Kasus Omicron Bertambah, DPR Desak Pemerintah Lakukan Pengetatan
Reporter Jakarta
Rabu, 29 Desember 2021 / 11:46 am
JAKARTA, TELISIK.ID - Kasus Omicron di Indonesia terus bertambah, DPR desak pemerintah lakukan pengetatan jelang pergantian tahun.
Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mewanti-wanti semua pihak agar mewaspadai terjadinya lonjakan kasus Omicron.
Di mana sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan bahwa kasus varian Omicron terus mengalami penambahan.
"Berkaca pada data yang ada di Indonesia yang belum sampai 2 minggu dari 3 kasus menjadi 46 kasus, (lebih dari) 10 kali lipat kan. Saya kira meskipun ukurannya masih kecil dari 3 menjadi 46 tapi ingat proses pengalian persentasenya yang harus diperhatikan. Kalau berkaca dari global, dalam seminggu-dua minggu lagi proses pengaliannya berapa kali lipat gitu ya, percepatannya harus menjadi perhatian bersama," kata Rahmad di Jakarta, Rabu (29/12/2021).
Rahmat menyampaikan, pemerintah harus segera melakukan langkah antisipasinya.
"Kita harus pasang kuda-kuda, dengan cara apa? Tahun baru ini kita harus benar-benar menyiapkan antisipasinya. Pemerintah harus bersikap dinamis, kalau memang itu dari sisi statistik pengetatan itu saya kira harus lebih dipercepat," ujar politisi PDIP ini.
Rahmad tidak ingin kejadian beberapa bulan ke belakang seperti rumah sakit penuh terulang karena lonjakan kasus COVID-19.
Ia juga mengingatkan bahwa varian Omicron penularannya sangat cepat jika dibandingkan dengan varian-varian sebelumnya.
Baca Juga: Saat Anies Baswedan Jadi Rektor, Giring PSI Dikeluarkan dari Universitas Paramadina
Yang penting bagaimana kita menghalau agar gelombang Omicron jangan sampai meledak di Indonesia. Protokol kesehatan menjadi lagu yang tidak bisa ditawar, wajib dan mutlak dilakukan.
Baca Juga: Cegah Transmisi Lokal Omicron, Masyarakat Diimbau Hindari Keramaian Pergantian Tahun
"Saya percaya pemerintah melihat situasi-kondisi kekinian global, khususnya di Indonesia akan bergerak cepat kalau kondisi di Indonesia mengkhawatirkan ataupun akan terjadi lonjakan," pungkasnya. (C)
Reporter: Marwan Azis
Editor: Haerani Hambali