Perang Roket, Israel-Jihad Islam Palestina Sepakati Gencatan Senjata di Gaza
Reporter
Senin, 08 Agustus 2022 / 9:25 am
GAZA, TELISIK.ID - Negeri para Nabi, Palestina, kembali memanas. Kali ini Israel dan kelompok Jihad Islam Palestina bersepakat untuk memulai gencatan senjata pada Minggu (7/8/2022) malam.
Melansir Kompas.com, kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Mesir itu diharapkan dapat mengakhiri tiga hari konflik intens kedua belah pihak di Gaza.
Dalam perkembangannya, perang roket Israel dan kelompok Islam Jihad Palestina tersebut dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 44 warga Palestina, termasuk 15 anak-anak.
Dilansir dari CNN dan Bisnis.com, gencatan senjata antara Israel dan Jihad Islam Palestina secara resmi dimulai pada pukul 23.30 waktu setempat, Minggu (7/8/2022).
Israel mengonfirmasi bahwa gencatan senjata akan dilakukan, tetapi memastikan akan merespons jika dilanggar. Jihad Islam juga membenarkan kesepakatan tersebut.
"Kami menghargai upaya Mesir yang telah dilakukan untuk mengakhiri agresi Israel terhadap rakyat kami," kata juru bicara Tareq Selmi seperti dikutip TheGuardian.com, Senin (8/8/2022).
Baca Juga: Israel Bombardir Jalur Gaza, Warga dan Komandan Kelompok Jihad Palestina Tewas
Kesepakatan itu setidaknya akan menghentikan sementara pertumpahan darah yang meletus di wilayah yang diblokade pada hari Jumat dengan Operasi Breaking Dawn “pre-emptive” Israel.
Operasi itu dikatakan untuk menggagalkan dugaan serangan roket yang direncanakan oleh Jihad Islam Palestina.
Insiden itu merupakan kekerasan terburuk antara gerilyawan Israel dan Palestina sejak perang 11 hari Mei lalu. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah memberi isyarat bahwa serangan itu seharusnya berlangsung sekitar seminggu.
Serangan Israel telah menimbulkan kerugian yang signifikan pada Jihad Islam dalam 3 hari terakhir, termasuk pembunuhan yang ditargetkan terhadap dua komandan senior.
Eskalasai konfrontasi masih bisa meningkat menjadi konflik skala penuh jika Hamas memutuskan untuk campur tangan.
Baca Juga: Elon Musk Tantang CEO Twitter Debat Terbuka
Meski kedua kelompok itu bersekutu, tetapi Hamas belum sepenuhnya mengisi kembali persenjataan dan jaringan terowongannya sejak perang pada Mei lalu. Mereka pun menolak untuk ditarik ke dalam pertempuran.
Namun, semua pihak menyadari bahwa setiap jam yang berlalu meningkatkan risiko salah perhitungan atau eskalasi.
Tidak seperti Hamas, Jihad Islam tidak bertanggung jawab untuk menjalankan urusan sehari-hari di wilayah miskin itu. Akibatnya, faksi tersebut dipandang sebagai faksi perlawanan yang lebih militan sering bertindak secara independen dan terkadang melemahkan otoritas Hamas. (C)
Penulis: Fitrah Nugraha
Editor: Haerani Hambali