
Fasilitas penunjang lain seperti Masjid An-Nahl, Kantin Sehat, gazebo diskusi, hingga Student Business Center turut memperkaya atmosfer akademik.
Mahasiswa Fakultas Peternakan UHO lainnya, Idul, menyampaikan bahwa fasilitas tersebut sangat membantu aktivitas belajar.
“Fasilitas yang disediakan merupakan bentuk dukungan nyata terhadap proses pembelajaran yang nyaman dan efektif. Adanya ruang baca juga sangat penting untuk menunjang literasi dan aktivitas akademik kami di luar jam kuliah,” ujarnya.
Rahman menambahkan, pihak fakultas tengah menyiapkan sejumlah program pengembangan, di antaranya digitalisasi layanan akademik melalui aplikasi SISAPI (Sistem Informasi Peternakan Integratif), penguatan Techno Park, serta persiapan menuju akreditasi internasional ASIIN.
“Akreditasi ini bukan sekadar pengakuan administratif, tapi validasi global atas kualitas pendidikan, kurikulum, dan kompetensi lulusan Fakultas Peternakan UHO,” jelasnya.
Tempat Uji Kompetensi Fakultas Peternakan
Untuk meningkatkan kompetensi lulusan yang dihasilkan, sejak tahun 2022 Fakultas Peternakan UHO telah membentuk Temat Uji Kompetensi (TUK) bekerja sama dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Peternakan Indonesia.
Kerja sama ini untuk menyelenggarakan uji kompetensi yang telah mendapat lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), sehingga sertifikat yang diperoleh memiliki nilai tambah di dunia kerja.
Melalui skema uji kompetensi seperti manajemen ternak, produksi pakan, dan pengelolaan kesehatan hewan, menurut Rahman, mahasiswa dan alumni dapat membuktikan keahlian mereka secara formal dan meningkatkan daya saing di pasar kerja.
“Sertifikasi yang diperoleh dari TUK ini dapat digunakan sebagai Surat Keterangan Pendamping Ijazah atau SKPI, yang menjadi nilai tambah saat melamar pekerjaan atau melanjutkan studi,” jelasnya.
Uji Sertifikasi Kompetensi di Fakultas Peternakan UHO dapat diikuti oleh masyarakat umum dan petugas peternakan di daerah.
“Sehingga eksistensi TUK Fakultas Peternakan berperan menjadi pusat pengembangan sumber daya manusia peternakan di Sulawesi Tenggara,” kata Rahman.
Baca Juga: Festival Kuliner Terbesar Indonesia Hadir di Kota Kendari, Jajanan Thailand Paling Diburu
Rahman kemudian mengutip pernyataan mantan Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela, untuk menghadapi tuntutan dunia kerja yang makin kompleks dan persaingan global yang semakin kuat.
“Nelson Mandela pernah berkata bahwa pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia,” katanya, mengutip pernyataan Mandela, yang juga salah satu tokoh Apartheid yang berpengaruh di dunia.
Namun, menurut Rahman, tanpa asupan gizi yang memadai, terutama protein hewani dari produk peternakan, maka pendidikan akan kehilangan daya tembaknya karena arena gizi adalah pelurunya.
“Di sinilah Program Makan Bergizi Gratis dan sektor peternakan bertemu dalam satu misi besar mencerdaskan generasi Indonesia,” ujarnya.
Rahman mengajak para calon mahasiswa jangan ragu bergabung dengan Fakultas Peternakan UHO Kendari.
“Karena dari kampus fakultas peternakan dan dari kandang kita bisa lebih kreatif dan memiliki banyak peluang untuk melakukan inovasi membangun peternakan dalam arti luas, untuk menunjang program peningkatan kecerdasan mewujudkan pendidikan berkualitas menuju kehidupan yang lebih baik,” paparnya. (A)
Penulis: Zulkifli Herman Tumangka
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS