Peserta JKN di Konawe Rujuk Darurat, Dapat Pelayanan Cepat Tanpa Biaya Tambahan
Reporter
Kamis, 20 November 2025 / 10:03 am
Keluarga Jasmin (peserta JKN) saat ditemui petugas BPJS di ruang perawatan. Foto: website BPJS.
KENDARI, TELISIK.ID - Jasmin (67), warga Laosu, Kabupaten Konawe, harus dirujuk darurat ke RS Antero Hamra, Kota Kendari, setelah tensinya mencapai 200 mmHg.
Awalnya, ia hanya merasakan demam, muntah, dan seluruh tubuh gemetar sebelum diperiksa di Puskesmas Laosu.
“Saya kaget waktu tahu tensi setinggi itu. Badan saya gemetar semua,” ujar Jasmin.
Selama lima tahun terakhir, Jasmin telah terdaftar sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau peserta mandiri. Ia rutin membayar iuran bulanan karena menyadari pentingnya perlindungan kesehatan di usia lanjut.
“Bayar JKN itu wajib. Kita tidak tahu kapan sakit datang. Dengan JKN, saya tenang kalau suatu saat harus berobat,” katanya.
Putrinya, Samriatin (39) yang mendampingi mengatakan, proses rujukan berlangsung cepat sejak hasil pemeriksaan keluar.
“Begitu hasil tensi bapak keluar, langsung dirujuk. Puskesmas menyiapkan ambulans tanpa kami bayar apa pun. Semua prosesnya lancar,” jelasnya.
Setibanya di rumah sakit, Jasmin segera ditangani tenaga medis. Menurut Samriatin, pelayanan yang mereka terima sangat baik dan profesional.
Baca Juga: Iuran JKN BPJS Kesehatan Tak Ditanggung Penuh Negara, Begini Penjelasannya
“Perawat dan dokter di RS Antero Hamra sangat ramah dan cepat tanggap. Tidak ada perbedaan antara pasien umum dengan peserta JKN. Kami benar-benar dilayani dengan baik,” tuturnya.
Samriatin mengatakan keluarga mereka tidak pernah mengalami kendala selama menjadi peserta JKN. Mulai dari pendaftaran, pemeriksaan, hingga rujukan selalu berjalan mudah.
“Kalau ada yang bilang BPJS Kesehatan itu ribet, kami justru merasakan sebaliknya,” ujarnya.
Ia menceritakan bahwa keluarga mulai memahami manfaat JKN sejak Jasmin rutin memeriksakan kesehatan di puskesmas. Rutin membayar iuran membuat mereka merasa terlindungi dari risiko biaya pengobatan mendadak.
“Dulu kami tidak terlalu paham manfaatnya, tapi setelah bapak dirujuk ini kami benar-benar merasakan. Semua tertangani dengan cepat dan tanpa biaya tambahan,” katanya.
Menurutnya, Program JKN sangat membantu masyarakat kecil. Tanpa program ini, ia membayangkan biaya pengobatan ayahnya akan sangat berat.
“Kalau bukan karena JKN, mungkin kami kesulitan membayar perawatan. Program ini benar-benar membantu masyarakat seperti kami yang penghasilannya pas-pasan,” lanjutnya.
Samriatin berharap JKN terus berjalan dan semakin baik dalam memberikan layanan terutama di daerah yang jauh dari fasilitas kesehatan besar.
“Semoga BPJS Kesehatan terus ada dan semakin baik pelayanannya. Karena program ini nyata membantu banyak keluarga,” katanya.
Kini kondisi Jasmin berangsur membaik. Ia bersyukur karena selama ini tidak pernah menunggak iuran dan merasakan manfaatnya saat dibutuhkan.
“Ternyata betul, JKN memang sangat membantu. Semua biaya pengobatan saya ditanggung, saya tinggal fokus sembuh,” ungkapnya.
Baca Juga: Satya JKN Award 2025: 110 Badan Usaha Diganjar Penghargaan atas Kepatuhan Lindungi Pekerja
Ia juga berpesan kepada masyarakat agar tidak menunda menjadi peserta JKN.
“Jangan tunggu sakit dulu baru mau daftar. Kalau sudah punya JKN aktif, kita tidak khawatir lagi soal biaya. Bisa langsung berobat dengan tenang,” pesannya.
Bagi keluarga Jasmin, pengalaman ini menjadi bukti bahwa JKN bukan hanya program pemerintah, tetapi bukti nyata kehadiran negara dalam melindungi masyarakat.
“Program JKN ini sangat bermanfaat, bukan hanya untuk orang tua, tapi juga untuk seluruh masyarakat,” tutupnya. (Adv)
Penulis: Ana Pratiwi
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS