Tinggal di Lahan Orang, Pemulung Ini Tetap Bisa Sekolahkan 2 Anaknya

Nadwa Rifada

Reporter

Sabtu, 16 April 2022  /  7:06 pm

Anton yang sedang berdiri di samping gerobak dengan pakaian yang terlihat kotor, karena memulung untuk memenuhi kebutuhan hidup. Foto : Nadwa Rifada/ Telisik

KENDARI, TELISIK.ID - Dalam hidup kita, akan selalu dihadapkan dengan masalah. Bersabar dan berusaha menghadapinya tanpa mengeluh adalah cara terbaik menyelesaikan masalah tersebut.

Tidak semua orang mampu menghadapi masalah dengan kesabaran, namun mereka yang mampu menghadapinya dengan cara terbaik akan menjadi seorang pemenang dalam kehidupan.

Kehidupan Anton (54), memang tidak seberuntung orang lain. Ia yang kesehariannya memulung hanya bisa memunguti botol, kardus dan barang bekas di tempat-tempat sampah kotor di pinggir jalan. Namun Anton tidak pernah malu atau pun mengeluh dengan profesinya.

Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi kota kelahiran Anton. Di sana ia dilahirkan, namun sejak 3 tahun lalu ia sudah menetap dan menjadi penduduk asli Kota Kendari. Ia tinggal bersama istrinya Yukenta (37) dan dua orang anaknya, Tania dan Putra di jalan Sao-Sao.

Setiap hari Anton memperoleh penghasilan yang tidak menentu. Jika menemukan banyak botol, kardus atau barang bekas lainnya, Anton bisa mengantongi Rp 30.000 sampai Rp 50.000 per hari.

Dalam hitungan bulan, penghasilan Anton hanya berkisar Rp 400.000 sampai Rp 500.000, angka yang tidak seberapa untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga selama sebulan.

Baca Juga: Hidup Pas-pasan, Seorang Ibu jadi Tulang Punggung Keluarga

Jika pemulung lain memiliki rumah tetap untuk ditinggali, berbeda dengan Anton, ia dan keluarganya harus tinggal di lahan orang lain. Ia tak memiliki cukup biaya untuk bisa hidup di lahan sendiri.

Belum lagi tetangga pemilik lahan yang ingin membangun pagar. Tentu akan semakin menyulitkan Anton dan keluarga, sebab lahan yang dipakainya sebagian akan dijadikan pagar.

"Pikiran saya terombang-ambing. Bagaimana kami ke depannya, kami belum ada kesiapan untuk menyewa dan membeli tanah. Kami juga harus siap jika disuruh angkat kaki," ungkap Anton, Sabtu (16/4/2022).

Baca Juga: Pernah Jadi Karyawan Proyek, Pemulung Ini Rupanya Jarang Diberi Upah

Meski kehidupan diliputi banyak kekurangan, Anton adalah sosok ayah yang betanggung jawab. Buktinya ia tetap mampu menyekolahkan Tania (1 SMP) dan Putra (4 SD). Saat ini, ia bahkan rela bekerja apa saja, jika ada orang baik yang ingin mempekerjakannya.

Pendidikan Anton memang hanya sebatas SMA, namun ia mengerti pentingnya pendidikan untuk anak-anaknya. Ia tidak ingin anak-anaknya putus sekolah. Dan akan merasa sangat bangga jika kedua anaknya nanti bisa menyelesaikan pendidikan mereka.

Maka setiap hari, Anton menyisihkan hasil dari memulungnya untuk pendidikan mereka. Berharap kelak keduanya menjadi orang dengan kehidupan yang lebih baik. (A)

Reporter: Nadwa Rifada

Editor: Kardin