Heboh Rusia Bangun Pangkalan Udara di Tanah Air Bikin Australia Ketar-ketir
Reporter
Rabu, 16 April 2025 / 8:45 am
Isu pangkalan udara Rusia di Biak bikin Australia resah dan waspada. Foto: Repro Anadolu.
JAKARTA, TELISIK.ID - Isu yang mengejutkan datang dari wilayah timur Indonesia. Laporan terbaru menyebut bahwa Rusia tengah mengajukan permintaan resmi untuk menempatkan pesawat tempurnya di Pangkalan Udara Manuhua, Biak, Papua.
Informasi ini langsung menyulut kekhawatiran negara tetangga, Australia, hingga menjadi sorotan utama dalam kampanye pemilu mereka.
Laporan dari media pertahanan internasional Janes menyebut, Rusia telah mengajukan permintaan resmi kepada pemerintah Indonesia untuk mengizinkan penempatan pesawat Angkatan Udara Rusia (VKS) di Pangkalan Udara Manuhua, Biak, Papua.
Permintaan tersebut dikabarkan diterima oleh kantor Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin usai pertemuannya dengan Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia Sergei Shoigu pada Februari 2025.
“Pangkalan udara tersebut terletak di Biak Numfor di Provinsi Papua, Indonesia, dan merupakan rumah bagi Skuadron Penerbangan 27 Angkatan Udara Indonesia, yang mengoperasikan armada pesawat pengintai CN235,” demikian bunyi laporan Janes, seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Rabu (16/4/2025).
Pangkalan udara Manuhua sendiri diketahui berbagi landasan pacu dengan Bandara Frans Kaisiepo Biak. Dalam permintaan tersebut, tidak dijelaskan secara terperinci jumlah maupun jenis pesawat yang ingin ditempatkan oleh Rusia.
Namun Janes menyebut bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Rusia telah beberapa kali mengajukan permintaan mendaratkan pesawat pengebom jarak jauh Tupolev Tu-95 dan pesawat angkut Il-76 di tempat yang sama.
Baca Juga: Pintu Perang Dunia 3 Terbuka: Jenderal Nuklir Rusia Tewas Dibom dan Direspon Amerika
Menanggapi pemberitaan yang berkembang pesat, Juru Bicara Kementerian Pertahanan RI, Frega Wenas, membantah laporan tersebut secara tegas. Ia menyatakan bahwa tidak ada rencana apa pun terkait penempatan armada militer Rusia di wilayah Indonesia, khususnya di Papua.
“Laporan tersebut salah,” ujar Frega Wenas kepada media, menanggapi pemberitaan Janes yang ramai dibicarakan.
Meski telah dibantah oleh pemerintah Indonesia, isu ini sudah lebih dulu menyulut kekhawatiran di Australia. Media nasional Australia, Australian Broadcasting Corporation (ABC), bahkan melaporkan bahwa Menteri Pertahanan Australia Richard Marles telah melakukan komunikasi langsung dengan Menteri Pertahanan Indonesia Sjafrie Sjamsoeddin.
“Dia (Menteri Sjafrie) telah mengatakan kepada saya dengan sejelas-jelasnya, laporan tentang prospek pesawat Rusia yang beroperasi dari Indonesia sama sekali tidak benar,” kata Richard Marles kepada media Australia.
Letak geografis Papua yang berdekatan dengan Australia membuat isu ini semakin sensitif. Pangkalan udara di Biak hanya berjarak sekitar 1.200 kilometer dari kota Darwin, Australia. Kota tersebut merupakan tempat pasukan rotasi Korps Marinir Amerika Serikat bermarkas selama enam bulan dalam setahun.
Australia sendiri tengah memperkuat pangkalan udara di wilayah utaranya untuk menerima kunjungan pesawat pengebom Amerika Serikat. Dalam konteks ini, rencana Rusia untuk menempatkan pesawat militer di wilayah yang berdekatan jelas menimbulkan kecemasan tersendiri bagi pemerintah Australia.
Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengakui bahwa pemerintahnya telah meminta klarifikasi kepada Indonesia terkait laporan dari Janes. Hal ini menjadi penting karena isu tersebut telah menjadi bahan perdebatan panas dalam kampanye pemilu Australia pada Selasa.
“Kami jelas tidak ingin melihat pengaruh Rusia di wilayah kami,” ujar Albanese kepada para wartawan dalam kesempatan terpisah.
Baca Juga: Deretan Peristiwa Tukar Kepala Mata-Mata Amerika dan Rusia Era Joe Biden-Vladimir Putin
Sementara itu, pemimpin oposisi Australia, Peter Dutton, juga menanggapi serius isu ini dan menyebutnya sebagai perkembangan yang mengkhawatirkan. Dalam kampanye politiknya, Dutton menjadikan laporan ini sebagai salah satu titik serang terhadap pemerintah saat ini.
Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong juga ikut menyoroti isu ini. Ia menegaskan pentingnya hubungan strategis antara Australia dan Indonesia dalam menjaga keamanan kawasan. Wong menambahkan bahwa kedua negara telah membangun kerja sama pertahanan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
“Indonesia sangat penting bagi keamanan Australia,” ungkap Penny Wong, menegaskan posisi strategis Indonesia dalam arsitektur pertahanan regional.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi lebih lanjut dari pihak Rusia terkait laporan permintaan tersebut. Pemerintah Indonesia tetap menegaskan bahwa tidak ada pembicaraan atau rencana terkait kehadiran militer Rusia di wilayah Papua. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS