8 Peristiwa Penting di Tanah Air Bulan Agustus, Perdebatan Sukarno dengan Golongan Muda hingga Jepang Menyerah ke Sekutu

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Kamis, 01 Agustus 2024
0 dilihat
8 Peristiwa Penting di Tanah Air Bulan Agustus, Perdebatan Sukarno dengan Golongan Muda hingga Jepang Menyerah ke Sekutu
Cuplikan film Proklamasi Kemedekaan Indonesia yang tayang tahun 2013. Foto: Repro imdb

" Di balik peringatan hari Kemerdekaan 17 Agustus, terdapat berbagai peristiwa penting yang turut membentuk perjalanan bangsa Indonesia "

JAKARTA, TELISIK.ID - Bulan Agustus selalu identik dengan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Peristiwa bersejarah ini menyimpan banyak catatan sejarah yang mengingatkan pada perjuangan para pahlawan nasional dan masyarakat di Tanah Air.

Di balik peringatan tersebut, terdapat berbagai peristiwa penting yang turut membentuk perjalanan bangsa. Mari kita simak delapan peristiwa penting yang terjadi di bulan Agustus, mulai dari perdebatan sengit antara Sukarno dan golongan muda hingga menyerahnya Jepang kepada Sekutu, berikut daftarnya:

1. Perdebatan Sukarno dengan Golongan Muda pada 15 Agustus 1945

Pada tanggal 15 Agustus 1945, suasana di kediaman Sukarno di Jakarta sangat tegang. Saat itu, terjadi perdebatan sengit antara Sukarno, sang proklamator, dengan golongan muda yang terdiri dari Sukarni, Ahmad Soebarjo, Wikana, dan Chaerul Saleh.

Golongan muda mendesak Sukarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia karena mereka yakin tentara Jepang sudah kalah dan tidak akan lagi menghalangi langkah menuju kemerdekaan, seperti dilansir dari Tempo, Kamis (7/8/2024).

Namun, Sukarno tetap teguh pada pendiriannya. Ia tidak ingin gegabah dalam mengambil keputusan besar yang berdampak luas bagi bangsa. Sukarno mengingatkan bahwa keputusan ini tidak boleh diambil dengan tergesa-gesa dan harus mempertimbangkan berbagai aspek.

Golongan muda, yang semakin frustrasi, bahkan mengancam Sukarno untuk segera mengumumkan kemerdekaan atau menghadapi konsekuensi yang serius. Namun, Sukarno menjawab dengan tegas bahwa keputusan sebesar itu harus diambil dengan hati-hati dan melalui musyawarah bersama tokoh-tokoh lainnya.

2. Peristiwa Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945

Peristiwa penting berikutnya terjadi pada 16 Agustus 1945, ketika Sukarno dan Hatta diculik oleh golongan muda dan dibawa ke Rengasdengklok. Di tempat tersebut, Sukarni kembali mempertanyakan mengapa proklamasi kemerdekaan harus dilakukan pada tanggal 17 Agustus. Sukarno menjawab bahwa tanggal tersebut dipilih karena alasan mistik dan kepercayaan pribadi. Ia merasa bahwa tanggal 17, yang jatuh pada hari Jumat di bulan suci Ramadan, adalah waktu yang paling tepat dan penuh berkah untuk mengumumkan kemerdekaan.

Baca Juga: Makna Kemerdekaan bagi Kaum Perempuan

Golongan muda yang tidak sepenuhnya memahami alasan mistik tersebut tetap mendesak Sukarno. Namun, Sukarno tetap pada pendiriannya bahwa tanggal 17 adalah waktu yang tepat dan memberikan harapan yang lebih besar bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Akhirnya, para pemuda setuju dan Sukarno kembali ke Jakarta untuk mempersiapkan proklamasi kemerdekaan.

3. Penetapan UUD 1945 pada 18 Agustus 1945

Setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, keesokan harinya, pada 18, dilakukan penetapan dan pengesahan Undang-Undang Dasar 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Penetapan ini menjadi tonggak penting dalam sejarah konstitusi Indonesia, karena UUD 1945 menjadi dasar hukum tertinggi yang mengatur kehidupan bernegara.

Perumusan UUD 1945 dimulai sejak kelahiran dasar negara Pancasila pada 1 Juni 1945 dalam sidang pertama Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Penyusunan konstitusi dilakukan dengan penuh keseriusan, dan pada tanggal 18 Agustus 1945, UUD 1945 resmi diberlakukan sebagai konstitusi negara Indonesia. Meskipun UUD 1945 sempat dihentikan selama beberapa tahun dan digantikan oleh konstitusi lainnya, namun pada 5 Juli 1959, melalui Dekret Presiden, UUD 1945 kembali diberlakukan sebagai konstitusi negara.

4. Pembentukan KNIP pada 29 Agustus 1945

Setelah proklamasi kemerdekaan, pada 29 Agustus 1945, dibentuklah Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). KNIP bertugas membantu presiden dalam menjalankan tugas legislatif, mengingat pada saat itu Indonesia belum memiliki Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) maupun Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Pembentukan KNIP menjadi langkah penting dalam upaya membangun struktur pemerintahan yang lebih solid pasca kemerdekaan.

KNIP dianggap sebagai cikal bakal parlemen Indonesia dan memainkan peran penting dalam mengawal proses legislasi dan pengawasan terhadap eksekutif. Anggota KNIP terdiri dari berbagai elemen masyarakat, termasuk politisi nasionalis, pangreh praja, dan para profesional yang mayoritas berasal dari suku Jawa-abangan. KNIP dilantik secara resmi pada 29 Agustus 1945 dan mulai menjalankan tugasnya dalam mengawal pemerintahan baru yang sedang dibangun.

5. Pengeboman Hiroshima pada 6 Agustus 1945

Pada tanggal 6 Agustus 1945, dunia menyaksikan peristiwa tragis yang mengguncang hati manusia di seluruh penjuru bumi. Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima, Jepang. Pengeboman ini menewaskan ratusan ribu orang dan meninggalkan dampak yang sangat besar bagi dunia. Peristiwa ini juga menjadi salah satu faktor yang mendorong Jepang untuk menyerah kepada Sekutu, mengakhiri Perang Dunia II.

Hiroshima hancur lebur dalam sekejap, dan ribuan nyawa melayang akibat ledakan dahsyat bom atom. Peristiwa ini menjadi pelajaran penting bagi dunia tentang dampak destruktif dari penggunaan senjata nuklir. Meskipun kejadian ini terjadi di luar Indonesia, dampaknya dirasakan secara global dan menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah dunia, bersumber dari wikipedia.org.

6. Pembentukan PPKI dan Pembubaran BPUPKI pada 7 Agustus 1945

Pada tanggal 7 Agustus 1945, terjadi dua peristiwa penting yang menjadi tonggak sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada hari itu, dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sebagai pengganti Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibubarkan. Pembentukan PPKI menunjukkan langkah konkret para pejuang bangsa dalam mempersiapkan proklamasi kemerdekaan.

Baca Juga: 2.000 Narapida Sulawesi Tenggara Hirup Udara Segar Usai Dapat Remisi Kemerdekaan RI

BPUPKI yang dibentuk oleh Jepang pada awalnya bertujuan untuk membantu proses kemerdekaan Indonesia. Namun, setelah mendengar kekalahan Jepang oleh Sekutu, para pemuda dan tokoh bangsa segera membentuk PPKI untuk mengambil alih tugas BPUPKI. PPKI kemudian berperan penting dalam merumuskan berbagai kebijakan dan persiapan proklamasi kemerdekaan yang akan dilakukan pada 17 Agustus 1945.

7. Pengeboman Nagasaki pada 9 Agustus 1945

Tidak lama setelah pengeboman Hiroshima, Amerika Serikat kembali menjatuhkan bom atom, kali ini di Nagasaki pada 9 Agustus 1945. Pengeboman ini menyebabkan ribuan korban jiwa dan menghancurkan kota Nagasaki. Pengeboman Nagasaki, yang terjadi hanya tiga hari setelah pengeboman Hiroshima, menunjukkan kekuatan destruktif yang luar biasa dari senjata nuklir.

Akibat dari dua pengeboman ini, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Penyerahan Jepang menjadi akhir dari Perang Dunia II, yang membawa dampak besar bagi negara-negara yang terlibat, termasuk Indonesia. Kekalahan Jepang juga membuka jalan bagi bangsa Indonesia untuk memperjuangkan dan akhirnya meraih kemerdekaan.

8. Menyerahnya Jepang kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945

Pada tanggal 14 Agustus 1945, Jepang secara resmi menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Penyerahan ini dilakukan di atas kapal perang USS Missouri dan menjadi akhir dari Perang Dunia II. Kekalahan Jepang yang diumumkan oleh Kaisar Hirohito membawa perubahan besar bagi banyak negara, termasuk Indonesia.

Dengan menyerahnya Jepang, terjadi kekosongan kekuasaan di Indonesia. Para pejuang kemerdekaan melihat ini sebagai peluang emas untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Kabar kekalahan Jepang memberikan semangat baru bagi bangsa Indonesia untuk segera mengumumkan kemerdekaan dan mengambil alih kendali negara dari tangan penjajah. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga