Pesan Donny Susilo Kepada Kaum Milenial: Yang Penting Kaya, Bukan Banyak Gaya

Kardin

Reporter

Senin, 14 Desember 2020  /  1:08 pm

Pendiri Donny and Partners Consulting Indonesia, Donny Susilo, MBA. Foto: Ist.

KENDARI, TELISIK.ID - Masa muda adalah waktu yang tepat untuk menemukan jati diri dan meraih kesuksesan.

Ada banyak kesempatan yang datang kepada orang-orang muda, terutama karena pandangan investor yang kini telah mulai sadar akan pentingnya kreativitas dan inovasi. Alhasil, tidak sedikit anak muda yang memperoleh kesempatan untuk sukses di usia 30 tahun.

Kebanyakan dari anak-anak muda sekarang ini jatuh pada kelompok generasi milenial, yaitu mereka yang lahir di era internet dan kebanyakan memiliki ide mendirikan start-up karena tingginya permintaan pasar dan model-model bisnis yang masih belum didigitalisasi.

"Jumlah start-up di Indonesia ini sangat tinggi, kita menempati peringkat tiga di dunia setelah Amerika dan India, apalagi didukung oleh jumlah pengguna internet yang meningkat hingga 190 juta orang setelah pandemik ini," kata Donny Susilo, MBA, pendiri Donny and Partners Consulting Indonesia yang juga merupakan milenial entrepreneur, Senin (14/12/2020).

Namun demikian, Donny menjelaskan, kaum milenial ini menghadapi tantangan yang serius di dalam pengelolaan keuangan. Kaum milenial ini adalah orang-orang yang kecanduan dunia maya dan untuk memuaskan popularitasnya di dunia tersebut, mereka cenderung mengeluarkan lebih banyak uang untuk hal yang bersifat konsumtif daripada produktif.

Baca juga: Menteri Teten Harap Pelaku UMKM Sultra Kolaborasi dengan Pemda

Donny mencontohkan, banyak kaum milenial rela makan di tempat yang mahal walaupun menu yang disajikan tidak setara dengan mahalnya harga makanan tersebut, hanya karena tempat tersebut instagramable.

Kini kata Donny, untuk berbelanja, mereka sudah tidak perlu ke luar rumah lagi, capek-capek keliling dan membawa barang belanjaan, mereka hanya perlu membuka aplikasi dan website toko online lalu melakukan pembelian dari rumah. Tentu hal ini mendorong konsumsi karena mudahnya proses pembelian. Pengaruh influencer juga sangat kuat dalam mendorong pembelian setiap harinya.

"Hal ini jika tidak disadari, akan membawa pemborosan dan kaum milenial kehilangan peluang untuk mencapai kebebasan finansial yang sesungguhnya," ujar Donny.

Padahal kata Donny, untuk dapat hidup dengan sejahtera di masa depan, struktur keuangan harus kuat. Untuk memiliki struktur keuangan yang kuat, ada tiga hal yang diperlukan yaitu mencari uang sebanyak-banyaknya, menekan pengeluaran sekecil-kecilnya dan mengelola dana yang ada sebaik-baiknya.

"Ini adalah rumus untuk menjadi kaya, salah satu saja yang terpenuhi tidaklah mencukupi," katanya.

Donny menjelaskan, kesalahan terbesar yang biasanya dilakukan kaum milenial adalah membelanjakan uangnya pada sektor yang konsumtif. Jika mereka memiliki dana, mereka akan berpikir untuk travelling ke luar negeri, beli gadget yang harganya paling mahal dan mobil mewah untuk dipamerkan, sangat sedikit yang berpikir untuk menabung agar dapat dibelikan properti.

Baca juga: Pajak Minuman Beralkohol di Kota Kendari Bakal Naik

"Padahal kebutuhan akan properti ini sangat penting untuk usia muda, harganya pun akan terus naik sehingga pantas untuk dijadikan prioritas utama," bebernya.

Donny Susilo sendiri dulu memulai karirnya sebagai seorang peneliti, kemudian mendirikan jasa konsultasi yang membantu para wirausahawan mengembangkan bisnisnya dengan membantu mereka menemukan investor, partner dan membuat perencanaan yang matang.

Alhasil dari berbagai macam klien yang telah dibantunya, mulai dari karyawan biasa, atlet, artis, hingga mahasiswa, Donny mempelajari bahwa potensi kaum milenial untuk menjadi wirausahawan sangatlah besar.

"Bahkan ada kaum milenial yang dulu datang ke saya untuk meminta saya membantu perencanaan bisnisnya dengan dana investasi mencapai Rp 430 miliar. Intinya adalah satu, mindset. Untuk bisa menjadi besar, maka harus mau bermimpi besar," urainya.

Donny pada akhirnya berpesan kepada kaum muda bahwa segala pengorbanan pasti ada hasilnya, jangan pernah lupakan pepatah lama untuk bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. (C)

Reporter: Kardin

Editor: Haerani Hambali