Kunci Kebaikan Dunia dan Akhirat, Muslim Wajib Tahu

Irawati, telisik indonesia
Rabu, 01 Desember 2021
0 dilihat
Kunci Kebaikan Dunia dan Akhirat, Muslim Wajib Tahu
Memfungsikan rumah sebagai tempat membina keluarga bahagia, tempat beribadah, beramal, berukhuwah, dan membina masa depan keluarga. Foto: Repro kemenag.go.id

" Kebaikan adalah perilaku yang membawa dampak positif bagi orang lain, entah mereka yang ada di sekeliling kita atau masyarakat luas "

KENDARI, TELISIK.ID - Kebaikan adalah perilaku yang membawa dampak positif bagi orang lain, entah mereka yang ada di sekeliling kita atau masyarakat luas.

Berbuat baik pada diri sendiri juga merupakan kewajiban kita sebagai umat manusia. Artinya, kita bisa berguna bagi orang lain dan tidak membawa dampak negatif bagi orang lain.

Kebaikan adalah sesuatu yang membuat jiwa dan hati tenang. Dosa adalah sesuatu yang (terasa) tidak karuan dalam jiwa dan (terasa) bimbang dalam dada.” (HR. Ahmad).

Melansir dari inews.id, setiap muslim tentunya ingin hidupnya selamat dan bahagia baik di dunia maupun kelak di akhirat. Karena itu, sangat dianjurkan untuk membaca doa yang dikenal dengan doa sapu jagat dalam tiap waktu.

Rabbana aatinaa fiddunyaa hasanah, wa fil aakhirati hasanah wa qinaa ‘adzaabannar.

Artinya: Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka.

Selain memanjatkan doa tersebut, Imam Nawawi Al Bantani dalam kitabnya Nasha’ihul ‘Ibad menyebutkan lima kunci meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

1. Perbanyak Membaca Kalimat Thoyyibah

Berzikir dengan mengucap kalimat thoyyibah yakni Laailaha illallah Muhammad Rasulullah tiap waktu dan segala keadaan. Kalimat tersebut sangat disukai Allah.

Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, “Perbanyaklah berzikir kepada Allah SWT yang Maha Luhur lagi Agung dalam berbagai keadaan. Karena tidak ada amal yang lebih dicintai Allah dan lebih menyelamatkan seorang hamba dari keburukan dunia dan akhirat selain zikir kepada Allah SWT (HR. Ibnu Sharshari).

2. Mengucapkan Innalillahi wa Innaailaihi Raaji'un ketika Ditimpa Musibah

“Tatkala mendapat cobaan, ia mengucapkan: Innalillahi wa Innailaihi Raaji'un”.

Zikir ini untuk menyadarkan manusia bahwa segala apa yang terjadi tidak pernah lepas dari qodho atau ketetapan Allah SWT.

Karena itu, dengan memasrahkan semuanya kepada Allah di kala tertimpa musibah akan membuat hati merasa tenang dan dijauhkan dari rasa putus asa.

3. Mengucapkan Hamdalah Ketika Dapat Kenikmatan

Semua karunia dari Allah wajib disyukuri. Salah satu bentuk rasa syukur itu dengan mengucapkan Alhamdulillahi raabil 'alamiin. Ini merupakan bentuk syukur (lisan).

“Tatkala ia dianugerahi kenikmatan, ia mengucap: Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamiin, sebagai tanda syukurnya.”

Manusia yang pandai bersyukur akan terhindar dari sifat sombong dan Allah akan menambah karunia-Nya kepada mereka yang pandai mensyukuri nikmat Allah.

Rasulullah SAW bersabda : "Ucapan yang paling disenangi oleh Allah SWT ada empat, yaitu Subhanallah, Alhamdulillah, Laaailaaha illallah, dan Allahu Akbar. Tidak masalah bagimu untuk memulai lafaz yang mana untuk mengucapkannya. (HR. Muslim dan Nasa'i dari Samurah bin Jundub).

Baca Juga: Dekat dengan Al-Qur'an akan Mendatangkan Keberkahan

4. Mengucap Basmalah Tiap Memulai Pekerjaan Baik

Segala perbuatan baik yang akan dilakukan hendaknya tiap Muslim membaca, "Bismillahirrahmanirrahim."

“Saat memulai sesuatu, ia awali dengan ucapan Basmalah.”

Nabi Muhammad SAW bersabda: “Setiap perbuatan baik yang di dalamnya tidak dimulai dengan menyebut nama Allah, maka perbuatan tersebut terputus (dari Rahmat Allah).

5. Ketika Berbuat Dosa Segera Istighfar

Sudah menjadi sifat manusia tempatnya salah dan lupa. Namun, orang yang beruntung yaitu yang selalu menyadari kesalahannya dengan membaca istigfar.

“Tatkala ia terjerumus melakukan dosa, ia mengucap: Astaghfirullah al-‘Adziim Wa Atuubu Ilaih.”

Rasulullah SAW bersabda:

"Maukah aku tunjukkan kepada kalian mengenai penyakit (kesalahan) dan obat untuk kalian? Bahwasanya, penyakit kalian adalah berbuat dosa, sedangkan obatnya adalah beristighfar. (HR. Dailami dari Anas Ibnu Malik).

Sementara itu, dilansir dari republika.co.id, kunci kebaikan dunia dan akhirat adalah:

Pertama, memelihara lidah dari mengucapkan hal-hal yang tidak dibolehkan Allah SWT.

Dalam kehidupan sehari-hari, peranan lidah sangatlah menentukan. Betapa bahayanya bila lidah dipergunakan untuk yang tidak baik, misalnya berdusta, memfitnah, dan sebagainya. Karena itu, lidah sangat potensial untuk membahagiakan atau membuat orang menderita.  

Demikian pentingnya kedudukan lidah, maka Islam menginginkan masing-masing kita menjaga ucapan dan mengarahkannya kepada hal-hal yang positif serta baik. Hadis Nabi Muhammad SAW, ''Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat hendaklah ia berkata yang baik atau diam.'' (HR. Bukhari dan Muslim).

Kedua, berlapang-lapang di dalam rumah.

Artinya, bagaimana rumah bisa dijadikan perisai dalam menghadapi berbagai godaan dan gangguan. Memfungsikan rumah sebagai tempat membina keluarga bahagia, tempat beribadah, beramal, berukhuwah, dan membina masa depan keluarga. Rumah juga merupakan "madrasah" pertama. 

Perlu diingat, harapan tersebut sulit diwujudkan bila keadaan dan situasi rumah jauh dari suasana Islami. Hanya sinar iman dalam keluargalah yang akan membuat rumah itu tenang dan damai. 

Baca Juga: Adakah Taubat yang Ditolak? Ini Penjelasannya

Ketiga, menangisi kesalahan atau perbuatan dosa.

Semakin banyak berbuat kesalahan, hidup akan semakin tidak nyaman. Karena itu, ''menangisi'' kesalahan, yaitu bertaubat dengan sepenuh hati, sangat utama. 

Di dalam Al-Qur'an banyak sekali perintah agar setiap kita selalu bertaubat kepada Allah dari berbagai perbuatan dosa. Sebagaimana firman-Nya, ''Bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.'' (An-Nur [24]: 31).

Demikian sederhananya kunci kebahagiaan dunia dan akhirat yang Rasullah berikan kepada kita tinggal bagaimana cara kita untuk mengamalkan atau menerapkan di dalam kehidupan kita sehari-hari. (C)

Reporter: Irawati

Editor: Haerani Hambali

Artikel Terkait
Baca Juga