Diduga Curang dan Nepotisme, Seleksi Perangkat Desa di Manggarai NTT Diprotes Peserta
Berto Davids, telisik indonesia
Sabtu, 25 Juni 2022
0 dilihat
Peserta calon perangkat Desa saat mendatangi Kantor Desa Ponggeok beberapa hari lalu. Mereka memprotes hasil seleksi kepanitiaan karena adanya dugaan kecurangan dan nepotisme. Foto: Ist
" Peserta seleksi calon perangkat Desa Ponggeok, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, Provinsi NTT, memprotes hasil seleksi kepanitiaan karena diduga ada indikasi kecurangan dan nepotisme "
MANGGARAI, TELISIK.ID - Peserta seleksi calon perangkat Desa Ponggeok, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, Provinsi NTT, memprotes hasil seleksi kepanitiaan karena diduga ada indikasi kecurangan dan nepotisme.
Ada beberapa poin protes yang menjadi tuntutan mereka ke pihak desa dan salah satunya soal pendidikan terakhir.
Untuk diketahui dalam seleksi itu berjumlah 20 peserta memperebutkan dua formasi, yaitu Kepala Seksi Pemerintahan dan Kepala Seksi Pelayanan Desa Ponggeok.
Efodius Trinon, salah satu peserta calon perangkat desa menjelaskan bahwa seleksi perangkat di Desa Ponggeok syarat nepotisme dan tidak melalui mekanisme yang berlaku.
Pasalnya saat tes sarjana yang ikut sejumlah 15 orang, 4 orang yang SMA. Kemudian yang tes di Kepala Seksi Pemerintahan berjumlah 6 orang dan 1 orang di antaranya lulusan SMA. Sementara pada Kepala Seksi Pelayanan berjumlah 15 orang, 11 orang di antaranya lulusan sarjana dan 4 orang lainnya lulusan SMA.
"Yang menjadi kejanggalan bagi kita saat ini yang lulus itu malah yang ijazahnya paket C," kata Trinon, Sabtu (25/6/2022).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sementara dalam variabel tambahan penilaian calon perangkat desa itu jelas yang lulusan paket C itu pointnya 5, SMA 10, diploma 15 dan sarjana 20 point.
Dalam tes tersebut, lanjutnya, selain dari variabel penilaian pendidikan terakhir itu adalah tes tertulis, wawancara dan uji kemahiran menggunakan komputer.
"Tadi kita tanya dengan kepala desa, faktor penilaian semacam apa yang dilakukan dalam seleksi perangkat ini yang bisa lulus orang yang berpendidikan paket C, sementara dari nilai variabel pendidikan yang paket C sangat rendah, lalu kalau soal komputer kita pastikan yang sarjana tidak dikalahkan," kata dia.
Baca Juga: Warga Buton Digegerkan Kemunculan Buaya Sepanjang 4,5 Meter
Sementara itu, Windentus Wangur, salah satu peserta yang ikut tes perangkat desa itu juga menyampaikan bahwa telah berembus kabar sejumlah peserta dipastikan lolos dan ternyata terbukti ada nepotisme. Di antaranya keluarga kades dan kerabatnya.
"Yang kita harapkan adalah pembuktian soal nilai, harus ada keterbukaan yang paket C itu nilainya berapa setelah tes, yang sarjana juga demikian. Kami minta kepala desa bisa memfasilitasi agar bisa dibuka dokumen soal-soalnya mungkin dari salah satu peserta saja. Kami hanya minta keadilan,” katanya
Baca Juga: Manfaatkan Lahan Kosong, Kapolsek di Muna Bangun Masjid
Sementara itu, Kades Ponggeok, Hermanus Jehanu menjelaskan bahwa penilaian dan penentuan bagi peserta tes perangkat yang masuk itu ada pada pihak kecamatan.
"Saya fasilitasi adik-adik, besok atau lusa untuk ketemu dengan camat dan para panitia perekrutan perangkat ditingkat kecamatan," tutupnya. (A)
Penulis: Berto Davids
Editor: Musdar