Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin: Pernah Todongkan Senjata ke Agen Mossad Israel

Ahmad Jaelani

Reporter

Sabtu, 26 Oktober 2024  /  6:41 pm

Sjafrie Sjamsoeddin (kanan) dan Prabowo Subianto saat masih aktif sebagai prajurit TNI. Foto: Repro tribunnrews.com

JAKARTA, TELISIK.ID - Sjafrie Sjamsoeddin, mantan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang kini menjabat Menteri Pertahanan Indonesia dalam Kabinet Merah Putih, memiliki catatan perjalanan yang penuh kisah heroik.

Sebagai salah satu tokoh militer berpengaruh, Sjafrie pernah terlibat dalam situasi tegang yang melibatkan agen Mossad Israel. Peristiwa ini terjadi ketika ia bertugas mengawal Presiden Soeharto dalam kunjungan resmi ke sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York pada tahun 1995.

Dikutip dari Intisari, Sabtu (26/10/2024), pada 22 Oktober 1995, Presiden Soeharto yang juga menjabat Ketua Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menghadiri sidang PBB.

Sebagai pemimpin berpengaruh bagi negara-negara Timur Tengah, Soeharto menarik perhatian banyak pihak, termasuk Perdana Menteri Israel, Yitzhak Rabin.

Rabin berniat menemui Soeharto untuk membahas konflik di Timur Tengah. Namun, pertemuan tersebut tidak berjalan sesuai rencana.

Baca Juga: Honor Guru SD hingga SMP Bakal Naik, Diporsikan Anggaran Awal 2025

Saat Rabin dan empat pengawalnya dari Mossad, unit khusus Israel, hendak memasuki kamar Soeharto di Hotel Waldorf Towers, mereka dihadang Paspampres.

Letnan Jenderal TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin, yang saat itu menjadi anggota Paspampres, beserta dua rekannya menghentikan rombongan Rabin karena mereka tidak mematuhi protokol keamanan yang ditetapkan.

Apalagi, saat itu Soeharto sedang menerima kunjungan Presiden Sri Lanka. Ketika Rabin dan pengawalnya diarahkan menuju lift oleh Sjafrie, terjadi peristiwa yang menegangkan.

Para pengawal Rabin menolak masuk lift bersama Sjafrie dan rekan-rekannya. Mereka mencurigai bahwa Sjafrie bukanlah personel resmi pengamanan Soeharto, meskipun ia telah terdaftar dalam protokol Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) di PBB.

Situasi semakin memanas ketika salah satu agen Mossad, yang bertindak sebagai kepala pengawal Rabin, mengeluarkan senjata otomatis Uzi dan menodongkannya ke perut Sjafrie.

Selain itu, ia mencengkeram leher Sjafrie dengan keras, menandakan ancaman serius yang tak bisa diremehkan. Namun, dalam situasi genting tersebut, Sjafrie tidak kalah cepat.

Ia langsung menodongkan pistol Baretanya ke perut agen Mossad tersebut, didukung oleh dua rekannya yang juga telah bersiaga.

Rabin yang melihat situasi berpotensi berujung pada baku tembak, segera memerintahkan pengawalnya untuk menurunkan senjata. Ia meminta maaf atas insiden tersebut dan menghormati keberanian Sjafrie.

Situasi akhirnya mereda setelah kedua belah pihak menurunkan senjata masing-masing. Sjafrie lalu menghantarkan Rabin dan pengawalnya ke kamar Soeharto, di mana pertemuan antara keduanya berlangsung sekitar 15 menit.

Dalam pertemuan tersebut, Rabin menyampaikan permintaan maaf kepada Soeharto atas insiden yang terjadi di luar kamar.

Soeharto menerima permintaan maaf tersebut dengan sikap terbuka, menunjukkan sikap kenegarawanannya. Mereka kemudian membahas isu-isu yang relevan terkait perdamaian di Timur Tengah, serta potensi peningkatan hubungan bilateral antara Indonesia dan Israel.

Kisah Sjafrie Sjamsoeddin dalam insiden ini menunjukkan dedikasinya sebagai prajurit TNI yang setia dan siap mempertaruhkan nyawa demi menjaga keselamatan Presiden dan negara.

Baca Juga: Heboh Biaya Pembuatan Paspor Berlaku 10 Tahun Tembus Rp 950 Ribu, Begini Penjelasannya

Sebagai prajurit yang disiplin, Sjafrie selalu menjunjung tinggi protokol keamanan dan menunjukkan sikap tegas dalam menjalankan tugasnya, bahkan dalam situasi yang sangat berisiko sekalipun.

Perjalanan karier Sjafrie di bidang militer telah mengantarkannya pada posisi penting di Kabinet Merah Putih.

Setelah berpengalaman dalam berbagai misi pengamanan dan menjadi Wakil Menteri Pertahanan Indonesia periode 2010-2014, Sjafrie kini dipercaya menjabat sebagai Menteri Pertahanan.

Kepemimpinan Sjafrie Sjamsoeddin di Kabinet Merah Putih diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pertahanan Indonesia.

Dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, pengalaman dan keberanian Sjafrie menjadi modal penting dalam menjalankan amanat sebagai Menteri Pertahanan. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS