Langkah Hadapi Resesi 2023, Pengamat: Jangan Utang

Adinda Septia Putri, telisik indonesia
Minggu, 16 Oktober 2022
0 dilihat
Langkah Hadapi Resesi 2023, Pengamat: Jangan Utang
Langkah-langkah untuk bertahan ditengah gelombang resesi menurut pengamat ekonomi, Dr. Nasrul SE.,M.Si adalah dengan tidak berutang, menabung, dan memperbaiki pola konsumsi. Foto: Rukita

" Isu resesi ekonomi di tahun 2023, membuat seluruh lini negara di dunia bersiap untuk dampak paling pahit yang akan dirasakan "

KENDARI, TELISIK.ID – Isu resesi ekonomi di tahun 2023, membuat seluruh lini negara di dunia bersiap untuk dampak paling pahit yang akan dirasakan. Begitu juga dengan Pemerintah Indonesia yang sudah ancang-ancang mengamankan pasokan pangan untuk menghadapi resesi tersebut.

Selain pemerintah, setiap kalangan masyarakat juga dibuat khawatir oleh badai tersebut. Menurut seorang pengamat ekonomi sekaligus dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Halu Oleo (UHO) Dr. Nasrul SE.,M.Si mengatakan, ada beberapa langkah yang perlu dipersiapkan agar bisa bertahan di tengah gelombang resesi tahun depan.

Pertama, hindari utang. Masa resesi merupakan masa ekonomi terpuruk, di mana laju inflasi yang tinggi akan menurunkan daya beli masyarakat. Hal ini akan memicu Bank Indonesia untuk mengeluarkan kebijakan moneter dengan menaikan suku bunga.

Baca Juga: Begini Gambaran Resesi Ekonomi 2023 Menurut Pengamat

Suku bunga yang tinggi tentu akan membuat masyarakat lebih sulit untuk membayar utangnya. Oleh karena itu, Nasrul mengimbau masyarakat untuk mengurungkan niatnya dalam berutang atau pun jika sudah terlanjur utang, usahakan untuk membayar utang tersebut secepatnya. Hal ini demi ketika terjadi resesi, masyarakat bisa lebih fokus untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka tanpa memikirkan beban utang yang harus dibayar.

Kedua, perbanyak menabung. Untuk mempersiapkan besaran biaya hidup yang tidak terduga di tengah gelombang resesi tahun depan akibat inflasi, menabung adalah hal yang perlu dilakukan. Menabung bukan hanya dalam bentuk deposito, bisa juga dalam bentuk emas sebagai investasi ataupun reksadana, obligasi dan saham.

Ketiga, perbaiki pola konsumsi. Masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang konsumtif, sifat ini harus diwaspadai menjelang isu resesi 2023. Mulai dari sekarang, masyarakat harus bisa memilah mana kebutuhan prioritas yang menyangkut kehidupan sehari-hari, dengan kebutuhan tersier yang hanya sebagai gaya hidup.

Baca Juga: Tahun 2023 Pemerintah Hanya Subsidi 2 Jenis Pupuk untuk 9 Komoditas Pertanian

Nasrul menyarankan masyarakat untuk mengurangi konsumsi yang sifatnya hanya didasarkan pada nilai estetika dan tidak terlalu dibutuhkan, kebutuhan seperti pangan harus menjadi fokus utama dan prioritas untuk bertahan melalui masa resesi.

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kendari, Martini mengatakan, pihaknya hanya bertugas untuk mendata peristiwa yang sudah terjadi. Untuk resesi tahun depan yang belum terjadi, BPS tidak diperbolehkan untuk membuat prediksi data apapun.

Sebelumnya isu resesi sempat gempar dibicarakan oleh para pengamat dunia, hal ini disebabkan oleh dua masalah besar yang melanda saat ini, yaitu COVID-19 dan invasi Rusia ke Ukraina sebagai negara penghasil energi dan pangan terbesar, hal ini menyebabkan banyak negara yang mengalami krisis. (B)

Penulis: Adinda Septia Putri

Editor: Kardin

Artikel Terkait
Baca Juga