Pernah Hina Nabi Muhammad SAW, Chris Skellorn Dapat Hidayah Mantap jadi Muslim Taat
Content Creator
Selasa, 09 September 2025 / 3:19 pm
Chris Skellorn dari penyebar narasi kebencian terhadap Islam menjadi penganut agama yang taat. Foto: Repro Republika
LEEDS, TELISIK.ID - Kisah perjalanan spiritual Chris Skellorn, seorang mualaf asal Leeds, Inggris, menjadi sorotan karena transformasinya yang luar biasa dari seorang yang menyebarkan kebencian terhadap Islam menjadi penganut agama tauhid yang taat.
Perjalanan hidupnya mencerminkan kekuatan hidayah dan pentingnya dialog terbuka dalam mengatasi prasangka.
Chris Skellorn, yang kini menggunakan nama Isa Chris Skellorn, awalnya dikenal sebagai individu yang aktif menyebarkan narasi Islamofobia di media sosial.
Dilatarbelakangi pengalaman buruk masa remaja, termasuk menjadi korban perundungan oleh beberapa teman sekolah keturunan Pakistan, Chris muda terpengaruh stereotip negatif tentang Islam.
Peristiwa seperti serangan teroris di London pada 7 Juli 2005, yang oleh media sering dikaitkan dengan Islam, semakin memperkuat pandangannya bahwa Islam adalah ancaman bagi budaya Barat.
Baca Juga: Menapaki Jejak Orang Tua, Gadis Remaja di Kota Kendari Temukan Hidayah Setelah Mualaf
“Saya dulu memandang Islam sebagai sesuatu yang asing dan berbahaya,” ungkap Chris dalam sebuah wawancara yang dikutip Republika, Selasa (9/9/2025).
Namun, hidayah datang melalui cara yang tak terduga. Pada 2010, Chris mulai tertarik mempelajari Islam secara mandiri, meskipun awalnya terhambat oleh kecanduan narkoba dan alkohol.
“Saya sering menjelajah internet dan mengunjungi toko buku di Leeds untuk mencari buku tentang Islam, termasuk Al-Qur’an dan kisah Nabi Muhammad SAW,” kenangnya.
Namun, perjuangannya belum selesai. Pada 2015, ia sempat kembali terjebak dalam pandangan Islamofobia, namun sebuah momen krusial mengubah hidupnya.
Pada suatu malam, Chris menemukan video YouTube dari saluran Consider Islam yang membahas status Nabi Isa (Yesus) dalam Islam.
Video tersebut menegaskan bahwa Nabi Isa adalah utusan Allah, bukan anak Tuhan, sebuah konsep yang menyentuh hatinya.
“Saya mengikuti kajian dari saluran itu selama beberapa pekan, dan semakin yakin bahwa Islam adalah agama yang logis dan universal,” ujarnya.
Akhirnya, Chris memutuskan untuk memeluk Islam dan melafalkan dua kalimat syahadat. Namun, perjalanan ini sempat penuh drama ketika seorang teman dari English Defence League (EDL), kelompok yang dulu ia ikuti, menyebarkan video dirinya sedang berlatih syahadat.
Awalnya malu, Chris sempat menyangkal video itu sebagai editan, tetapi akhirnya ia dengan tegas mengakui keimanannya dilansir dari Portal Islam.
Keputusan Chris untuk menjadi mualaf tidak lepas dari tantangan. Ia menghadapi penolakan dari lingkungan sosialnya, terutama karena keterlibatannya sebelumnya dengan EDL, sebuah kelompok anti-Islam.
Namun, ia menemukan dukungan dari komunitas Muslim di Leeds, yang membantunya mempelajari tata cara wudhu, salat, dan membaca Al-Qur’an.
Baca Juga: Perjalanan Hidayah Amoy: Dari Benci Suara Azan hingga Mendirikan Majelis Pengajian untuk Mualaf
“Islam mengajarkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir, dan risalahnya melampaui batas suku, bangsa, dan warna kulit. Itu yang membuat saya jatuh cinta pada agama ini,” katanya.
Kini, Chris aktif mempromosikan dialog antaragama dan berbagi kisahnya untuk menginspirasi orang lain. Ia juga terlibat dalam kegiatan komunitas Muslim lokal, berusaha menebus masa lalunya dengan menyebarkan pesan toleransi.
“Saya ingin membantu orang lain memahami Islam seperti saya memahaminya sekarang,” ujarnya dengan penuh semangat.
Kisah Chris Skellorn adalah bukti bahwa hidayah dapat datang kepada siapa saja, bahkan dari latar belakang yang penuh prasangka.
Perjalanannya dari kebencian menuju kedamaian menunjukkan kekuatan iman dan pentingnya mencari kebenaran dengan hati terbuka. (C)
Penulis: Merdiyanto
Editor: Ahmad Jaelani
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS