Harga Pangan di Kendari Melonjak, Pedagang Sepi Pembeli dan Konsumen Terpaksa Berhemat

Andi Makhrunnisa, telisik indonesia
Selasa, 09 September 2025
0 dilihat
Harga Pangan di Kendari Melonjak, Pedagang Sepi Pembeli dan Konsumen Terpaksa Berhemat
Pedagang mengeluhkan sepi pembeli akibat harga pangan melonjak. Foto: Andi Makhrunnisa/Telisik.

" Harga kebutuhan pokok di Kota Kendari terus merangkak naik "

KENDARI, TELISIK.ID - Harga kebutuhan pokok di Kota Kendari terus merangkak naik. Lonjakan ini paling terasa pada beras dan bumbu dapur yang dijual di pasar tradisional. Pedagang mengaku omzet anjlok, sementara pembeli terpaksa menahan diri untuk berbelanja.

Beras jadi sorotan utama di Pasar Ranomeeto, pedagang Gusti Ayu menyebut, beras kepala kini dipatok Rp 750.000 per karung 50 kilogram atau Rp 12 ribu per liter. Padahal sebelumnya harga masih lebih rendah. Beras merek Mawar ukuran 10 kilogram kini Rp 163.000 dan ukuran 5 kilogram Rp 83.000. Sebelumnya hanya Rp 150. 000 (10 Kg) dan Rp 75.000 (5 Kg). Untuk merek BMW, harga sekarang Rp 165. 000 (10 Kg) dan Rp 85.000(5 Kg), padahal sebelumnya Rp 155.000 (10 Kg) dan Rp 78.000 (5 Kg).

Bahkan bumbu dapur ikut terseret. Bawang putih dijual Rp 50.000 per kilogram dari sebelumnya Rp 45.000, sedangkan ukuran liter Rp 40.000 dari Rp 35.000. Bawang merah juga terdongkrak menjadi Rp 55. 000 per kilogram dan Rp 45.000 per liter.

“Kalau harga beras terus naik, pembeli makin sedikit. Mereka biasanya beli karung, sekarang turun jadi 5 kilo bahkan cuma beberapa liter,” keluh Gusti Ayu, saat ditemukan, Selasa (9/9/2025).

Situasi tak kalah panas di Pasar Baruga, seorang pedagang Riska menyampaikan, harga beras merek Mawar kini Rp 165.000 per 10 kilogram dan Rp 85.000 untuk 5 kilogram. Untuk merek BMW, harganya sama, yakni Rp 165. 000 (10 Kg) dan Rp 85.000 (5 Kg).

Baca Juga: Harga Bawang Merah di Kendari Tembus Rp 60 Ribu/Kg

Sementara beras kepala melonjak lebih tinggi, dijual Rp 780.000 per 50 kilogram atau Rp 13 ribu per liter. Tidak berhenti di situ, kenaikan harga juga terasa pada bawang merah dan bawang putih yang kini dijual Rp 45.000 dan Rp 49.000 per liter.

Meski harga naik, pedagang tidak meraup untung besar. Sebaliknya, mereka kehilangan banyak pelanggan.

“Harga jual naik, tapi yang beli sedikit. Malah pendapatan kami turun,” ungkap Riska.

Dampak paling terasa dialami masyarakat kecil. Marwah, seorang mahasiswa yang ditemui saat berbelanja di Pasar Ranomeeto, mengaku ikut terbebani.

Baca Juga: Harga Beras di Kota Kendari Meroket Bikin Dompet Konsumen Menangis

“Saya sangat merasakan dampak kenaikan harga ini. Apalagi sebagai mahasiswa, harus benar-benar berhemat. Biasanya bisa beli beras agak banyak untuk kos, sekarang hanya bisa beli sedikit,” tutur Marwah.

Lonjakan harga pangan ini menambah daftar panjang keluhan warga. Banyak ibu rumah tangga mengaku harus pintar-pintar mengatur belanja agar kebutuhan harian tetap tercukupi. Ada yang mengganti belanja bulanan menjadi mingguan, ada pula yang mengurangi jumlah pembelian agar sesuai dengan uang di kantong.

Kenaikan harga yang terus berlanjut membuat suasana pasar berubah. Pedagang resah karena dagangan menumpuk, konsumen pun gelisah karena kebutuhan pokok semakin mahal. Harga pangan kini bukan sekadar angka, melainkan cermin beratnya beban hidup masyarakat Kendari. (A)

Penulis: Andi Makhrunnisa

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga