Sosok Tom Lembong: Tersangka Kasus Impor Gula, Pernah Buat Pidato 'Game of Thrones' untuk Jokowi

Ahmad Jaelani

Reporter

Rabu, 30 Oktober 2024  /  8:53 pm

Mantan Menteri Perdagangan Thomas Lembong dibawa menuju mobil tahanan di Kejaksaan Agung. Foto: Repro Antara

JAKARTA, TELISIK.ID - Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan Thomas Trikasih Lembong, yang akrab disapa Tom Lembong, sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi terkait impor gula.

Nama mantan Menteri Perdagangan ini kembali mencuat setelah diduga terlibat dalam praktik korupsi yang merugikan negara.

Kasus ini bermula dari temuan Kejagung terkait impor ratusan ribu ton gula kristal mentah yang disetujui Tom pada 2015, meski kala itu Indonesia dilaporkan mengalami surplus gula.

Menurut Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus), Abdul Qohar, pihaknya telah melakukan penyelidikan mendalam sebelum menetapkan Tom sebagai tersangka.

“Pada hari ini, Selasa 29 Oktober 2024, penyidik Jampidsus Kejagung menetapkan status saksi terhadap dua orang menjadi tersangka karena telah memenuhi alat bukti. Kedua tersangka tersebut adalah TTL selaku Menteri Perdagangan 2015-2016,” ujar Abdul Qohar di Kejagung, Jakarta Selatan, seperti dikutip dari merdeka.com, Rabu (30/10/2024).

Baca Juga: Profil Selebgram Alnaura Karima: Dipulangkan dari Jepang Kasus Investasi Bodong

Penetapan Tom Lembong sebagai tersangka tidak hanya mencoreng kariernya, tetapi juga memancing sorotan publik. Sebagai seorang tokoh dengan latar belakang pendidikan dan karier yang cemerlang, kejatuhan Tom dalam kasus ini seakan menunjukkan sisi lain dari dunia politik dan bisnis.

Perjalanan hidupnya, dari masa kecil di Jerman hingga menduduki posisi menteri, menggambarkan sosok yang cerdas dan berprestasi, namun kini terjerat masalah hukum.

Sosok Tom Lembong

Lahir pada 4 Maret 1971 di Jakarta, Tom Lembong merupakan anak seorang dokter spesialis jantung dan THT, Yohanes Lembong. Masa kecilnya dihabiskan di Jerman, tempat ia bersekolah dasar hingga usia sepuluh tahun sebelum kembali ke Indonesia untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Regina Pacis Jakarta.

Di jenjang SMA, Tom memilih Boston, Amerika Serikat, sebagai tempat melanjutkan studi, dan kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di Harvard University, dengan jurusan Arsitektur dan Perancangan Kota.

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Tom berkarier di perusahaan besar seperti Morgan Stanley di Singapura dan Deutsche Securities Indonesia.

Ia juga menjabat sebagai kepala divisi di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), lalu mendirikan Quvat Management Pte. Ltd, perusahaan dana ekuitas swasta pada 2006.

Karier bisnisnya terus menanjak hingga menjadi Presiden Komisaris PT Graha Layar Prima Tbk (BlitzMegaplex).

Puncak kariernya di pemerintahan terjadi ketika ia diangkat sebagai Menteri Perdagangan pada 2015 oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Saat itu, Tom sudah dikenal sebagai penasihat ekonomi dan penulis pidato Jokowi sejak Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Dalam perannya sebagai Menteri Perdagangan, Tom dikenal inovatif dan penuh ide kreatif. Namun, keputusannya yang mengizinkan impor gula kristal mentah di tahun 2015 kini menjadi sorotan tajam dalam kasus korupsi yang menyeret namanya.

Penetapan tersangka terhadap Tom dalam kasus impor gula ini menguak praktik dugaan korupsi yang diduga terjadi selama ia menjabat. Berdasarkan hasil rapat koordinasi pada 12 Mei 2015, Kementerian menyatakan bahwa Indonesia mengalami surplus gula dan tidak membutuhkan impor.

Meski begitu, Tom memberikan izin impor kepada perusahaan swasta, PT AP, yang seharusnya hanya diperuntukkan bagi BUMN, sesuai dengan aturan.

“Ini menjadi bukti adanya ketidaksesuaian antara izin yang dikeluarkan dan kebutuhan pasar,” jelas Abdul Qohar.

Pidato Game of Thrones Jokowi

Selain kiprah bisnis dan politik, sosok Tom Lembong juga dikenal melalui momen-momen unik bersama Jokowi.

Pada 2018, ia membantu Jokowi dalam menyusun pidato ikonik berjudul "Game of Thrones" yang disampaikan di pertemuan International Monetary Fund (IMF) di Bali, seperti dikutip dari CNBC Indonesia.

Pidato ini viral karena Jokowi menggunakan frasa "Winter is Coming," menggambarkan kondisi ekonomi dunia yang penuh tantangan. Pidato ini berhasil memikat perhatian internasional dan memancing tepuk tangan dari para delegasi.

Tidak hanya itu, Tom juga merupakan otak di balik pidato “Thanos” yang disampaikan Jokowi pada Forum Ekonomi Dunia (WEF) di tahun yang sama.

Dalam pidato ini, Jokowi menyampaikan tentang kondisi ekonomi global yang kian kompleks dan seolah mengarah pada "perang tanpa batas" seperti yang digambarkan dalam film "Avengers: Infinity War."

Baca Juga: Sosok Abdul Mu'ti: Baru Dilantik Prabowo jadi Mendikdasmen, Beri Afirmasi Guru Honorer Supriyani Lulus PPPK

Ide-ide kreatif Tom menjadikan Jokowi tampil lebih segar dalam forum internasional dan menunjukkan pendekatan baru dalam diplomasi ekonomi.

Dalam laporan harta kekayaannya sebagai Kepala BKPM pada 2019, Tom tercatat memiliki kekayaan sekitar Rp 101 miliar, sebagian besar dalam bentuk surat berharga. Uniknya, dia tidak memiliki aset berupa tanah dan bangunan, serta tidak memiliki kendaraan.

Kekayaannya terdiri dari harta bergerak lainnya senilai Rp 180 juta, surat berharga Rp 94,5 miliar, kas dan setara kas Rp 2 miliar, dan harta lainnya sebesar Rp 4,7 miliar. Laporan juga menunjukkan bahwa Tom memiliki utang sebesar Rp 86 juta.

Bersama DS, direktur pengembangan bisnis PT PPI periode 2015 - 2016, Tom kini ditahan di Rutan Salemba Kejagung dan Kejari Jakarta Selatan. Penahanan ini dilakukan selama 20 hari pertama untuk proses pemeriksaan lebih lanjut.

“Tidak ada kasus yang diabaikan oleh penyidik, dan penanganan perkara korupsi impor gula terus berlanjut,” tegas Kapuspenkum Kejagung, Harli Siregar. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS