Gunung Ili Lewotolok Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 200 Meter
Marwan Azis, telisik indonesia
Kamis, 03 Desember 2020
0 dilihat
Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata Nusa Tenggara Timur mengeluarkan asap panas disertai abu vulkanik dan batu. Foto: Ist.
" Erupsi disertai gemuruh lemah dan sinar api kurang lebih 20 meter di atas puncak kawah. "
JAKARTA, TELISIK.ID - Gunung Ili Lewotolok yang berada di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) masih terus terjadi hingga hari ini, Kamis (3/12/2020).
Berdasarkan pantauaun Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang berada di Pos Pengamatan Gunung api Ili Lewotolok, tinggi kolom abu teramati sekitar 200 meter di atas puncak.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat.
Erupsi gunung dengan ketinggian 1.623 meter di atas permukaan laut, terekam di seismogram dengan amplitude 5 mm dan berdurasi 25 detik.
“Erupsi disertai gemuruh lemah dan sinar api kurang lebih 20 meter di atas puncak kawah,” kata Dr. Raditya Jati, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB dalam keterangan persnya yang diterima Telisik.id, Kamis (3/12/2020).
Ia mengungkapkan, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lembata, melaporkan jumlah warga yang mengungsi sebanyak 7.968 jiwa. Mereka tersebar di 19 titik pos penampungan dan rumah-rumah warga.
Baca juga: Angka Stunting di Kolaka Utara Tahun 2020 Menurun
Warga yang berada di pos penampungan sebagai berikut, kantor bupati lama 1.366 jiwa, SMPN I Nubatukan 873, aula kantor camat 653, Parak Walang 456, Desa Tapolangu 287, aula Kelurahan Lewoleba Tengah 279, aula Kopdit Ankara 169, los pasar Lamahora 112, aula Kelurahan Lewoleba Timur 65, aula Selandoro 50, aula GMIT Maranatha 64 dan aula BKD PSDM 46.
Sedangkan mereka yang berada di rumah-rumah warga, BPBD mencatat di daerah Lewoleba Timur 1.042 jiwa, Selandoro 1.015, Lewoleba Selatan 467, Lewoleba 347, Lewaleba Tengah 286, Lewoleba Barat 286 dan Lewoleba Utara 105.
Menyikapi penanganan darurat erupsi Gunung Ili Lewotolok, Pemerintah Kabupaten Lembata menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari, terhitung pada 29 November hingga 12 Desember mendatang.
"Penetapan ini tertuang di dalam Surat Keputusan Bupati Lembata Nomor 610 Tahun 2020, tertanggal 30 November 2020," ujarnya.
Di sisi lain, kata Radiyta, BNPB terus memberikan pendampingan dan memonitor penanganan darurat di lokasi.
Sebelumnya, Kepala BNPB Doni Monardo telah melakukan kunjungan ke Kabupaten Lembata untuk melihat langsung dan memberikan arahan dalam penanganan darurat, khususnya di masa pandemi COVID-19.
Baca juga: Empat Daerah di Jatim Kembali Zona Merah COVID-19
BNPB juga memberikan bantuan dana siap pakai sebesar Rp1 miliar untuk penanganan darurat.
Selain dana, BNPB menyediakan tenda pengungsi 5 unit, fleksibel tank 2 unit, family kits 2.000 paket, sandang 200 paket, perlengkapan bayi 500 paket, tambahan gizi 1.200 paket, tambahan lauk 1.200 lauk, makanan siap saji 1.200 paket, masker kain 200 lembar, matras 4.009 lembar dan selimut 5.500 lembar.
Dalam memudahkan dan mengefektifkan distribusi bantuan logistik tersebut, BNPB menggerakkan helikoptek Chinook dari Kota Kupang menuju Lembata.
Melihat kondisi ini, status gunung api berada pada level III atau ‘Siaga.’
PVMBG merekomendasikan masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok dan pengunjung, pendaki atau wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakan atau pun aktivitas dalam zona perkiraan bahaya di dalam area kawah gunung dan seluruh area dalam radius 4 km dari puncak Gunung Ili Lewotolok. (C)
Reporter: Marwan Azis
Editor: Fitrah Nugraha