Jadwal Keberangkatan Calon Haji di Sultra, Jemaah Tertua Usia 101 dari Kolaka dan Termuda Kendari

Erni Yanti

Reporter

Kamis, 24 April 2025  /  10:05 am

Calon Jemaah Haji asal Sultra dalam persiapan menuju tanah suci. Foto: Erni Yanti/Telisik.

KENDARI, TELISIK.ID - Persiapan keberangkatan jemaah haji dari Sulawesi Tenggara tahun ini telah mencapai 90 persen. Proses administrasi, pelunasan biaya haji, hingga pembinaan manasik hampir rampung.

Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Sultra, Muhammad Lalan Jaya mengatakan, rencananya jemaah akan diberangkatkan mulai 21 Mei 2025 mendatang dalam enam kelompok terbang (kloter), terdiri dari lima kloter utuh dan satu gabungan.

Kloter gabungan yang diberi nomor Kloter 31 ini mencakup jemaah dari tiga provinsi, yakni Sulawesi Selatan (66 jemaah), Sulawesi Tenggara (55 jemaah) dan Papua (256 jemaah), dengan total 393 orang. Seluruh jemaah akan diberangkatkan menggunakan Pesawat Garuda Indonesia.

Khusus Sulawesi Tenggara, jemaah berasal dari berbagai kabupaten/kota dengan jumlah terbanyak dari Kota Kendari.

“Kendari sendiri tergabung dalam tiga kloter, satu di antaranya adalah kloter utuh. Sisanya merupakan campuran dengan kabupaten lain,” ujarnya.

Baca Juga: Haji Akbar 2025 Diklaim Lebih Istimewa dan Pahala 70 Kali Lipat, Simak Penjelasannya

Ia mengatakan, pra manifest kloter telah selesai dan saat ini sedang dalam tahap penyusunan manifest final. Proses pemisahan kloter pun hampir rampung, menyisakan satu kloter yang belum selesai.

Pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) juga masih dibuka hingga 25 April mendatang.

“Tahap kedua pelunasan ini diperpanjang seminggu, memberi kesempatan bagi jemaah yang sebelumnya belum sempat melunasi,” jelasnya, Kamis (24/4/2025).

Dari total 1.900 calon jemaah haji asal Sulawesi Tenggara, terdapat 101 jemaah lansia. Tertua berasal dari Kolaka, seorang perempuan berusia 101 tahun, sementara yang termuda berumur 18 tahun, menggantikan orang tuanya yang telah wafat.

Sebagai bekal spiritual dan teknis selama di Tanah Suci, pembinaan manasik telah digelar baik secara mandiri maupun terprogram. Delapan kali manasik tingkat kecamatan dan dua kali di tingkat kabupaten/kota menjadi bagian dari persiapan wajib.

“Tinggal satu kabupaten yang masih proses manasik, lainnya sudah selesai. Manasik nasional secara hybrid juga sudah digelar tanggal 19 April lalu oleh Menteri Agama,” tambahnya.

Ia juga menyampaikan pentingnya kemandirian jemaah selama di Tanah Suci. Meski akan didampingi oleh tujuh petugas (terdiri dari pembimbing ibadah, dokter, dan petugas haji daerah), jemaah diharapkan bisa mandiri dalam ibadah dan aktivitas lainnya.

Baca Juga: Jadwal Keberangkatan Haji 2025 Resmi Ditetapkan, 1 Mei Jemaah Masuk Asrama

“Tiga syarat istitha’ah yang harus dipenuhi adalah kesehatan, finansial, dan ilmu. Kalau sehat tapi tidak punya ilmu, bisa tersesat. Kalau tidak sehat, bisa dibantu dengan alat atau obat, tapi tetap harus ada kesiapan,” tegasnya.

Jemaah juga diimbau memperhatikan aturan barang bawaan, terutama larangan membawa air zamzam dalam koper bagasi karena alasan keselamatan penerbangan. Untuk pengiriman oleh-oleh, jemaah disarankan menggunakan layanan kargo resmi PT Pos Indonesia yang memiliki kantor di Jeddah dan Mekkah.

“Harapan kami, jemaah benar-benar fokus pada tujuan utama, yaitu beribadah. Jaga kesehatan, patuhi arahan, dan semoga semua meraih haji yang mabrur,” pungkasnya. (C)

Penulis: Erni Yanti

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS