Pesta Kembang Api dan Laser Meriahkan Malam Tahun Baru, Giona: Terbesar di Sulawesi Tenggara

Ibnu Sina Ali Hakim

Reporter

Selasa, 20 Desember 2022  /  6:50 pm

Ketua DPW Garnita Malahayati NasDem Sulawesi Tenggara, Sitya Giona Nur Alam, bakal melangsungkan malam tahun baru dengan meraih di Kota Kendari. Foto: Instagram Giona

KENDARI, TELISIK.ID - Perayaan tahun baru 2023 akan dilaksanakan dengan meriah di Anjungan Teluk Kendari. Pesta kembang api dan laser menjadi acara puncak yang diusung DPW Garnita Malahayati Sulawesi Tenggara.

Pesta kembang api dan laser ini dilaksanakan, Sabtu (31/12/2022) sejak pukul 20.00 hingga pukul 00.00 Wita. 

Ketua Garnita Malahayati, Sitya Giona Nur Alam mengungkapkan, akan banyak hal menarik dalam kegiatan tersebut seperti doorprize, musik dan games.

Baca Juga: 13 Pos Pengamanan dan 130 Personel Disiapkan Jelang Nataru, Euforia Warga Jangan Berlebihan

"Pertunjukan kembang api terbesar di Sulawesi Tenggara," ungkapnya, Selasa (20/12/2022).

Putri dari mantan Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam ini menambahkan, masyarakat agar selalu menjaga ketertiban dalam menyongsong tahun baru 2023.

"Selalu ikuti imbauan pemerintah," tambanya.

Untuk diketahui dilansir dari Live Science, baik di Indonesia maupun di belahan dunia lain, pesta kembang api menjadi hal yang identik saat malam pergantian tahun. Bahkan kembang api biasanya sudah muncul saat matahari baru terbenam.

Baca Juga: Ini Tempat Relokasi PKL Kali Kadia Kota Kendari

tradisi menyambut tahun baru dengan keramaian dan pesta kembang api sudah ada sejak zaman dahulu kala.

Hal itu dikatakan oleh Anthony Aveni, seorang astronom dan antropolog di Colgate University, New York, dan penulis "The Book of the Year: A Brief History of Our Seasonal Holidays" (Oxford University Press, 2004). Sejumlah ritual, salah satunya yang kini menjelma jadi pesta kembang api saat malam tahun baru, memiliki akar sejarah panjang dan kemiripan di seluruh dunia.

"Ini merupakan sebuah periode transisi. Saat saya melihat ke luar jendela, yang saya lihat adalah salju. Yang terburuk adalah ini baru sekadar awalan karena memang musim dingin. Tiada matahari dan ketika matahari sedang tak ada, kita harus mendatangkannya lagi, ada sejumlah ritual yang dirancang untuk melakukannya," ucapnya. (B-Adv)

Penulis: Ibnu Sina Ali Hakim

Editor: Kardin 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS