Siti Aminah, Penjual Sayur Keliling: Berjuang Sendiri untuk Pendidikan Dua Anak
Reporter
Kamis, 12 Desember 2024 / 10:46 pm
KENDARI, TELISIK.ID – Setiap pagi, pukul 07:00 WITA, suara klakson sepeda motor yang nyaring mulai terdengar di sepanjang lorong-lorong kampus Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari dan permukiman warga.
Suara klakson sepeda motor yang nyaring itu berasal dari Siti Aminah, seorang ibu yang berjualan sayur keliling untuk memenuhi kebutuhan hidup bersama kedua anaknya.
Dengan semangat yang tak pernah pudar, Siti Aminah mengendarai sepeda motor tua dengan tas berisi sayuran segar di belakangnya. Setiap hari, ia berkeliling melewati jalan-jalan yang ramai, berharap dagangannya laku agar bisa memenuhi kebutuhan keluarga.
Siti Aminah, yang kini berusia 41 tahun, telah menjalani profesi ini lebih dari lima tahun. Meskipun perjalanan hidupnya penuh dengan tantangan, terutama sebagai ibu yang harus membesarkan anak-anaknya seorang diri, ia terus berjuang.
Baca Juga: SMAN 12 Kendari Butuh Pembenahan Fasilitas Olahraga dan Jalan
Dalam wawancara dengan telisik.id, Siti Aminah berbagi cerita tentang perjuangan hidup yang ia jalani. Sambil berlinang air mata, Siti Aminah mengungkapkan bahwa ia menjadi tulang punggung keluarga.
Setiap pagi, ia bangun lebih awal untuk menyiapkan sayuran segar yang akan dijual. Setelah itu, ia meluncur menggunakan sepeda motor miliknya menuju berbagai tempat, berkeliling di sekitar kampus UHO dan kawasan Kelurahan Lepo-Lepo.
“Tiap pagi, saya berangkat jam 7. Kalau sudah habis jualannya, sekitar jam 11.30 saya berhenti untuk istirahat sebentar. Di tempat istirahat, saya makan bekal yang saya bawa. Kadang hujan, basah semua. Tapi mau gimana lagi, saya terus bertahan,” tutur Siti Aminah dengan suara bergetar.
Bagi Siti Aminah, hari-hari yang penuh hujan dan panas adalah bagian dari perjuangan hidup. Kadang-kadang ia harus memilih untuk bertahan di luar meskipun tubuhnya basah kuyup akibat guyuran hujan, karena kembali ke rumah akan menghabiskan waktu dan tenaga.
“Yang paling sedih itu saat hujan. Pagi tadi saya kering di badan, pakaian basah. Tapi, kalau pulang lagi ke rumah, saya lebih baik cari tempat istirahat. Karena kadang kalau sudah pulang, jarang balik lagi. Jadi saya teruskan saja,” kata Siti Aminah dengan mata masih berkaca-kaca.
Meskipun harus menghadapi cuaca buruk, Siti Aminah tetap bersyukur. “Alhamdulillah, setiap hari laku. Kalau saya bisa dapat 200 ribu per hari, sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan. Meski kadang ada hari-hari yang penghasilannya tak menentu,” tambahnya.
Di balik kelelahan yang tampak di wajahnya, Siti Aminah tetap berusaha menunjukkan senyum kepada setiap pembeli yang datang. Ia berusaha tetap menjaga keceriaan di tengah kerasnya kehidupan.
Meskipun perut kadang lapar dan tubuh terasa lelah, ia terus berjuang demi masa depan kedua anaknya yang masih bersekolah.
Bagi Siti Aminah, keberadaan dirinya sebagai penjual sayur keliling bukan hanya sekadar mencari nafkah, tetapi juga untuk memastikan anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang baik dan masa depan yang lebih cerah.
Baca Juga: Harga Bahan Pokok di Pasar Tradisional Kendari Naik Jelang Akhir Tahun
Setiap hari adalah perjuangan baru bagi Siti Aminah. Walau hidup dalam keterbatasan, ia selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi keluarganya.
Dengan penuh harapan, ia terus melangkah, karena bagi seorang ibu, tidak ada yang lebih penting daripada memastikan kebahagiaan dan kesejahteraan anak-anaknya.
Salah seorang pembeli setia, Hikma, mengungkapkan bahwa ia sering melihat Siti Aminah di lorong Bintang, depan kampus UHO.
“Banyak langganannya di sini. Orangnya ramah, selalu menyapa dengan senyum. Alhamdulillah, dengan adanya penjual sayur keliling, kami jadi tidak perlu keluar jauh-jauh ke pasar. Semua bisa dibeli di sini,” ujar Hikma. (B)
Penulis: Erni Yanti
Editor: Mustaqim
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS