Ngeri, Perang Rusia-Ukraina Bakal Berdampak ke Ekonomi Indonesia

Fitrah Nugraha

Reporter

Sabtu, 26 Februari 2022  /  9:59 am

Pemandangan menunjukkan pos Layanan Penjaga Perbatasan Negara Ukraina yang rusak akibat serangan di wilayah Keiv, Ukraina. Foto: Repro Reuters

JAKARTA, TELISIK.ID - Perang antara Rusia dengan Ukraina kini pecah. Hal ini pun menarik perhatian banyak negara dan masyarakat internasional.

Melansir Suara.com - jaringan Telisik.id, dari perang kedua negara tersebut memberi dampak bagi perekonomian global, tanpa kecuali juga berpengaruh kepada perekonomian Indonesia ke depannya.

Hal tersebut disampaikan Ekonom dari CORE, Piter Abdullah. Ia menyebut, jika perang antara kedua negara terus terjadi, maka akan berdampak pada rantai pasok global.

Sehingga, kata dia, mengganggu pemulihan ekonomi global yang tengah terjadi saat ini.

Imbasnya, lanjut dia, pada pemulihan ekonomi Indonesia yang juga akan terganggu.

"Supply chain akan terganggu, pertumbuhan ekonomi global terkontraksi. Kondisinya akan Lebih buruk. DemikianJuga dengan Indonesia. Pemulihan ekonomi Indonesia akan terganggu," ujar Piter, Jumat (25/2/2022).

Selain itu, tutur Piter, dengan terdampaknya rantai pasok, maka akan berdampak pada kinerja ekspor dan impor, yang berujung pada melandainya konsumsi dan investasi.

Baca Juga: Perang Dimulai, Rusia Hancurkan Kota dan Pangkalan Udara Ukraina

Olehnya itu, Piter meminta pemerintah ikut serta diplomasi global untuk meredakan ketegangan agar perang Rusia-Ukraina tidak perlu berlarut-larut.

Sementara di sisi lain, kata dia, ketika kondisi global terganggu oleh ketegangan rusia Dan ukraina, pemerintah harus mengoptimalkan pasar domestik untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi.

Piter menambahkan, dalam jangka pendek dampak ketegangan antara Rusia-Ukraina juga telah dirasakan pasar saham.

"Dampak jangka pendeknya sudah dirasakan di pasar keuangan, harga saham banyak yang terkoreksi," pungkas dia.

Baca Juga: Seminggu Pasca Imlek, Market Kripto Alami Kenaikan

Diketahui, serangan Rusia di Ukraina resmi terjadi setelah Putin memerintahkan operasi militer di Donbas, wilayah timur Ukraina, seperti dikutip cnnindonesia.com.

Sementara itu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mendesak Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk berdialog demi mencegah perang terus terjadi.

Rencana tersebut membuahkan hasil. Keinginan Ukraina itu disambut baik oleh Rusia. Kremlin menyatakan siap mengirim perwakilan mereka ke Minsk, ibu kota Belarus, untuk berunding bersama pihak Ukraina.

"Melanjutkan permintaan Zelensky untuk membicarakan status netral Ukraina, (Presiden Rusia Vladimir) Putin akan mengirim perwakilan dari Kementerian Pertahanan, Kementerian Luar Negeri, dan pemerintahannya untuk bernegosiasi dengan delegasi Ukraina," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov. (C)

Reporter: Fitrah Nugraha

Editor: Haerani Hambali