Dapat Hidayah Saat Libur Musim Panas, Gadis Ini Putuskan Mualaf

Nurdian Pratiwi, telisik indonesia
Selasa, 09 Agustus 2022
0 dilihat
Dapat Hidayah Saat Libur Musim Panas, Gadis Ini Putuskan Mualaf
Alana Blockley merupakan seorang mualaf yang lahir dan besar di kota Glasgow Skotlandia. Foto: Repro Umma.id

" Alana bercerita bagaimana Agama Islam dapat mengubahnya dari yang sebelumnya, ia dibesarkan tidak dalam bimbingan satu agama tertentu dalam keluarganya "

GLASGOW, TELISIK.ID - Siapa sangka jika momen liburan merupakan salah satu cara seseorang mendapatkan hidayah dari Allah SWT? Seperti halnya kisah seorang gadis asal Skotlandia ini.

Gadis itu bernama Alana Blockley, ia merupakan gadis kelahiran Glasgow, Skotlandia. Alana bercerita bagaimana Agama Islam dapat mengubahnya dari yang sebelumnya, ia dibesarkan tidak dalam bimbingan satu agama tertentu dalam keluarganya.

Merangkum dari berbagai sumber, ceritanya bermula saat Alana yang yang harus membantu usaha orang tuanya setiap musim panas, memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya. Kala itu, sekolahnya yang mewajibkan untuk mengikuti kelas agama.

"Saya dibesarkan tanpa pendidikan agama sama sekali. Keluarga saya juga bukan keluarga yang agamis. Namun saat sekolah, semua murid diharuskan untuk mengikuti kelas agama. Saya sendiri lupa agama lain apa yang dipelajari saya cuma ingat belajar tentang agama Kristen saja," kata dia seperti dikutip dari tayangan YouTube.

Satu-satunya hal yang diingatnya saat itu adalah pergi ke gereja saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar dan menyanyikan lagu rohani di sana. 

"Namun saya tidak menganggapnya sesuatu yang serius saya disuruh ke sekolah Minggu tapi saya tidak gubris lalu setiap tahun kami merayakan Natal dan Paskah itupun sekedar ikut-ikutan saja sebab semua orang merayakannya, ada coklat dan kado-kado natal,” kata dia.

Baca Juga: Gadis Ini Putuskan Mualaf usai Mencoba Salat Pertama Kali

“Hari raya tersebut bagi saya tak berhubungan dengan Tuhan jadi murni perayaan saja. Bisa dibilang semua hari raya itu tak lebih daripada budaya saja," lanjutnya.

Saat itu dirinya sudah  mengetahui tentang Islam sebelum menjadi seorang mualaf. Kala itu, pandangannya tentang Islam terpengaruh oleh komunitas orang Pakistan. Dia melihat islam lewat cara mereka berpakaian, makanan, serta hal-hal yang lain.

"Saya juga melihat berita di dunia bahwa muslim itu jahat-jahat. Muslim itu teroris, suka memukul istri, istri dilarang bekerja dan harus tetap di rumah, cukup jadi ibu rumah tangga saja itulah persepsi saya dulu soal Islam. Tapi karena saya tidak punya teman yang Muslim, jadi saya tak khawatir dengan semua anggapan tadi. Kaum Muslim sekedar bagian dari negara ini, itulah sebabnya saya tidak mempermasalahkannya," katanya.

Namun stigma buruk itu ternyata berbanding terbalik dengan apa yang dilihatnya langsung selama berkenalan dengan seorang pria Muslim, sewaktu liburan musim panasnya ke Fuerteventura di Kepulauan Canaria, Spanyol, usai lulus sekolah pada usia 18 tahun.

“Ketika saya berumur 18 tahun, saya memutuskan pergi berlibur ke Canaries. Saat tiba di Fuerteventura, Canary Islands dan beberapa hari ada di sana, seorang pegawai hotel menawarkan dan mengajak saya keluar untuk minum kopi. Dia adalah Abdul, seorang Muslim dari Maroko,” katanya.

Setelah kembali dari Fuerteventura, Abdul kemudian meminta Alana kembali ke Canary Islands. Alana kemudian pergi mengunjungi Abdul. Setelah tiga kali kunjungan, keduanya menyadari bahwa mereka jatuh cinta.

“Setelah pertemuan itu, entahlah saya ingin tahu lebih jauh tentang kehidupannya terlebih agamanya.”

Alana lalu mencari tahu seperti apa sebenarnya Islam melalui buku-buku. Dan hal yang paling ia sepakati adalah Tuhan bukan dan tidak seharusnya berwujud manusia.

Baca Juga: Kisah Lauren Booth, Adik Eks Perdana Menteri Inggris yang Jadi Mualaf

''Meski belum menjadi Muslimah kala itu, saya merasa konsep Yesus sebagai anak Tuhan tidaklah tepat,” kata Alana.

Dia juga mulai mengerti, Islam itu ada di semua belahan dunia.

Menurut Alana, kehidupan Muslim jujur dan sederhana, tidak minum alkohol, berhati-hati dengan makanan. Sehubungan dengan itu, ia takjub ketika teman Muslim yang ia kenal mengembalikan uang kembalian yang lebih kepada pemiliknya.

Kemudian, walaupun ia sempat khawatir saat akan memberi tahu orang tuanya, Alana akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang mualaf.

“Saya mulai mengenakan jilbab saat musim panas tahun 2013 lalu. dan saya akhirnya menikah dengan Abdul secara Islam di Fuerteventura," jelasnya. (C)

Penulis: Nurdian Pratiwi

Editor: Haerani Hambali 

Baca Juga