Langit Januari 2025: 5 Fenomena Astronomi Bisa Disaksikan dengan Mata Telanjang

Merdiyanto , telisik indonesia
Minggu, 05 Januari 2025
0 dilihat
Langit Januari 2025: 5 Fenomena Astronomi Bisa Disaksikan dengan Mata Telanjang
Sejumlah fenomena akan menghiasi langit selama bulan Januari 2025. Foto: Repro Shutterstock

" Sepanjang bulan Januari, langit malam akan menyajikan lima fenomena astronomi menakjubkan yang dapat disaksikan langsung dengan mata telanjang "

KENDARI, TELISIK.ID - Bagi para pecinta astronomi, awal tahun 2025 menjadi momen yang sangat dinantikan. Pasalnya, sepanjang bulan Januari, langit malam akan menyajikan lima fenomena astronomi menakjubkan yang dapat disaksikan langsung dengan mata telanjang.

Fenomena-fenomena langit ini tentu menjadi suguhan istimewa bagi para pengamat bintang. Mulai dari konjungsi planet hingga hujan meteor, langit malam akan dihiasi oleh berbagai peristiwa langit yang memukau.

Berikut daftar fenomena langit yang bisa diamati dengan mata telanjang pada Januari 2025:

1. Konjungsi Bulan dan Venus

Dikutip dari In The Sky, Sabtu (4/1/2025), konjungsi adalah fenomena astronomi yang terjadi ketika dua atau lebih objek langit tampak berdekatan dari perspektif pengamat di Bumi.

Bulan dan Venus akan mengalami konjungsi pada 3 Januari 2025, dengan Bulan berada pada jarak sudut 1 derajat di sebelah selatan Venus.

Mulai pukul 18.24 WIB, warga Jakarta dapat melihat pasangan Bulan dan Venus berada pada ketinggian 41 derajat di atas cakrawala barat. Keduanya akan perlahan-lahan tenggelam dan menghilang dari pandangan sekitar pukul 21.18 WIB.

Bulan dengan magnitudo -10,7, akan jauh lebih terang daripada Venus yang memiliki magnitudo -4,4. Keduanya akan menghiasi langit Aquarius.

2. Konjungsi Bulan dan Saturnus

Karena adanya fenomena konjungsi Bulan dan Saturnus pada 5 Januari 2025, masyarakat Indonesia berkesempatan mengamati planet bercincin tersebut secara langsung.

Baca Juga: Jadwal Lengkap Meteor Hujani Bumi Sepanjang 2025, Mulai Malam Ini hingga 22 Desember

Setelah menikmati keindahan Venus, pengamat dapat mengalihkan pandangan ke Saturnus yang akan tampak seperti titik cahaya yang stabil, tidak berkelap-kelip seperti bintang pada umumnya.

Dari Jakarta, pada pukul 18.42 WIB, kita dapat mengamati Bulan dan Saturnus berada pada ketinggian 49 derajat di atas cakrawala barat. Keduanya akan terbenam sekitar pukul 22.03 WIB.

Meskipun Saturnus dapat terlihat sebagai titik terang dengan mata telanjang, namun detail cincinnya baru dapat teramati dengan jelas melalui teropong atau teleskop.

3. Konjungsi Bulan dan Jupiter

Setelah mengamati cincin Saturnus yang memukau, pengamat dapat mengalihkan pandangan ke Jupiter, planet gas raksasa yang merupakan yang terbesar di tata surya.

Planet Jupiter, yang merupakan planet terbesar di tata surya, akan terlihat pada tanggal 11 Januari 2025. Pada waktu yang sama, Bulan akan berada pada jarak sekitar 5 derajat dari planet Saturnus.

Pengamatan dapat dilanjutkan hingga pukul 02.24 WIB. Bulan dan Jupiter, yang sama-sama berada di rasi Taurus, akan terlihat sangat terang.

Jika ingin mengamati detail permukaan Jupiter, termasuk Bintik Merah Besar yang ikonik, maka diperlukan alat bantu optik seperti teropong.

4. Bulan purnama

Fenomena Bulan Purnama atau Wolf Moon akan terjadi pada 14 Januari 2025, saat Bulan berada pada posisi segaris dengan Matahari dan Bumi.

Baca Juga: Klaim CIA: Temukan Piramida Raksasa dan Kehidupan di Mars

Praktik memberi nama pada bulan purnama seperti ini dipopulerkan oleh Farmers' Almanac, yang mengklaim sumbernya dari budaya asli Amerika.

Sebutan 'Wolf Moon' untuk bulan purnama Januari diberikan karena pada musim dingin, serigala cenderung lebih sering melolong, dilansir dari suara.com jaringan telisik.id, Sabtu (4/1/2025).

Mulai 15 Januari 2025, kita akan melihat perubahan pada waktu terbit Bulan. Setiap harinya, Bulan akan terbit sekitar satu jam lebih lambat dari hari sebelumnya, sehingga akan lebih mudah diamati di malam hari.

Saat mencapai fase purnama, Bulan akan menempati posisi 25°53' Utara di rasi bintang Gemini dan berada pada jarak 381.000 kilometer dari Bumi.

5. Hujan meteor Ursid

Hujan meteor ?-Ursae Minorid atau Ursid terjadi saat Bumi melewati sisa-sisa komet 8P/Tuttle dan diperkirakan akan mencapai puncaknya pada 19 Januari 2025.

Meskipun hujan meteor Ursid aktif dalam rentang waktu 15 hingga 25 Januari 2025, puncak aktivitasnya diperkirakan terjadi pada tanggal 19 Januari.

Selama periode aktif hujan meteor Ursid, yaitu tanggal 15-25 Januari 2025, pengamat di Jakarta memiliki kesempatan untuk melihat meteor mulai pukul 02:07 WIB hingga 05:25 WIB.

Puncak hujan meteor diperkirakan terjadi sekitar pukul 07:00 WIB, jadi waktu terbaik untuk melihatnya adalah sebelum fajar.

Posisi rotasi Bumi saat ini membuat Jakarta berada di posisi terbaik untuk menyaksikan hujan meteor yang jatuh hampir lurus ke bawah. Laju hujan meteor diperkirakan mencapai puncaknya dengan sekitar 3 meteor yang terlihat setiap jam. (C)

Penulis: Merdiyanto

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga