Tiga Negara Ini Penduduknya Paling Pelit Senyum, Dianggap Kebodohan dan Tidak Penting

Ahmad Jaelani

Reporter

Jumat, 13 September 2024  /  3:54 pm

Bagi orang Rusia, senyum terlalu banyak dianggap sebagai tanda kebodohan. Orang tua mereka mengajarkan bahwa terlalu sering tersenyum dapat menurunkan martabat. Foto: Repro Pixabay

MOSCOW, TELISIK.ID - Melihat orang tersenyum merupakan kesenangan tersendiri bagi setiap orang. Bahkan, senyum dianggap bisa meningkatkan imun tubuh, menghilangkan stres, meredakan rasa sakit, dan tekanan darah tinggi.

Namun, di beberapa negara, senyum seolah menjadi hal langka. Meskipun Indonesia dikenal ramah dan penuh senyum, ada beberapa negara yang penduduknya justru jarang memperlihatkan senyuman.

Sikap ini memunculkan kesan dingin dan tidak ramah bagi turis asing yang mengunjungi negara-negara tersebut. Hal ini cukup kontras dengan budaya di negara yang penuh keramahan.

Telisikers, negara mana saja yang dikenal paling pelit dalam hal senyum? Berikut tiga negara dengan penduduk yang jarang tersenyum, sehingga terkadang dianggap tidak ramah oleh orang luar.

1. Rusia: Senyum Tanda Kebodohan

Mengutip CNN Indonesia, Jumat (13/9/2024), Rusia menjadi salah satu negara yang dikenal dengan penduduknya yang paling jarang tersenyum. Orang Rusia tidak tersenyum hanya karena hal-hal sepele atau lelucon.

Bagi mereka, senyum terlalu banyak dianggap sebagai tanda kebodohan. Pandangan ini sudah tertanam sejak kecil, dimana orang tua mereka mengajarkan bahwa terlalu sering tersenyum dapat menurunkan martabat seseorang.

Banyak turis yang menganggap bahwa penduduk Rusia tidak ramah karena jarang tersenyum. Wisatawan seringkali merasa canggung untuk bertanya atau meminta bantuan, terutama karena minimnya senyum dari penduduk lokal.

Baca Juga: Rekomendasi 10 Negara dengan Biaya Liburan Paling Murah per Malam

Hal ini kemudian menciptakan kesan bahwa orang Rusia dingin dan tertutup, padahal bagi mereka, senyum hanya diberikan dalam situasi yang sangat spesial.

Namun, meskipun jarang tersenyum, bukan berarti orang Rusia tidak ramah atau tidak peduli. Mereka memiliki cara tersendiri untuk menunjukkan keramahan, hanya saja berbeda dengan kebiasaan di negara lain yang lebih ekspresif.

Kesan dingin ini bukan berarti mereka tidak bisa hangat, tetapi senyum bagi mereka bukan hal yang sembarangan dilakukan.

2. Jerman: Senyum Tidak Penting

Jerman juga dikenal sebagai negara dimana senyum bukanlah sesuatu yang sering ditemukan. Menurut laporan dari DW, orang Jerman menganggap senyum sebagai sesuatu yang kurang penting.

Mereka cenderung menunjukkan keseriusan dalam kehidupan sehari-hari, dan hal ini tercermin dari minimnya senyuman di wajah mereka. Dalam budaya Jerman, senyum yang berlebihan dianggap tidak tulus atau bahkan dianggap tidak sopan.

Para dosen asing yang bekerja di Jerman sering kali merasa bahwa mahasiswa di sana kurang ramah karena tidak banyak tersenyum. Terutama dosen dari Amerika Serikat, yang terbiasa dengan budaya yang lebih ramah dan terbuka, merasa ada jarak emosional dengan mahasiswa Jerman.

Namun, di balik sikap tersebut, terdapat penghormatan tersendiri. Kurang senyum dianggap sebagai tanda keseriusan dan penghargaan terhadap proses belajar. Mahasiswa Jerman percaya bahwa menunjukkan wajah yang serius saat kuliah adalah bentuk penghormatan kepada dosen, dan senyum terlalu banyak justru bisa dianggap sebagai penghinaan.

Baca Juga: Bukan Anak Kandung Kaisar Jepang Naruhito, Pangeran Hisahito Bakal Naik Tahta

3. Norwegia: Senyum Sebuah Kelangkaan

Negara Skandinavia, Norwegia, juga masuk dalam daftar negara yang penduduknya paling jarang tersenyum. Berdasarkan riset yang dipublikasikan dalam jurnal Typically Norwegian to be impolite: Impoliteness according to whom?, penduduk Norwegia memang terkenal pelit senyum, terutama dalam interaksi.

Turis-turis asing yang datang ke Norwegia kerap mengeluhkan kondisi ini. Dalam jurnal di atas, seorang turis asing asal Jepang yang tidak disebutkan namanya mengeluhkan ketidakramahan orang Norwegia yang sama sekali tidak tersenyum ketika memberikan pelayanan di tempat-tempat publik, seperti di restoran dan di toko.

"Menjadi pelanggan di Norwegia sama sekali tidak nyaman," kata turis asal Jepang tersebut dikutip dari Ocean Acces. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS