Ibu Tina, Memulung Rezeki dari Bak Sampah

Pangga Rahmad, telisik indonesia
Minggu, 09 Oktober 2022
0 dilihat
Ibu Tina, Memulung Rezeki dari Bak Sampah
Ibu Tina, sosok perempuan yang bekerja sebagai pengumpul gelas-gelas berbahan plastik Foto: Pangga Rahmad/Telisik

" Kehidupan merupakan dialektika perjuangan yang hakiki, berputar bak roda yang tak pernah berhenti. Detik ini di atas, menit berikutnya di bawah. Terkadang, melebur dalam keringat dan debu jalanan adalah cara untuk menjawab tuntutan hidup "

KENDARI, TELISIK.ID - Kehidupan merupakan dialektika perjuangan yang hakiki, berputar bak roda yang tak pernah berhenti. Detik ini di atas, menit berikutnya di bawah. Terkadang, melebur dalam keringat dan debu jalanan adalah cara untuk menjawab tuntutan hidup.

Ibu Tina, sosok perempuan yang tidak lagi begitu ingat bagaimana menghitung umurnya sendiri. Ia berdarah Muna yang puluhan tahun lalu menginjakan kakinya di Ibu Kota Sulawesi Tenggara, Kendari.

Dia mencukupi kebutuhan hidupnya dari bak sampah. Mendorong gerobak dari rumah yang berlokasi di Kelurahan Anduonohu, Poasia, menuju sudut-sudut kota untuk mengumpul gelas-gelas berbahan plastik, memuatnya di gerobak sebelum pulang dan menimbangnya kepada pengepul.

Baca Juga: Alami Hidrosefalus, Bayi Ini Butuh Uluran Tangan

"Yah, begini saja, yang penting halal, dek," kata Ibu Tina saat ditemui di Jalan Jendral Ahmad Yani, berhadapan Stadion Lakidende, Kendari, Minggu (9/10/2022).

Halal, hanya itu satu-satunya kata yang sering terucap dari Ibu Tina, tatkala membicarakan mengenai kewajibannya menafkahi 9 orang anak.

"Tiga (anak) memang sudah menikah, terus (enam orang) harus sekolah," kisah Ibu Tina.

Dengan cara mengumpul gelas-gelas berbahan plastik itu lah Ibu Tina menyambung hidup, bahkan mampu menyekolahkan 9 anaknya. Bersama suami, 3 hari sekali mereka akan bergantian menyusuri bak-bak sampah di kota yang mengusung semboyan Kota Bertaqwa.

"Suami masih sehat, cuma kita harus bagi (tugas), 3 hari sekali saya, baru dia lagi," terang Ibu Tina yang terlihat cukup antusias menjelaskan.

Baca Juga: Kisah Penjual Buroncong Mampu Kuliahkan Anak hingga Jenjang S2

Sewaktu berbincang, Ibu Tina kebetulan ditemani dua anaknya yang sedang libur sekolah. Dua anaknya itu terlihat tidak begitu hirau dengan fakta bahwa perjalanan mereka mendorong gerobak cukup jauh.

"Kalau pulang lagi di rumah, sampai di rumah ini pasti jam 3 malam," pungkas Ibu Tina tersenyum, sambil bersiap mendorong gerobaknya menyusuri bak-bak sampah lainnya.

Rasa lelah bekerja seharian penuh itulah yang membuat Ibu Tina hanya sanggup bekerja 3 hari sekali, karena dua hari yang lain digunakan untuk beristirahat sebelum kembali bertarung dengan roda nasib yang terus berputar. (A)

Penulis: Pangga Rahmad

Editor: Kardin

Artikel Terkait
Baca Juga