Kutuk Tewasnya Pemimpin Tertinggi Hamas, Jokowi: Itu Pembunuhan Tidak Bisa Ditoleransi

Ahmad Jaelani

Reporter

Kamis, 01 Agustus 2024  /  4:08 pm

Presiden Jokowi mengutuk serangan yang menewaskan pemimpin tertinggi Hamas,Ismail Haniyeh. Foto: Instagram @jokowi

JAKARTA, TELISIK.ID - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, merupakan sebuah bentuk kekerasan yang tidak dapat diterima.

Pada acara ekonomi digital Bank Indonesia di Jakarta Convention Center, Senayan, Jokowi menyampaikan kecamannya terhadap tindakan tersebut.

“Itu pembunuhan yang tidak bisa ditoleransi. Saya kira semua, termasuk Indonesia mengecam keras kekerasan dan pembunuhan seperti itu," ucapnya, Kamis (1/8/2024) seperti dilansir dari Tempo.

Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik Hamas, tewas dalam sebuah serangan di Iran pada Rabu, 31 Juli 2024. Haniyeh berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan presiden terpilih Iran, Masoud Pezeshkian.

Baca Juga: 8 Peristiwa Penting di Tanah Air Bulan Agustus, Perdebatan Sukarno dengan Golongan Muda hingga Jepang Menyerah ke Sekutu

Kematian Haniyeh diumumkan secara resmi oleh Hamas, yang menyalahkan Israel atas serangan tersebut, meskipun Israel belum memberikan pernyataan resmi terkait tanggung jawab mereka.

Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) juga mengonfirmasi kematian Haniyeh, mengungkapkan bahwa kediamannya di Teheran “diserang” dan ia tewas bersama seorang pengawalnya.

Dalam pernyataan mereka, Hamas menyatakan duka mendalam atas kehilangan pemimpin mereka dan menyebut bahwa Haniyeh tewas dalam serangan yang dilakukan oleh Israel di Iran.

Sebelumnya dineritakan Telisik.id, rumahnya yang berada di Teheran hancur dalam serangan tersebut, menimbun Haniyeh dan pengawalnya di bawah reruntuhan.

Sebagai tokoh penting dalam gerakan Hamas, Ismail Haniyeh lahir pada tahun 1962 di dekat Ashqelon yang sekarang menjadi bagian dari Israel.

Ia menghabiskan masa kecilnya di kamp pengungsi Al-Shati di Jalur Gaza. Seperti anak-anak pengungsi pada umumnya, Haniyeh menempuh pendidikan di sekolah-sekolah yang dikelola oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA).

Baca Juga: La Nina Mengancam, Potensi Banjir Tanah Air di Tengah Musim Kemarau Agustus

Haniyeh dikenal sebagai sosok yang kharismatik dan memiliki pengaruh besar dalam gerakan perlawanan Palestina. Selama bertahun-tahun, ia memainkan peran kunci dalam strategi dan operasi Hamas, menjadikan dirinya sebagai simbol perlawanan bagi banyak rakyat Palestina.

Kematian Haniyeh merupakan pukulan besar bagi Hamas dan juga bagi perlawanan Palestina secara keseluruhan.

Hamas dalam pernyataannya menegaskan bahwa mereka akan terus melanjutkan perjuangan meskipun kehilangan pemimpin mereka.

Mereka menyatakan bahwa darah Haniyeh akan menjadi bahan bakar bagi semangat perjuangan melawan pendudukan Israel. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS