Kilas Balik Bom Atom Pertama Kali Dijadikan Senjata Pemusnah Massal dan 9 Negara Koleksi Nuklir Terbanyak

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Rabu, 10 Juli 2024
0 dilihat
Kilas Balik Bom Atom Pertama Kali Dijadikan Senjata Pemusnah Massal dan 9 Negara Koleksi Nuklir Terbanyak
Kendaraan pengendali rudal milik Rusia, menjadikanya negara dengan senjata nuklir terbesar. Foto: Repro Istockphoto

" Rusia mempunyai 5.889 senjata nuklir dan secara konsisten menolak menandatangani Perjanjian Pelarangan Senjata Nuklir (TPNW) sejak resolusi tahunan Majelis Umum PBB pada 2018 "

MOSCOW, TELISIK.ID - Sejak bom atom pertama kali diproduksi pada 1945, hanya segelintir negara yang memiliki senjata nuklir. Keberadaan nuklir menjadi kekhawatiran awal selama Perang Dingin. Menyebabkan berakhirnya Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) pada 1968.

Terakhir kali dunia berada di ambang kehancuran total karena ancaman perang nuklir, adalah pada bulan Oktober tahun 1962. Ketika itu Amerika dan Uni Soviet saling berlomba untuk mendapatkan posisi sebagai negara paling kuat.

Sejumlah senjata nuklir Amerika yang ditempatkan di Italia dan Turki diarahkan ke Uni Soviet, sementara pemimpin Rusia Nikita Khrushchev mengirim rudal nuklirnya ke Kuba, yang terletak hanya 70 km dari daratan Amerika.

Daniel Ellsberg yang terkenal sebagai pembocor dokumen Perang Vietnam, baru saja menerbitkan buku berjudul "The Doomsday Machine", tentang kemungkinan terjadinya perang nuklir, bersumber dari voaindonesia.com, Rabu (10/7/2024).

Kata Daniel Ellsberg, pakar nuklir Amerika yang bekerja pada lembaga riset terkenal Rand Corporation pada permulaan tahun 1959, Amerika khawatir akan terjadinya serangan nuklir oleh Uni Soviet yang akan menghancurkan kekuatan strategisnya.

Para pakar Rand Corporation ketika itu yakin bahwa Uni Soviet punya supremasi dalam teknologi rudal dan karenanya, kemungkinan serangan mendadak sangat nyata. Obsesi pada waktu itu adalah bagaimana mencegah supaya kekuatan strategis Amerika tidak akan musnah apabila Uni Soviet melancarkan serangan nuklirnya.

Karena itu, tambahnya, harus punya senjata nuklir yang lebih kuat supaya lawan berpikir dua kali sebelum meluncurkan peluru kendalinya. Daniel Ellsberg pada waktu itu bekerja sebagai konsultan sipil pada Komando Pasukan Amerika di kawasan Pasifik.

Katanya, satu hal yang sangat mengerikan adalah, sekali rudal nuklir itu diluncurkan, tidak ada cara untuk menghentikannya. Ini beda apabila serangan dilakukan dengan menggunakan pesawat terbang, karena pilotnya bisa diperintahkan untuk kembali ke pangkalan.

Kata Daniel Ellsberg lagi, kepada stasiun radio NPR, laporan yang mengatakan bahwa hanya presiden, sebagai panglima tertinggi angkatan perang yang bisa meluncurkan serangan nuklir, adalah tidak betul, dan hanya mitos saja.

Pada tahun 1950-an Presiden Eisenhower menyerahkan tanggung jawabnya untuk meluncurkan serangan nuklir kepada komandan pasukan di Pasifik, atau pada pimpinan Strategic Air Command, atau kepada perwakilannya di Eropa, sekiranya hubungan komunikasi terputus, atau Washington telah hancur, atau presiden tidak mampu melakukannya karena satu dan lain hal.

Baca Juga: Ngerinya Tas Nuklir Presiden Amerika, Hitungan Menit Dunia Kiamat

Sangat penting adanya delegasi kekuasaan seperti itu pada zaman nuklir ini. Kalau tidak, apabila terjadi serangan mendadak yang melumpuhkan pimpinan, kita tidak akan berdaya sama sekali. Satu bom nuklir yang menimpa Washington akan menghilangkan kemampuan kita untuk membalas.

Keterangan Ellsberg ini agaknya diperkuat oleh pernyataan Jenderal John Hyten, komandan pasukan nuklir Amerika belum lama ini, bahwa ia akan menolak perintah meluncurkan misil nuklir oleh Presiden Trump, apabila ia menganggap perintah itu melanggar hukum.

Senat Amerika telah mengadakan sidang dengar pendapat tentang penggunaan senjata nuklir karena meningkatnya retorika perang antara Presiden Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Para pakar mengatakan, penggunaan senjata nuklir harus seimbang dengan ancaman yang dihadapi, dan Pentagon punya banyak pilihan senjata konvensional yang bisa digunakan untuk menghadapi Korea Utara.

Kalau terjadi perang nuklir, apakah disengaja atau tidak, ratusan juta penduduk bumi akan mati dan jumlah korban bisa mencapai satu milyar manusia, kata studi yang dilakukan Rand Corporation. Ini karena akan terjadi apa yang disebut nuclear winter, atau musim dingin panjang karena asap kebakaran dan polusi akan menghalangi sinar matahari mencapai bumi.

Adapun 9 negara dengan senjata nuklir terbanyak di dunia dikutip dari Tempo adalah sebagai berikut:

1. Rusia

Rusia mempunyai 5.889 senjata nuklir dan secara konsisten menolak untuk menandatangani Perjanjian Pelarangan Senjata Nuklir (TPNW) sejak resolusi tahunan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 2018.

Terdapat di rudal, kapal selam, dan pesawat terbang. Pada 2022, negara yang dipimpin Vladimir Putin itu bahkan menghabiskan dana sekitar US$ 9,6 miliar atau Rp 148 triliun (kurs Rp15.515) untuk membangun dan memelihara kekuatan nuklirnya.

2. Amerika Serikat

Amerika Serikat (AS) menjadi satu-satunya negara yang memanfaatkan senjata nuklir dalam perang, tepatnya saat meledakkan dua bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, Jepang pada Perang Dunia II.

Negeri Paman Sam itu mempunyai sekitar 5.244 senjata nuklir, dengan rudal balistik antarbenua yang berbasis di Montana, Dakota Utara, dan Wyoming. Pada 2022, AS menggelontorkan dan hingga US$ 43,7 miliar atau setara Rp 678 triliun untuk meningkatkan kekuatan nuklirnya.

3. Tiongkok

Tiongkok mengeluarkan biaya sebesar US$ 11,7 miliar atau setara Rp 181 triliun untuk perawatan senjata nuklirnya pada 2022. Negara yang dipimpin oleh Xi Jinping itu menyimpan sekitar 410 senjata nuklir. Antara tahun 1964 dan 1996, telah melakukan 45 kali uji coba nuklir di wilayahnya.

3. Prancis

Prancis mengoleksi sekitar 290 senjata nuklir yang dapat diluncurkan dari kapal selam atau rudal yang dijatuhkan dari pesawat. Kapal selamnya berpangkalan di semenanjung Ile Lounge, wilayah Brittany. Pada 2022, Prancis menghabiskan anggaran sekitar US$ 5,6 miliar atau Rp 86 triliun untuk pemeliharaan kekuatan nuklirnya.

5. Inggris

Di peringkat ke-5, ada Inggris yang masuk dalam daftar negara yang memiliki senjata nuklir terbanyak di dunia. Tercatat, sekitar 225 senjata nuklir yang dimiliki Inggris.

Alih-alih mengurangi persediaan nuklirnya, Britania Raya justru berniat menambah persediaan nuklirnya sejak 2020 dan menggelontorkan biaya hingga US$ 6,8 miliar atau Rp 105 triliun pada 2022.

Baca Juga: Buang Limbah Nuklir ke Laut, Negara Ini Stop Impor Makanan Laut Jepang

6. Pakistan

Pakistan enggan meratifikasi TPNW sejak 2018 dan mempunyai sekitar 170 senjata nuklir. Mereka juga mengembangkan kemampuannya dengan membangun kekuatan nuklir hingga menghabiskan dana sekitar US$ 1 miliar atau Rp 15 triliun pada 2022. Pakistan tercatat melakukan dua kali uji coba nuklir pada 1998.

7. India

ICAN menyebut India memiliki sekitar 164 senjata nuklir yang kemungkinan dapat diluncurkan dari rudal di pesawat terbang. Pada 2022, India mengeluarkan dana sebesar US$ 2,7 miliar atau sekitar Rp 41 triliun untuk mengembangkan senjata mematikannya. Negeri Bollywood itu pernah melakukan uji coba nuklir sebanyak 3 kali pada 1974 dan 1998.

8. Israel

Israel dilaporkan mengoleksi sekitar 90 senjata nuklir yang diyakini dapat diluncurkan dari rudal, kapal selam, dan pesawat terbang. Negara yang sedang berkonflik dengan Hamas Palestina itu terus membangun kekuatan nuklirnya hingga mengeluarkan dana sebesar US$ 1,2 miliar atau Rp 18 triliun pada 2022.

9. Korea Utara

Korea Utara menjadi negara yang memiliki senjata nuklir terbanyak di dunia di peringkat ke-9. Sebanyak 30 senjata nuklir di negara yang dipimpin Kim Jong Un itu diyakini dapat diluncurkan dengan rudal. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga