Gangguan Sexsomnia: Berhubungan Seks Saat Tidur, Ini Penyebabnya

Adinda Septia Putri

reporter

Senin, 07 Agustus 2023  /  8:32 am

Sexsomnia merupakan gangguan tidur yang membuat orang akan berhubungan seks padahal jiwanya sedang tidur. Foto: Repro BBC.com

KENDARI, TELISIK.ID - Gangguan saat tidur tak hanya sebatas berjalan saat tidur atau mengompol, seks saat tidur atau sexsomnia ternyata juga jadi salah satu fenomena gangguan tidur.

Dilansir dari Suara.com-jaringan Telisik.id, meskipun jarang, sexsomnia juga termasuk gangguan tidur yang membuat seseorang akan berhubungan seks padahal jiwanya sedang tidur. Dokter tidur Kanada J. Paul Fedoroff dari University of Ottawa, menciptakan istilah sexsomnia pada tahun 1996.

Istilah itu pun kemudian makin dikenal luas dan disepakati para ilmuan.

"Ketika saya pertama kali mulai melakukan penelitian, Anda tidak dapat menemukan banyak tentangnya dalam literatur akademik," kata asisten profesor psikologi di University of New Hampshire  Michael Mangan, dikutip dari Everyday Health.

Menurut Mangan, sexsomnia dapat mencakup berbagai perilaku seksual, termasuk ciuman sederhana, perkataam bernada seksual, desahan, hingga hubungan seksual itu sendiri. Meskipun tidak banyak statistik tentang gangguan tidur ini, setiap orang dewasa atau remaja yang tidur berpotensi mengalami tidur seks, kata Mangan.

Namun, tambahnya, kemungkinan besar jumlahnya kecil, sekitar 1 hingga 2 persen dari populasi umum, yang serupa dengan jumlah orang yang mengalami parasomnia lain, seperti berjalan sambil tidur.

Sebagian besar kasus sexsomnia yang dilaporkan terjadi pada pria, tetapi wanita juga dapat mengalami seks tidur. Orang dengan riwayat gangguan tidur lebih mungkin mengalami seks sambil tidur, kata Mangan.

Penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan Associated Professional Sleep Societies menemukan bahwa hampir 8 persen pasien yang dirujuk ke klinik gangguan tidur di Toronto dilaporkan melakukan seks sambil tidur.

Dari 832 pasien yang ditanya, 11 persen pria dan 4 persen wanita mengatakan, mereka melakukan perilaku seksual saat tidur. Berhubungan seks saat tidur memiliki kelebihan dan kekurangan.

Baca Juga: Kenali Penyebab Vagina Bengkak, Seks Salah Satunya

Sisi positifnya, kata Mangan, baik pria maupun wanita yang pernah mengalami seks tidur mengatakan bahwa mereka lebih asertif saat tidur.

"Sikap seksual mereka berbeda dibandingkan ketika mereka bangun," katanya.

Menurut Mangan, sexsomnia juga dapat membantu sebagian orang mengatasi masalah seksual yang dialaminya.

Apa yang memicu sexsomnia?

Dikutip dari Medcom.id, Alex Dimitriu, psikiatri dan pendiri Menlo Park Psychiatry dan Sleep Medicine di New Jersey, mengatakan kepada Health tentang pemicu sexsomnia. Pada dasarnya apa pun yang mengganggu pola tidur normal dan sehat, seperti minum alkohol atau mengonsumsi kafein terlalu dekat dengan waktu tidur.

Mempertahankan jadwal tidur yang tidak teratur atau tidak cukup tidur dapat menyebabkan sexsomnia juga. Lebih jarang, apnea tidur, kejang, atau kondisi yang disebut gangguan perilaku REM juga dapat berkontribusi.

Depresi, kecemasan, dan kurangnya aktivitas seksual juga dapat memengaruhi seberapa sering sexsomnia terjadi. Gail Saltz, MD, profesor psikiatri di Rumah Sakit Presbyterian New York, Weill-Cornell Medical College, mengatakan gangguan tidur seperti sexsomnia diperburuk oleh obat-obatan tertentu.

Termasuk banyak obat psikiatrik. Menjadi sangat stres dapat menjadi faktor juga, kata Dr. Saltz.

"Jika sexsomnia menjadi masalah nyata, seperti pasangan Anda terganggu karenanya, Anda melakukan hal-hal yang Anda atau pasangan Anda tidak inginkan, atau ada bahaya. Carilah bantuan," Dr. Saltz merekomendasikan.

Apakah sexsomnia dialami seumur hidup?

Baca Juga: Jangan Langsung Tidur, Wanita Perlu Lakukan Ini Setelah Berhubungan Intim, untuk Kesehatan Vagina

Berbicara tentang perawatan, sayangnya tidak ada obat ajaib untuk sexsomnia. Tetapi ada beberapa langkah yang dapat Anda ambil agar jarang terjadi atau bahkan menghentikan sepenuhnya.

Orang yang tidur bersama sexsomniac seringkali dapat menghentikan episode sexsomnia dengan mendorong pasangan mereka menjauh atau tidak menanggapi mereka.

Adapun sexsomniac sendiri, mereka dapat berupaya mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik, mengurangi tingkat stres, stop konsumsi narkoba dan alkohol, dan melakukan lebih banyak seks dalam kondisi sadar.

Perawatan harus dimulai dengan mengoptimalkan dan menghilangkan pemicu. Jika perilaku ini berlanjut, maka diskusikan dengan dokter Anda atau spesialis tidur. (C)

Penulis: Adinda Septia Putri

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS