Lapak Banyak Kosong, Pasar Tradisional Kendari Tersisih Pasar Modern dan Tumpah
Abdul Jabaru Hidi, telisik indonesia
Sabtu, 06 September 2025
0 dilihat
Beberapa kios atau los di pasar Anduonohu Kendari kini tidak beroperasi lagi. Foto: Abdul Jabaru Hidi/Telisik
" Persaingan pasar di Kota Kendari semakin terasa ketat. Kehadiran pasar modern seperti minimarket dan pusat perbelanjaan besar serta menjamurnya pasar tumpah di berbagai titik, kini menjadi tantangan serius bagi keberlangsungan pasar tradisional "

KENDARI, TELISIK.ID – Persaingan pasar di Kota Kendari semakin terasa ketat. Kehadiran pasar modern seperti minimarket dan pusat perbelanjaan besar serta menjamurnya pasar tumpah di berbagai titik, kini menjadi tantangan serius bagi keberlangsungan pasar tradisional.
Kondisi ini membuat Perumda Pasar Kota Kendari bergerak cepat sekaligus berharap adanya dukungan revitalisasi dari pemerintah.
Meskipun pasar modern umumnya menyasar kalangan menengah ke atas, efeknya ternyata cukup besar terhadap pasar tradisional. Daya beli masyarakat yang biasanya berputar di pasar rakyat berangsur menurun.
Situasi ini terlihat jelas di beberapa unit pasar, salah satunya Pasar Anduonohu yang dalam setahun terakhir kehilangan hampir setengah pedagang aktif.
Baca Juga: Tak Hanya Kopi, The Harbour Cafe Kendari Suguhkan Seafood Segar dan Snack Unik
“Penurunan jumlah pengunjung sangat drastis, itu terlihat di beberapa pasar tradisional. Seperti di unit Pasar Anduonohu, satu tahun terakhir ini pasar tersebut mengalami lonjakan tempat berjualan pedagang yang kosong hampir mencapai 50 persen,” ujar Manager Umum Perumda Pasar Kendari, Evan kepada telisik.id, Sabtu (6/9/2025).
Selain pasar modern, munculnya pasar tumpah juga memperparah keadaan. Pasar yang tumbuh secara liar di pinggir jalan ini membuat aliran pembeli beralih dari pasar resmi. Evan mencontohkan kasus Pasar Nambo yang sejak 2018 sulit bertahan karena kalah bersaing dengan pasar tumpah di sekitarnya.
“Pasar Nambo sudah dua kali diaktifkan, namun tidak bertahan lama karena pasar tumpah di dekatnya lebih diminati. Akibatnya sampai sekarang pasar itu tidak produktif lagi,” jelasnya.
Menghadapi tantangan ini, Perumda Pasar Kendari di bawah kepemimpinan Asnar, S.Sos., M.Si mencoba mengimplementasikan sejumlah strategi dalam program asta cita. Pertama, membentuk Satgas K3 yang menjaga kebersihan dan kenyamanan pasar tradisional.
Kedua, memanfaatkan media sosial untuk menarik pembeli, termasuk melibatkan pegiat medsos dalam promosi pasar. Ketiga, pengelolaan pasar yang lebih transparan agar kepercayaan pedagang dan pengunjung meningkat.
“Upaya-upaya tersebut sudah dilakukan di beberapa unit pasar seperti Pasar Wayong dengan melibatkan pedagang aktif dalam perawatan fasilitas. Begitu juga di Pasar Baruga yang dikenal dengan sayuran segar langsung dari petani dengan harga terjangkau,” ungkap Evan.
Selain itu, Perumda Pasar juga berinovasi dengan menggandeng Bank Indonesia dalam program digitalisasi pasar, terutama pembayaran non-tunai.
Meski demikian, Evan menekankan bahwa revitalisasi fisik tetap menjadi kebutuhan mendesak agar pasar tradisional bisa lebih menarik, khususnya bagi generasi muda.
Baca Juga: RSJPD Oputa Yi Koo Jalani Kredensialing, Menuju Kerja Sama dengan BPJS Kesehatan
“Saat ini, kami sedang berupaya bersinergi dengan pemerintah agar program revitalisasi pasar secara komprehensif segera dilakukan, sebab untuk merevitalisasi pasar tradisional secara mandiri, kami belum punya kemampuan,” harapnya.
Evan juga menyampaikan pesan kepada masyarakat agar tetap berbelanja di pasar tradisional demi menghidupkan ekonomi kerakyatan, khususnya bagi pelaku UMKM.
Ia menambahkan, dukungan pemerintah sangat dibutuhkan, baik dalam membantu revitalisasi pasar, membatasi izin pasar modern, maupun menertibkan pasar tumpah.
“Harapan kami kepada pemerintah agar memperhatikan dan membantu menjaga eksistensi pasar tradisional. Selain itu, pasar ilegal atau pasar tumpah juga harus segera ditertibkan,” tutup Evan. (C)
Penulis: Abdul Jabaru Hidi
Editor: Ahmad Jaelani
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS