Nasib Penjual Minyak Tanah di Tengah Gempuran Gas Elpiji
Reporter
Kamis, 13 Juli 2023 / 8:24 pm
KENDARI, TELISIK.ID - Seorang penjual minyak tanah, Haerudin (70) tetap menjalani profesinya, meski sudah banyak dari kalangan masyarakat yang menggunakan gas elpiji.
Setiap pagi, ia menggopoh minyak tanah yang sudah ditakar dalam botol-botol kecil sesuai ukuran harganya menggunakan keranjang, untuk dibawa di tempat penjualanya setiap hari di Jalan Pembangunan No.1, Kelurahan Sanua, Kecamatan Kendari Barat.
Haerudin menjual minyak tanah dengan tidak berharap banyak pada hasilnya, karena setiap hari kadang minyak tanah yang ia jual tidak laku ataupun paling dapat Rp 20 ribu.
Baca Juga: Kisah Ina La Udi Mecari Rezeki dengan Pungut Lumut Liar di Pantai Buton
"Laku juga, masih ada yang beli tapi kadang satu hari hanya Rp 20 ribu, mau bagaimana lagi harus kita syukuri dan menjalaninya," ucapnya, Kamis (13/7/2023).
Beragam harga minyak tanah yang ia jual, mulai harga Rp 10 ribu menggunakan botol kecil, harga Rp 15 ribu botol tengah, dan harga Rp 20 ribu untuk botol isian satu liter.
Kehidupan yang ia jalani demi menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya hanya dengan sebagai penjual minyak tanah, tidak membuatnya berhenti dan putus asa.
Ia selalu membagi hasil menjual minyak tanah tersebut, untuk kebutuan setiap hari dan untuk biaya sekolah anaknya.
"Ya, kalau dapat Rp 30 ribu, Rp 20 ribu untuk kebutuhan rumah, Rp10 ribu untuk anak ke sekolah. Kebetulan anak dapat rangking di sekolah, jadi banyak teman yang bantu dia," ucapnya seraya memandang jualannya.
Baginya tidak menjadi penghalang terhadap orang-orang yang sudah menggunakan gas elpiji, ia hanya mencari puing-puing rezeki dengan tetap menjalani profesinya.
Dalam menjalankan aktivitasnya sebagai penjual pinggiran, tak jarang ia diusir Satpol PP, namun hal itu tidak membuatnya menyerah, ia hanya mematuhi dan memudurkan dagangannya yang dekat dengan jalan raya.
Selain itu, penjual minyak tanah lainnya, Eran mengatakan, sudah banyak masyarakat yang menggunakan gas elpiji namun sebagian juga masih membeli minyak tanah.
"Tetap kita jual, walaupun banyak yang pakai gas, karena sudah kerjaan juga, jadi kalau lakunya jualan ada-ada saja," tuturnya.
Sementara seorang pembeli minyak tanah, Aisyah mengatakan, membeli minyak tanah hanya kadang-kadang saja karena berbarengan dengan menggunakan gas elpiji.
"Saya gunakan juga kompor minyak tanah, tapi saya pakai juga gas, karena boros kalau minyak tanah saja," pungkasnya. (A)
Penulis: Erni Yanti
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS