Osdik Maba Diwarnai Demonstrasi, BEM UM Kendari Tuding Birokrasi Kampus Khianati Mahasiswa
Reporter
Senin, 15 September 2025 / 11:25 am
Gabungan BEM UM Kendari menggelar demonstrasi di depan Gedung Rektorat bertepatan Osdik Maba, Senin (15/9/2025). Foto: Gusti Kahar/Telisik.
KENDARI, TELISIK.ID - Gabungan BEM mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UM) Kendari menyuarakan kekecewaannya kepada birokrasi kampus di Gedung Rektorat, Senin (15/9/2025).
Demonstrasi digelar bertepatan dengan pelaksanaan Orientasi Studi Dasar-Dasar Islam dan Kemuhammadiyaan Mahasiswa Baru (OSDIK Maba) yang dihadiri Ketua BPH, Rektor berserta para Dekan fakultas.
Pada demonstrasi ,para mahasiswa menilai langkah birokrasi yang seharusnya menjadi mitra dalam pengembangan kampus justru bertolak belakang dengan semangat kebersamaan.
Ketua BEM UM Kendari, Ruslan mengungkapkan kekecewaannya dengan menyebut, perjuangan mahasiswa selama ini bukanlah untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk menciptakan lingkungan kampus yang lebih baik, transparan dan inklusif.
“Kami berjuang demi universitas, bukan demi segelintir orang. Tapi yang terjadi birokrasi justru mengkhianati semangat itu dengan kebijakan-kebijakan yang jauh dari aspirasi mahasiswa,” kata Ruslan di atas mimbar aspirasi.
Baca Juga: Seorang Pria di Kendari Dikeroyok Sekelompok Pemuda hingga Tersungkur Tak Berdaya
Kekecewaan mahasiswa semakin memuncak setelah beredar informasi mengenai dugaan pemotongan anggaran Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah yang dilakukan oleh Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK). Dana yang seharusnya diperuntukkan penuh bagi kebutuhan mahasiswa penerima bantuan tersebut diduga tidak sampai sepenuhnya kepada mahasiswa.
“Pemotongan anggaran KIP Kuliah ini jelas bentuk pengkhianatan terhadap mahasiswa. Bantuan itu hak penuh bagi mahasiswa penerima, bukan untuk dijadikan kepentingan birokrasi,” ungkap Ruslan.
Di samping itu, Ketua BEM Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Muhammad Rizal, lebih menyoroti ketidaktransparanan dalam penggunaan anggaran di beberapa kegiatan fakultas.
Mereka mempertanyakan pengelolaan dana untuk pembuatan baju PDH (pakaian dinas harian), baju olahraga, serta anggaran Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dinilai tidak jelas peruntukannya.
Baca Juga: Sejumlah Titik Rawan Kota Kendari jadi Sasaran Patroli Skala Besar di Malam Minggu
"Padahal, dana tersebut bersumber dari mahasiswa dan semestinya digunakan secara maksimal untuk menunjang kebutuhan mereka," ucapnya.
Situasi ini memicu gelombang solidaritas mahasiswa lintas fakultas. Mereka bersepakat memperjuangkan hak melalui jalur aspirasi terbuka, termasuk rencana mengajukan tuntutan resmi kepada pimpinan universitas agar segera mengevaluasi kebijakan birokrasi yang dianggap merugikan.
Hingga berita ini diturunkan, pihak birokrasi kampus belum memberikan klarifikasi terkait tudingan tersebut. Namun, mahasiswa menegaskan bahwa perjuangan mereka akan terus berlanjut sampai universitas benar-benar menjadi ruang demokratis yang berpihak pada kepentingan bersama. (B)
Penulis: Gusti Kahar
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS