Heboh Fenomena Hujan Es di Negara Tropis, Begini Penjelasannya
Reporter
Kamis, 13 Maret 2025 / 9:40 am
Fenomena hujan es di negara tropis menghebohkan warga, berikut penjelasannya lengkap. Foto: Repro Jawapos.
JAKARTA, TELISIK.ID - Hujan es merupakan fenomena langka di negara tropis seperti Indonesia. Namun, kondisi atmosfer tertentu dapat mendukung terbentuknya fenomena ini.
Salah satu peristiwa terbaru terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta pada Selasa (11/3/2025) sore. Butiran es turun bersamaan dengan hujan lebat dan angin kencang.
Fenomena ini menimbulkan kehebohan di kalangan masyarakat yang tidak terbiasa mengalaminya.
Meskipun umumnya terjadi di wilayah beriklim sedang atau subtropis, hujan es dapat terjadi di Indonesia. Peristiwa ini biasanya terjadi pada masa peralihan musim atau pancaroba.
Proses pembentukannya berkaitan dengan keberadaan awan cumulonimbus (Cb), yang memiliki perkembangan vertikal sangat tinggi.
Suhu ekstrem di bagian atas awan memungkinkan uap air membeku menjadi butiran es.
Proses Terbentuknya Hujan Es
Mengutip dari Antara, Kamis (13/3/2025), hujan es terbentuk dalam awan cumulonimbus yang dapat mencapai ketinggian lebih dari 15 kilometer.
Di ketinggian tersebut, suhu puncak awan dapat mencapai minus 7,2 derajat Celsius atau lebih rendah. Kondisi ini menyebabkan uap air di dalam awan membeku dan berubah menjadi butiran es kecil.
Baca Juga: Viral Fenomena Langka Hujan Jelly 30 Menit, Begini Penjelasannya
Fenomena ini melibatkan arus udara naik (updraft) dan arus udara turun (downdraft) yang kuat di dalam awan. Updraft membawa butiran air ke bagian atas awan, di mana suhu sangat dingin.
Butiran air tersebut mengalami pembekuan bertahap hingga membentuk lapisan es yang lebih besar. Jika updraft cukup kuat, butiran es bisa bertambah besar sebelum akhirnya jatuh ke bumi.
Ketika butiran es menjadi terlalu berat untuk ditahan oleh updraft, ia akan jatuh ke permukaan bumi. Jika suhu udara di lapisan bawah cukup dingin, butiran es tidak mencair sepenuhnya dan jatuh sebagai hujan es.
Kejadian ini sering disertai hujan deras dan angin kencang.
Faktor Penyebab Hujan Es di Wilayah Tropis
Beberapa faktor dapat memicu terjadinya hujan es di negara tropis seperti Indonesia. Kejadian ini lebih sering terjadi pada masa peralihan musim dan dipengaruhi oleh kondisi atmosfer tertentu.
1. Masa peralihan musim (Pancaroba)
Pancaroba terjadi antara musim hujan dan musim kemarau, yaitu sekitar Maret-April dan September-Oktober. Pada periode ini, suhu permukaan bumi lebih tinggi dan udara menjadi lebih labil, meningkatkan potensi cuaca ekstrem seperti hujan es.
2. Awan cumulonimbus yang berkembang tinggi
Awan cumulonimbus yang tumbuh hingga menembus lapisan atmosfer dengan suhu di bawah titik beku dapat menyebabkan hujan es.
Semakin tinggi awan ini berkembang, semakin besar kemungkinan terbentuknya butiran es.
3. Perubahan iklim dan variabilitas cuaca
Perubahan iklim menyebabkan peningkatan suhu ekstrem, yang memperbesar perbedaan suhu antara permukaan bumi dan atmosfer atas.
Hal ini memperkuat proses konveksi dan meningkatkan potensi badai petir yang dapat menghasilkan hujan es.
4. Fenomena atmosfer global (ENSO)
Fenomena seperti La Niña dan El Niño dapat memengaruhi pola cuaca di Indonesia. Saat La Niña terjadi, curah hujan meningkat dan meningkatkan kemungkinan badai petir yang dapat menyebabkan hujan es.
Baca Juga: Langit Januari 2025: 5 Fenomena Astronomi Bisa Disaksikan dengan Mata Telanjang
Upaya Mitigasi dan Antisipasi
Hujan es sulit diprediksi secara spesifik, tetapi ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi dampaknya. Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
1. Monitoring cuaca oleh BMKG
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem. Masyarakat perlu memperhatikan informasi ini agar dapat bersiap menghadapi kemungkinan hujan es.
2. Penyusunan standar instrumen ketahanan bencana
Pemerintah melalui Pusat Standardisasi Instrumen Ketahanan Bencana Perubahan Iklim (Pustandpi) SBILHK sedang menyiapkan standar mitigasi untuk menghadapi dampak hujan es dan cuaca ekstrem.
3. Peningkatan edukasi dan kesadaran masyarakat
Sosialisasi tentang tanda-tanda cuaca ekstrem dan cara melindungi diri dari dampaknya perlu dilakukan. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS