Telan Sperma saat Mens Bisa Hamil, Begini Fakta Medisnya
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Jumat, 22 Agustus 2025
0 dilihat
Menelan sperma saat menstruasi tidak menyebabkan hamil, ini penjelasan medisnya. Foto: Repro iStockphoto.
" Banyak pasangan memilih melakukan aktivitas seks oral saat wanita sedang mengalami menstruasi "

JAKARTA, TELISIK.ID - Apakah menelan sperma saat menstruasi bisa menyebabkan kehamilan? Pertanyaan ini sering muncul di tengah masyarakat, terutama di kalangan mereka yang minim mendapatkan edukasi seputar kesehatan reproduksi.
Isu ini kerap memunculkan kebingungan karena beredar informasi yang tidak tepat terkait risiko kehamilan akibat menelan sperma.
Banyak pasangan memilih melakukan aktivitas seks oral saat wanita sedang mengalami menstruasi. Dalam praktik ini, tidak sedikit wanita yang menelan sperma, baik karena disengaja maupun tidak.
Fakta bahwa sperma merupakan sel reproduksi pria yang berfungsi untuk membuahi sel telur memunculkan kekhawatiran sebagian orang, apakah sperma yang tertelan ini bisa mengakibatkan kehamilan.
Lebih membingungkan lagi, terdapat mitos yang beredar di masyarakat bahwa sperma yang tertelan bisa berpindah dari lambung menuju rahim, sehingga berpotensi menyebabkan kehamilan.
Informasi yang tidak benar ini membuat sebagian orang merasa khawatir setiap kali melakukan seks oral. Maka, bagaimana penjelasan medis mengenai hal ini? Apakah menelan sperma saat menstruasi benar-benar bisa menyebabkan kehamilan?
Apakah Menelan Sperma Bisa Sebabkan Kehamilan?
Melansir Alodokter, Jumat (22/8/2025), jawabannya adalah tidak. Menurut fakta medis, menelan sperma, baik saat menstruasi maupun tidak, tidak akan menyebabkan kehamilan. Hal ini karena setelah sperma masuk ke mulut, cairan tersebut akan bergerak ke saluran pencernaan, bukan ke saluran reproduksi.
Baca Juga: 5 Alasan Miss V Remaja Hitam, Begini Cara Tangkalnya
Begitu berada di lambung, sperma akan hancur oleh asam lambung dan enzim pencernaan. Sistem pencernaan dan sistem reproduksi manusia adalah dua organ yang berbeda dan tidak saling terhubung.
Dengan demikian, tidak ada jalur yang memungkinkan sperma yang tertelan bisa mencapai rahim. Kehamilan hanya bisa terjadi jika sperma masuk ke dalam organ reproduksi wanita melalui vagina, kemudian berhasil bertemu dengan sel telur dan terjadi proses pembuahan.
Selain itu, kondisi menstruasi juga tidak berpengaruh terhadap risiko kehamilan akibat menelan sperma. Proses menstruasi hanya berhubungan dengan pelepasan lapisan dinding rahim dan sel telur yang tidak dibuahi, tidak ada kaitannya dengan jalur pencernaan.
Jadi, anggapan bahwa sperma bisa berpindah dari lambung ke rahim adalah keliru dan tidak didukung oleh bukti ilmiah.
Mengapa Mitos Ini Masih Beredar?
Mitos seputar sperma dan kehamilan sering kali muncul akibat kurangnya edukasi kesehatan reproduksi. Banyak orang mendapatkan informasi dari sumber yang tidak kredibel atau mendengar cerita turun-temurun yang tidak terbukti kebenarannya.
Ketidaktahuan ini membuat masyarakat mudah percaya pada klaim yang terdengar masuk akal, padahal tidak sesuai fakta medis.
Minimnya pembahasan terbuka mengenai seksualitas juga berkontribusi pada munculnya kesalahpahaman ini. Pendidikan seks yang benar sangat diperlukan agar orang memahami bagaimana kehamilan terjadi, serta bagaimana cara berhubungan seks yang aman.
Risiko Menelan Sperma yang Perlu Diwaspadai
Meskipun menelan sperma tidak menyebabkan kehamilan, aktivitas ini tetap memiliki risiko, khususnya terkait penularan penyakit menular seksual (PMS) atau infeksi menular seksual (IMS). Cairan sperma dapat menjadi media penularan virus dan bakteri berbahaya jika salah satu pasangan terinfeksi.
Beberapa penyakit yang bisa menular melalui sperma antara lain:
HIV (Human Immunodeficiency Virus)
Hepatitis B
Hepatitis C
Klamidia
Sifilis
Gonore
Baca Juga: Cairan Pelumas Disebut Tutup Peluang Hamil, Begini Penjelasan Medisnya
Risiko penularan semakin tinggi jika terdapat luka atau sariawan pada mulut, infeksi gusi, atau sistem kekebalan tubuh sedang lemah. Dalam kondisi seperti ini, virus atau bakteri dalam sperma lebih mudah masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil pada mulut atau jaringan mulut yang teriritasi.
Bagaimana Cara Aman Berhubungan Seks Oral?
Untuk mengurangi risiko penularan penyakit, penting menerapkan seks oral yang aman. Salah satu cara yang paling efektif adalah menggunakan kondom saat melakukan seks oral pada pria atau dental dam pada wanita.
Penggunaan pelindung ini dapat mencegah kontak langsung antara mulut dan cairan tubuh yang berpotensi membawa penyakit.
Selain itu, menjaga kesehatan mulut dan rutin memeriksakan diri juga menjadi langkah pencegahan yang sangat disarankan. Jika salah satu pasangan diketahui memiliki infeksi menular seksual, sebaiknya hindari melakukan seks oral hingga infeksi tersebut sembuh atau tertangani dengan baik oleh tenaga medis. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS