Kakek 80 Tahun yang Bertahan Hidup dengan Memulung
Reporter
Selasa, 11 Oktober 2022 / 6:15 pm
KENDARI, TELISIK.ID - Siang itu panas matahari menyengat kulit, seorang Kakek nampak berteduh di bawah pohon pinggir jalan dengan raut wajah lemas. Ia menoleh gerobak sampah yang masih kosong. Dengan baju yang sudah kusam dan sobek, sambil sesekali mengusap wajah yang penuh keringat.
Ia adalah Daeng Kuba (80), Warga Jalan Kancil, Andonoho, Kota Kendari. Kakek yang seharusnya di umur yang sudah tidak terbilang muda lagi. Harus bekerja keras untuk menyambung hidup dengan mengumpulkan barang bekas.
Daeng Kuba tinggal di kos-kosan dengan istri yang dikontrak Rp 500.000 per bulan. Di kos-kosan yang kecil, Kakek Kuba hanya tinggal berdua dengan istri tercinta, di karenakan ia tidak memiliki anak kandung. Iya hanya memiliki anak tiri namun keduanya sudah berkeluarga.
Baca Juga: Tinggal di Gubuk Bocor, Kakek 70 Tahun Ini Bertahan Hidup dari Sampah
Baca Juga: Ibu Tina, Memulung Rezeki dari Bak Sampah
Kakek memiliki tekad kuat, ia memilih menjadi seorang pemulung ketimbang menjadi pengemis. Walaupun penghasilan yang diperoleh dari mulung hanya sedikit, bahkan tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Kakek Kuba setiap harinya mencari rezeki dengan cara memulung, hasil dari barang bekas yang dikumpulkan selama 1 bulan akan dijual dengan harga Rp 30.000 setiap kali menjual.
“Saya lebih memilih menjadi pemulung ketimbang menjadi pengemis di jalan, meminta-minta di rumah orang, hanya membuat malu keluarga. Asalkan pekerjaan yang kita kerja halal,” ucapnya.
Kakek Kuba berkerja sebagai pemulung sudah selama 6 tahun. Iya memulung dari pukul 08.00 Wita hingga pukul 15.00 Wita.
Ia selalu menyusuri jalan sekitaran Anduonohu, Kecamatan Kambu. Kakek akan pulang ketika ia merasa sangat kelelahan dan sudah cukup barang yang ia peroleh.
(A)
Penulis: Kardi
Editor: Kardin