Deretan Sahabat Nabi yang Mualaf di Bulan Safar
Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Jumat, 25 Agustus 2023
0 dilihat
Bulan Safar memiliki sejumlah peristiwa sejarah penting bagi umat Islam, seperti Perang Abwa’, Peran Dzu Amr, Perang Bani ‘Udzrah, juga ditandai dengan mualafnya tiga orang sahabat nabi. Foto: Islam.nu.or.id
" Umat Islam sedang memasuki bulan Safar, bulan kedua dalam kalender Hijriah. Menurut Kalender Hijriah terbitan Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama RI, awal bulan Safar 2023 jatuh pada Jumat, 18 Agustus 2023 "
KENDARI, TELISIK.ID - Umat Islam sedang memasuki bulan Safar, bulan kedua dalam kalender Hijriah. Menurut Kalender Hijriah terbitan Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama RI, awal bulan Safar 2023 jatuh pada Jumat, 18 Agustus 2023.
Bulan Safar memiliki sejumlah peristiwa sejarah penting bagi umat Islam, seperti Perang Abwa’, Peran Dzu Amr, Perang Bani ‘Udzrah, dan sebagainya. Selain itu, beberapa sahabat Nabi juga mualaf di bulan ini, yaitu Amr bin Ash, Khalid bin Walid, dan Utsman bin Thalhah.
Mengutip Detik.com, anggapan orang jahiliah bahwa Safar adalah bulan kesialan dibantah oleh Rasulullah SAW. Dalam salah satu hadits yang termuat dalam 200 Sual wa Jawab fi al-Aqidah al-Islamiyah karya Syekh Hafizh Hakami dan diterjemahkan As'ad Yasin, Nabi SAW bersabda,
Artinya: "Tidak ada penularan penyakit (tanpa izin Allah), tidak ada penentuan nasib dengan burung (dan sebagainya, thiyarah), tidak ada burung hantu (pembawa sial), dan tidak ada bulan Safar (pembawa na'as)." (HR Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Hurairah).
Baca Juga: Cara Mencegah Sifat Dengki
Kronologi perjalanan mualaf
Dilansir dari Islam.nu.or.id, awal mula kesadaran Amr bin Ash adalah ketika ia bertemu dengan Raja Najasy untuk melakukan diplomasi agar sang raja mau mengusir umat Muslim yang hendak berlindung di negerinya.
Dalam pertemuan itu Amr mendapat perenungan yang akhirnya membuatnya tertarik untuk menjadi mualaf. Sebelum peristiwa hiijrah ke Madinah, umat Muslim pernah hijrah ke Etiopia yang saat itu di bawah kepemimpinan raja adil dan bijaksana bernama Negus, seorang Nasrani yang taat.
Berbagai penindasan yang dialami umat Muslim di tanah Makkah membuat mereka harus segera mencari tempat aman agar bisa menjalani hidup lebih tenang dan beribadah lebih leluasa. Pada bulan Rajab tahun kelima dari kenabian sejumlah sahabat hijrah ke Etiopia.
Jumlah umat Muslim yang hijrah ke Etiopia saat itu sebanyak 16 orang, yang terdiri dari 12 laki-laki dan 4 perempuan. Rombongan ini dipimpin oleh Utsman bin Affan.
Perjalanan yang dilakukan pada malam hari secara sembunyi-sembunyi ini hampir saja digagalkan oleh orang Quraisy. Saat rombongan tiba di pinggir pantai untuk menyeberang, datang dua kapal yang bisa digunakan untuk moda transportasi.
Ketika orang Quraisy sudah tiba di pantai, rombongan Muslim sudah jauh bertolak. Sesampainya di Etiopia, mereka mendapat perlakuan baik dari penduduk setempat dan dibiarkan untuk menetap di sana.
Keberhasilan sekelompok umat Muslim mencari perlindungan ini membuat kaum Quraisy marah besar, mereka tidak mau ada orang Muslim yang bisa hidup damai.
Diutuslah Amr bin Ash dan Abdullah bin Rabi’ah untuk melakukan negoisasi kepada Raja Negus dengan tujuan mempengaruhi sang raja. Dengan begitu, umat Muslim akan diusir dari Etiopia. Keduanya membawa sejumlah hadiah untuk diberikan kepada raja.
Sesampainya di istana, keduanya menemui sang raja dan berkata. “Wahai tuan raja, mereka (orang Islam) yang datang ke negeri ini sebenarnya hanya orang-orang bodoh yang telah banyak melakukan keonaran di negeri sendiri.
Mereka ke sini bukan untuk mengikuti agama tuan, melainkan membawa agama baru yang mereka ciptakan sendiri. Kami diutus pimpinan kami untuk memberitahukan hal ini. Harapannya, tuan bisa waspada dan mengusir mereka,” rayu keduanya.
Guna mendapat informasi yang berimbang, raja mengundang perwakilan umat Muslim untuk menyampaikan fakta sebenarnya. Ditunjuklah Ja’far bin Abu Thalib untuk menjadi juru bicara umat Muslim.
Ja’far menjawab "Dulu kami adalah orang-orang jahiliah yang menyembah berhala. Hingga kemudian Allah mengutus seorang nabi untuk membimbing kami ke jalan yang benar. Berhala-berhala itu akhirnya kami tinggalkan. Bersamaan dengan itu, kami juga diajari nilai-nilai moral kehidupan yang baik, meninggalkan ajaran-ajaran masa lalu yang bobrok,” katanya dikutip dari Islam.nu.or.id.
Raja Negus yang sudah mempelajari ciri-ciri kehadiran nabi akhir zaman itu meyakini bahwa apa yang disampaikan Ja’far sebagai kebenaran. Sang raja kemudian meminta Ja’far membacakan sebagian ayat Al-Qur’an yang dibawa oleh Nabi. Ja’far kemudian membaca, “Kaf ha ya ‘ain shad.”
Seketika raja menangis dan membenarkan ajaran yang dibawa oleh nabi yang disebut umat Muslim. Raja meminta Ja’far untuk menjelaskan perihal Nabi Isa, Ja’far menjelaskan sesuai dengan pandangan agama Islam, yaitu Isa sebagai nabi sekaligus rasul, bukan Tuhan.
Raja mengiyakan dan semakin memperkuat keberpihakannya kepada umat Muslim. Sejak saat itu, raja mengusir dua delegasi orang Qurasiy tadi dan mengembalikan seluruh hadiah yang sudah mereka berikan.
“Wahai Amr, celaka kamu! Patuhlah padaku dan ikuti Muhammad! Sungguh ia berada dalam kebenaran. Mereka yang menentangnya akan bernasib sama seperti Fir’aun ketika melawan Musa,” kata Sang Raja.
Berikut sosok tiga sahabat nabi yang masuk Islam bulan Safar di antaranya:
1. Khalid bin Walid
Khalid bin Walid lahir pada tahun 592 M. Ia merupakan anak dari pasangan Walid bin Mughirah dan Lababah ash-Shaghri binti al-Harits bin Harb. Ayahnya berasal dari bani Makhzhum, salah satu marga terkemuka di kalangan suku Quraisy.
Khalid bin Walid merupakan salah seorang pemimpin yang paling berkuasa di antara orang-orang Quraisy. Paman-pamannya juga tergolong sebagai kaum yang terpandang di Quraisy.
Baca Juga: 4 Doa Sebelum dan Sesudah Berhubungan Intim, Amalkan Agar Dapat Perlindungan Allah
2. Amr bin 'Ash
Amr bin 'Ash adalah salah seorang tokoh dari kabilah Quraisy. Ia lahir di Makkah dengan nama Amr bin Al-Ash bin Wa'il as-Sahmi al-Quraisy, sebagaimana dikatakan dalam buku Seribu Warna Turkiye yang disusun oleh Turkish Spirits.
Sebelum masuk Islam, Amr bin 'Ash meruupakan panglima dari kabilah Quraisy dalam memerangi kaum muslim. Setelah masuk Islam, ia menyesali perbuatannya itu.
3. Utsman bin Thalhah
Utsman bin Thalhah berasal dari kalangan Quraisy, keturunan bani Hajabi. Sahabat nabi yang masuk Islam pada bulan Safar ini dikenal sebagai sosok yang dermawan. Dalam Nisa' Haula ar-Rasul karya Bassam Muhammad Hamami dikatakan, tidak ada seorang pun laki-laki Arab yang lebih mulia dan lebih dermawan daripada Utsman bin Thalhah. (C)
Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS