Ini Sumber Dana dan Gaji Menteri di NII
reporter
Kamis, 13 Juli 2023 / 6:31 am
KENDARI, TELISIK.ID - Kasus dugaan penistaan agama di Pondok Pesantren Al Zaytun saat ini dalam penyelidikan. Ponpes yang dipimpin oleh Panji Gumilang tersebut diketahui sebelumnya bernama Yayasan Negara Islam Indonesia.
Dilansir dari Metrotvnews.com, fakta tersebut diungkap mantan anggota NII KW9 dengan membongkar tindakan Panji Gumilang yang bertujuan mendirikan Negara Islam di dalam NKRI.
Panji menggalang dana dengan berbagai cara untuk mewujudkan tujuannya seperti nafaqah daulah, haraqah idihor, haraqah qiradh, dan haraqah Ramadhan qurban. Cara-cara di atas dilakukan sejak lama oleh Al Zaytun dengan iming-iming investasi menguntungkan kepada anggotanya.
Penggalangan dana kini berkembang dengan cara pengumpulan dana melalui yayasan panti asuhan, menyebar kotak amal, dan mengumpulkan infak di kantor, pom bensin, rest area tol hingga mesin ATM.
Ketua NII Crisis Center Sukanto menyebut, berbagai cara itu bisa dijalankan karena progam tersebut bagian dari tujuan setiap anggotanya yaitu jihad di jalan Allah. Namun uang yang dikumpulkan digunakan dengan kepentingan berbeda seperti gaji pemimpin NII.
Baca Juga: Ponpes Al Zaytun Tak Dibubarkan Meski Penuh Kontroversial
Dikutip dari Radarcirebon.com, dalam acara Jakarta Lawyer Club (JLC) edisi Mei 2011 yang disiarkan tvOne, Imam Supriyanto mengatakan bahwa dirinya pernah menjadi bagian dari NII. Bahkan, kedua orang tuanya juga NII. Imam juga memegang jabatan penting di NII KW9 atau Komandemen Wilayah 9 yang konon pusatnya ada di Al Zaytun.
Jabatan penting itu adalah sebagai menteri. Tepatnya Menteri Peningkatan Produksi NII KW9. Sebagai seorang menteri, Imam mengaku mengurusi banyak hal penting di Al Zaytun. Termasuk urusan kredit bank.
Menurut dia, sekali waktu pernah mengurus kredit untuk peningkatan produksi sapi perah di Al Zaytun ke Bank Century. Sampai sakit-sakitan.
"Mondar-mandir Indramayu-Jakarta, kena asam lambung. Mungkin karena stres," katanya.
Dia juga mengaku pernah menjabat sebagai direktur logistik, semacam Bulog di Indonesia. Mengelola produksi sampai suplai beras. Namun demikian, meski sudah memegang jabatan penting, Imam mengaku tidak pernah kaya dari NII.
Baca Juga: Usai Salat Idul Fitri Viral dan Nyeleneh, Ponpes Al Zaytun Indramayu Bikin Ulah Lagi
Ketika ditanya Karni Ilyas gajinya sebagai menteri di NII, Imam Supriyanto menjawab Rp 2.700.000.
"Tapi saya terima 70 ribu," kata Imam sambil tertawa dikutip dari tayangan JLC Mei 2011 yang diunggah kanal Youtube livejlc09.
Menurut Imam, gajinya yang tidak sampai Rp 3 juta itu dipotong untuk biaya sekolah dan infak ke Al Zaytun. Seluruh anaknya bersekolah di Al Zaytun. (C)
Penulis: Adinda Septia Putri
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS