LPPM UHO Kendari Jadi Motor Penggerak Menuju Kampus Berdampak
Ana Pratiwi, telisik indonesia
Selasa, 23 September 2025
0 dilihat
Kepala LPPM UHO Kendari, Prof Nyoman Sudiana. Foto: Ana Pratiwi/Telisik
" Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari terus memperkuat riset dan inovasi dosen maupun mahasiswa untuk peningkatan kualitas internal perguruan tinggi "

KENDARI, TELISIK.ID – Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari terus memperkuat riset dan inovasi dosen maupun mahasiswa untuk peningkatan kualitas internal perguruan tinggi.
Melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), kampus terbesar di Sulawesi Tenggara ini mengusung misi menjadi Kampus Berdampak, sejalan dengan slogan “Kemendiktisaintek Berdampak” dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi.
Kepala LPPM UHO, Prof. Nyoman Sudiana, menegaskan bahwa riset dan pengabdian tidak boleh berhenti di ruang kelas, melainkan harus menjawab persoalan nyata di tengah masyarakat.
“Kalau ada masalah air bersih, dosen harus turun mencari solusi. Begitu juga persoalan pupuk atau penyakit tanaman, ilmu harus hadir bersama masyarakat,” jelasnya, Selasa (23/9/2025).
Baca Juga: Festival Kuliner Terbesar Indonesia Hadir di Kota Kendari, Jajanan Thailand Paling Diburu
Untuk mendorong hal itu, UHO menggelontorkan beragam program, mulai dari pendanaan riset internal, insentif publikasi di jurnal ilmiah, paten dan produk teknologi, hingga KKN Tematik berbasis hasil penelitian dosen.
Menurut Nyoman, dukungan rektor sejak lama menjadi kunci lahirnya banyak inovasi. Langkah ini sejalan dengan visi UHO menjadi perguruan tinggi kelas dunia dalam pengelolaan wilayah pesisir, kelautan, dan perdesaan pada 2045.
Saat ini, UHO sudah menjalin kolaborasi penelitian dengan Jepang, Australia, Amerika, dan sejumlah negara Eropa. Mahasiswa UHO pun aktif mengikuti magang internasional dan beberapa mahasiswa asing telah belajar di UHO.
Per Januari 2024, UHO menempati peringkat 2.917 dunia dan ke-113 di Asia Tenggara berdasarkan The Webometrics Ranking of World Universities. Dengan 1.501 dosen dan hampir 40 ribu mahasiswa aktif, capaian ini menunjukkan daya saing internasional kampus terus meningkat.
Namun, tantangan tetap ada. Dana riset dari pemerintah pusat berkurang drastis sejak pandemi, dari sekitar Rp 14 miliar menjadi hanya Rp 2–3 miliar per tahun.
“Jelas dampaknya terasa. Tapi kami bersyukur rektor tetap proaktif mengalokasikan dana internal cukup besar untuk penelitian dosen,” kata Nyoman.
LPPM UHO juga rutin mengadakan pelatihan penulisan proposal eksternal dengan menghadirkan peneliti dari universitas maju. Tujuannya adalah agar dosen mampu mengakses sumber pendanaan riset dalam maupun luar negeri.
Di balik kesibukannya, Nyoman juga dikenal sebagai peneliti produktif. Hampir tiap tahun ia meraih hibah penelitian nasional maupun internasional.
Baca Juga: Astra Motor Unaaha Buka Loker Posisi Counter Sales
Lahir di Kolaka Timur dari keluarga transmigran, ia sejak kecil gemar membaca dan menekuni fisika serta matematika. Saat SMA, ia pernah lolos seleksi Olimpiade Fisika Internasional tingkat nasional di Universitas Indonesia tahun 1992.
Kecintaannya pada ilmu membawanya menempuh pendidikan doktoral (S3) di Fukui University, Jepang, bidang fisika. “Membaca dan meneliti sudah jadi kebiasaan sejak kecil, itu yang terus saya bawa sampai sekarang,” katanya.
Selain memimpin LPPM, ia juga dosen FMIPA dan Ketua PHDI Sulawesi Tenggara. Meski sibuk, ia berusaha menjaga keseimbangan dengan keluarga.
“Saya sering tinggalkan mereka karena tugas, jadi saya bayar dengan quality time di akhir pekan,” ujarnya. (C)
Penulis: Ana Pratiwi
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS