Pria Jauh dari Jawa Keliling Puluhan Kilometer Jual Roti di Kendari
Reporter
Kamis, 07 Agustus 2025 / 10:35 pm
Abdul seorang penjual roti yang harus berkeliling setiap harinya mulai tempat tinggalnya di tanukila sampai di andonohu, foto: Gede Suyana Sriski/telisik
KENDARI, TELISIK.ID – Setiap pagi, seorang pria paruh baya memulai harinya dengan memikul kotak roti dari lorong kecil di Tanukila, Wua-Wua.
Ia menyusuri jalanan hingga ke kawasan kampus baru Universitas Halu Oleo (UHO) dan wilayah Andonohu. Panas dan hujan tak jadi alasan untuk berhenti. Ia tetap melangkah, menjajakan roti demi menghidupi keluarganya.?
Namanya Abdul, lelaki berusia 45 tahun yang datang jauh dari Pulau Jawa. Ia mulai merantau ke Kota Kendari sejak tahun 2020 setelah diajak oleh temannya untuk mencoba peruntungan. Sejak saat itu, ia menekuni profesi sebagai penjual roti keliling.
Baca Juga: Oddo, Betah Puluhan Tahun sebagai Juru Pikul Barang di Pasar Mandonga Kendari
“Alhamdulillah setiap kali jualan roti yang saya bawa selalunya habis dan saya memperoleh keuntungan Rp 150 ribu setiap kali jualan,” ucapnya kepada telisik.id, Kamis (7/8/2025)
Setiap harinya, Abdul membawa puluhan potong roti yang dijual dengan harga terjangkau, yakni Rp 5.000 untuk dua buah. Ia mulai berjualan sejak pukul 08.00 pagi dan biasanya baru pulang sekitar pukul 15.00 sore. Rute yang ditempuhnya cukup jauh, bahkan bisa mencapai puluhan kilometer.
Abdul tinggal bersama istri dan anak semata wayangnya di sebuah kamar kos sederhana di Lorong Tanukila. Meski hidup sederhana, ia tetap merasa bersyukur karena masih bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Kita syukurin saja, masih bisa makan di saat sekarang ini,” ujar Abdul.
Setiap tahun, ia masih menyempatkan pulang ke Jawa, biasanya saat bulan Ramadan dan kembali ke Kendari setelah Idulfitri.
“Orang tua saya masih ada di Jawa, saya kadang pulang pada saat bulan puasa aja dan selesai lebaran baru balik ke Kendari lagi,” katanya.
Baca Juga: Arifin Perantau Asal Kolaka Berjuang 10 Tahun dari Usaha Kuliner Batagor di Kendari
Roti dagangan Abdul disukai oleh banyak pelanggannya karena rasanya yang enak dan variasi isinya. Salah seorang pelanggan setia, Suri, mengaku kerap membeli roti Abdul setiap pagi sebagai bekal ke kantor.
“Saya biasa membeli jualannya pagi hari untuk bekal saya di kantor, rasanya enak dan harganya juga murah meriah,” tutur Suri.
?Dalam lima tahun terakhir, Abdul terus mempertahankan semangatnya untuk bekerja keras, meski usianya tak lagi muda. Roti yang ia jual menjadi saksi perjuangannya bertahan hidup di tanah rantau, jauh dari kampung halaman. (B)
Penulis: Gede Suyana Sriski
Editor: Ahmad Jaelani
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS