Daftar Negara dan Kelompok Sekutu Iran Lawan Geng Amerika-Israel dalam Skenario Perang Dunia ke-3
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Selasa, 24 Juni 2025
0 dilihat
Sejumlah serangan Israel menghantam kawasan padat penduduk di Teheran dan lokasi lain di Iran. Foto: Repro BBC.
" Amerika Serikat resmi mengambil bagian langsung dalam konflik Timur Tengah dengan menyerang tiga situs nuklir utama milik Iran "

TEHERAN, TELISIK.ID - Ketegangan memuncak saat Amerika Serikat menyerang fasilitas nuklir Iran. Di tengah ancaman perang besar, muncul pertanyaan: siapa saja sekutu Iran jika skenario Perang Dunia ke-3 benar-benar terjadi?
Amerika Serikat resmi mengambil bagian langsung dalam konflik Timur Tengah dengan menyerang tiga situs nuklir utama milik Iran. Langkah militer ini memicu respons keras dari Teheran, yang menyebut tindakan Washington telah melewati garis merah dan berpotensi memperluas konflik menjadi skala global.
Serangan yang dilakukan dengan rudal dan bom bunker buster seberat 30.000 pon itu menargetkan fasilitas pengayaan uranium di Fordo, Natanz, serta situs nuklir di Isfahan.
Laporan dari Organisasi Energi Atom Iran menyebutkan bahwa fasilitas tersebut mengalami kerusakan besar, meski tidak ada kontaminasi radioaktif yang terdeteksi secara langsung di sekitarnya.
Menurut laporan Pentagon, serangan tersebut menghasilkan "kerusakan dan kehancuran yang sangat parah dan berkelanjutan." Pernyataan senada datang dari juru bicara militer Israel, Effie Defrin, yang menyatakan bahwa "kerusakannya hebat".
Sementara itu, Benjamin Netanyahu mengatakan, "Kami sangat dekat untuk mencapai tujuan kami," merujuk pada upaya Israel menghilangkan ancaman nuklir dari Iran, seperti dilansir dari AP News, Selasa (24/6/2025).
Iran pun menghadapi dilema serius: merespons serangan besar ini sendirian atau bersama aliansi militernya. Meski hubungan beberapa sekutu regional Iran tengah melemah, masih terdapat kekuatan yang berpotensi mendukungnya secara militer.
Baca Juga: Amerika Resmi Ambil Bagian, Rudal Fasilitas Nuklir Iran dan Trump Telepon Netanyahu Klaim Hentikan Perang
Berikut adalah daftar negara dan kelompok yang disebut sebagai sekutu Iran dalam menghadapi dominasi Amerika Serikat dan Israel di kawasan:
1. Hizbullah (Lebanon)
Kelompok milisi Syiah ini telah lama menjadi mitra militer dan ideologis Iran. Meski mengalami kemunduran akibat perang dua tahun dengan Israel, Hizbullah tetap menjadi salah satu kekuatan bersenjata non-negara yang signifikan di Lebanon.
2. Houthi (Yaman)
Didukung Iran dalam konflik Yaman, kelompok Houthi memiliki kekuatan tempur signifikan dan terus menyerang kepentingan AS dan Saudi di kawasan. Pasukan Houthi disebut memiliki kontingen pejuang yang besar dan siap bertindak jika Iran dalam kondisi terdesak.
3. Kelompok Militan di Irak
Iran memiliki pengaruh besar terhadap berbagai kelompok milisi di Irak, yang secara kolektif diperkirakan memiliki sekitar 200.000 personel bersenjata. Kelompok-kelompok ini tetap tangguh dan menjadi kekuatan yang dipertimbangkan di tengah konflik kawasan.
4. Hamas (Palestina)
Meski kemampuan militernya telah banyak dilemahkan oleh Israel dalam dua tahun terakhir, Hamas tetap menjadi bagian dari jaringan dukungan Iran. Kekuatan politik dan ideologisnya di Gaza dan Tepi Barat menjadikan Hamas elemen penting dalam kalkulasi Iran.
Namun, pengamat menilai kondisi jaringan sekutu Iran saat ini tidak sekuat sebelumnya. Andreas Krieg dari King’s College London mengatakan bahwa jaringan itu kini lebih longgar.
“Iran bukan lagi benar-benar 'poros', melainkan jaringan longgar di mana setiap orang sebagian besar sibuk dengan kelangsungan hidupnya sendiri,” ujarnya.
Penilaian serupa datang dari Ian Parmeter, peneliti Timur Tengah dari Universitas Nasional Australia. Ia mengatakan, “Iran berada dalam kondisi terlemahnya dalam lebih dari 40 tahun. Tidak ada sekutunya yang mampu mendukungnya seperti dulu.”
Di Suriah, rezim Bashar al-Assad telah runtuh setelah dua bulan perang antara Israel dan Hizbullah. Runtuhnya Assad dianggap sebagai pukulan besar terhadap jaringan dukungan Iran, sebab Suriah adalah jalur strategis utama bagi pengiriman senjata dan logistik.
Meskipun begitu, Iran masih memiliki opsi strategis, termasuk melakukan serangan rudal balistik ke pangkalan-pangkalan militer AS di Teluk Persia dan menutup Selat Hormuz. Jalur laut itu menjadi titik kritis bagi perdagangan minyak dunia, dengan sekitar 20 persen pasokan global melewatinya.
Secara diplomatik, Iran telah berupaya menjalin kembali hubungan dengan kekuatan regional, termasuk Arab Saudi dan Mesir.
Menurut peneliti Ali Mamouri dari Universitas Deakin, pendekatan diplomatik ini telah memperluas dukungan politik Iran, terutama dari negara-negara mayoritas Muslim.
Namun, Mamouri menyatakan bahwa negara-negara seperti Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Turki kecil kemungkinan akan memberikan dukungan militer nyata. Hal ini disebabkan hubungan erat mereka dengan Amerika Serikat dan kekhawatiran terhadap dampak eskalasi regional.
Dari sisi sekutu global, Iran masih mendapat dukungan diplomatik dari dua kekuatan utama, yaitu Rusia dan Tiongkok. Kedua negara mengutuk serangan AS dan Israel, serta menentang langkah-langkah Dewan Keamanan PBB terhadap Teheran.
Baca Juga: Sisi Lain Bangsa Persia Mesra dengan Yahudi Era Cyrus Agung hingga Runtuh Diganti Republik Islam Iran
Namun, baik Rusia maupun Tiongkok enggan terlibat langsung dalam konflik militer. Rusia masih fokus pada perang di Ukraina dan tampaknya tidak ingin merusak hubungan membaik dengan pemerintahan Trump. Tiongkok juga tidak memiliki sejarah keterlibatan militer langsung di Timur Tengah.
Sebagai tambahan, Parmeter menambahkan, “Itulah sebabnya Pasukan Pertahanan Israel mampu melancarkan serangan-serangan ini ke Iran sekarang.” Ketidakhadiran intervensi langsung dari kekuatan besar dunia memberi ruang bebas bagi aksi militer Israel dan AS.
Dengan ketegangan yang terus meningkat, situasi di kawasan Timur Tengah tetap berada dalam kondisi yang tidak menentu.
Jika eskalasi terus berlanjut, konflik ini berpotensi meluas dan melibatkan kekuatan-kekuatan besar dunia dalam sebuah skenario yang menyerupai Perang Dunia ke-3. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS