Prabowo Beri Lampu Hijau Purbaya Alihkan Kas Negara Rp 200 Triliun BI ke Perbankan
Reporter
Kamis, 11 September 2025 / 8:34 am
Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa (tengah) didampingi Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara (kiri) dan Thomas A. M. Djiwandono (kanan). Foto: Repro Antara.
JAKARTA, TELISIK.ID – Pemerintah mengambil langkah strategis dalam pengelolaan kas negara. Presiden Prabowo Subianto telah memberikan persetujuan kepada Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, untuk mengalihkan dana sebesar Rp 200 triliun yang selama ini tersimpan di Bank Indonesia (BI) ke sektor perbankan.
Langkah ini dimaksudkan untuk mempercepat perputaran ekonomi melalui penambahan likuiditas yang dapat dimanfaatkan oleh bank dalam menyalurkan kredit ke masyarakat.
Dalam keterangannya di Istana Negara, Purbaya menegaskan bahwa kebijakan ini tidak berbentuk pinjaman kepada perbankan, melainkan mekanisme serupa dengan penempatan deposito pemerintah di bank.
“Itu jadi sistemnya bukan saya ngasih pinjaman ke bank dan lain-lain. Ini seperti anda naruh deposito di bank, kira-kira gitu kasarnya. Nanti penyalurannya terserah bank. Tapi kalau saya mau pakai, saya ambil,” jelasnya, dikutip dari CNBC Indonesia, Kamis (11/9/2025).
Purbaya menekankan, perbankan tidak diperkenankan menggunakan dana tersebut untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN) atau Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Menurutnya, tujuan utama dari pengalihan dana ini adalah agar uang negara benar-benar mengalir ke perekonomian riil.
Baca Juga: Sosok Ponakan Prabowo Rahayu Saraswati Putuskan Hengkang dari DPR, Isi Jabatan Menpora?
“Jadi uangnya betul-betul ada sistem perekonomian, sehingga ekonominya bisa jalan,” tegasnya.
Kebijakan ini juga diyakini tidak akan memicu lonjakan inflasi. Purbaya menyebut, ruang pertumbuhan ekonomi Indonesia masih terbuka lebar, dengan potensi mencapai 6,5%. Saat ini, realisasi pertumbuhan ekonomi masih berada di kisaran 5%.
Baca Juga: Viral Sosok Yudo Sadewa Anak Menkeu Purbaya, Baru Dilantik Blunder Sentil Sri Mulyani Agen CIA
“Kita masih jauh dari inflasi. Jadi kalau saya injek stimulus ke perekonomian, harusnya kalau ekonominya masih di 5%, masih jauh dari inflasi,” tambahnya.
Persetujuan langsung dari Presiden Prabowo menegaskan arah kebijakan fiskal pemerintah yang berfokus pada penguatan sektor riil. Dana Rp 200 triliun yang dialihkan diharapkan mampu memperkuat daya dorong perbankan dalam menyalurkan kredit produktif, memperluas akses pembiayaan bagi dunia usaha, serta mendukung penciptaan lapangan kerja.
Dengan langkah ini, pemerintah berupaya memastikan agar kas negara tidak hanya mengendap di BI, tetapi benar-benar memberikan dampak nyata bagi pertumbuhan ekonomi nasional. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS