Wa Ode Khalifa 32 Tahun Olah Potensi Lokal dari Bisnis Kacang Mete Jadi Cuan

R. Anugrah

Reporter

Minggu, 08 Juni 2025  /  9:47 pm

Wa Ode Khalifa di toko miliknya yang menjual kacang mete berbagai varian di Jalan Poros Raha-Wamengkoli, Desa Mabodo, Kecamatan Kontunaga, Kabupaten Muna. Foto: R Anugrah/Telisik

MUNA, TELISIK.ID – Kacang mete produksi rumahan warga Kabupaten Muna sudah terkenal luas di pasaran, khususnya di Sulawesi Tenggara. Rasanya yang gurih dengan beragam varian memberikan kekhasan tersendiri.    

Salah satu sentra produksi dan penjualan kacang mete di Kabupaten Muna adalah yang berada di Desa Mabodo, Kecamatan Kontunaga. Toko Kacang Mete "Husakasari Semesta" merupakan sentra produksi dan penjualan yang sudah lama beroperasi.

Pemilik toko tersebut adalah Wa Ode Khalifa (60) bersama suami. Mereka memulai bisnis ini 32 tahun yang lalu, tepatnya sejak 1993.

Berawal dari hanya menjual olahan kacang mete mentah, kini usahanya berkembang dengan beragam varian rasa.

Wa Ode Khalifa bersama suami menjalankan bisnisnya di Jalan Poros Raha-Wamengkoli. Toko milik Khalifa menjual kacang mete siap saji dengan rasa gula merah, asin, gula pasir, pedas manis, panggang, karamel, hingga campuran berbagai rasa (mix).

Baca Juga: Kolak Ubi Talas Muna, Manis Khas Gula Merah dan Santan Alami jadi Sajian Favorit

Harga yang dipatok pun bervariasi, mulai dari Rp 30 ribuan, tergantung berat dan varian.

Khalifa mengaku memilih usaha ini karena melihat potensi besar di daerahnya.

“Banyak masyarakat di Kecamatan Kontunaga ini yang memang pekebun (jambu) mete,” ujarnya saat ditemui di lapaknya, Minggu (8/6/2025).

Proses pengolahan kacang mete terbilang cukup panjang dan memerlukan ketelatenan. Jambu mete yang baru dipetik harus dijemur terlebih dahulu hingga minyaknya kering, kemudian dikupas kulitnya.

Setelah itu dipanggang agar kulit ari mudah terlepas, dijemur kembali selama dua hari, dicuci, lalu digoreng sesuai varian rasa yang diinginkan.

Untuk memenuhi kebutuhan produksi, Khalifa mempekerjakan 10 orang karyawan dan hanya menggunakan bahan baku dari wilayah sekitar Kecamatan Kontunaga.

Produk olahannya kini sudah tersebar di berbagai titik pemasaran seperti MGM Raha, MGM Kendari, serta beberapa gerai Indomaret di Raha dan Kendari.

Selain itu, produk mete Khalifa kerap dibawa ke berbagai pameran dan menjadi oleh-oleh khas bagi para wisatawan yang berkunjung ke Muna.

Namun, menjalankan usaha ini tak lepas dari tantangan. Hujan menjadi salah satu kendala utama dalam proses penjemuran mete. Selain itu, harga mete mentah yang fluktuatif juga menjadi tantangan tersendiri.

Baca Juga: Tape Bombana, Hidangan Khas dengan Cita Rasa Manis Legit Tersedia saat Lebaran

Meski begitu, Khalifa tetap menjaga ketersediaan stok. “Kalau musimnya kita beli saja, baru disimpan. Dia bisa tahan sampai satu tahun,” jelas Khalifa lagi.

Salah satu pelanggan Khalifa, Rafli, mengaku membeli mete untuk seseorang yang ada di Kota Kendari.

"Ada teman di Kendari dia titip minta dibelikan mete yang satu kilo," kata Rafli, saat hendak membayar mete yang telah dipilihnya.

Usaha Khalifa juga pernah mendapat dukungan dari pemerintah berupa bantuan alat kacip untuk membantu proses pengolahan.

Dengan konsistensinya selama lebih dari tiga dekade, Wa Ode Khalifa menjadi contoh nyata pelaku UMKM yang sukses mengolah potensi lokal menjadi produk unggulan daerah. (B)

Penulis: R Anugrah

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS