Sejarah dan Deretan Pimpinan Tertinggi Golkar Sebelum Airlangga Hartarto

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Senin, 12 Agustus 2024
0 dilihat
Sejarah dan Deretan Pimpinan Tertinggi Golkar Sebelum Airlangga Hartarto
Kepemimpinan Golkar mengalami pergantian dari masa ke masa, dengan tokoh-tokoh yang berperan penting. Foto: Repro partaigolkar.com

" Sebelum Airlangga Hartarto menjadi orang nomor satu di Partai Golongan Karya (Golkar), terdapat sejumlah tokoh penting yang memegang kendali dan memiliki sejarah tersendiri dalam perjalanan partai ini "

JAKARTA, TELISIK.ID - Sebelum Airlangga Hartarto menjadi orang nomor satu di Partai Golongan Karya (Golkar), terdapat sejumlah tokoh penting yang memegang kendali dan memiliki sejarah tersendiri dalam perjalanan partai ini.

Golkar muncul dari kolaborasi gagasan tiga tokoh besar, yaitu Soekarno, Soepomo, dan Ki Hadjar Dewantara. Ketiga tokoh ini pada tahun 1940 mengajukan gagasan integralistik-kolektivitis yang kemudian mewujud dalam bentuk Golongan Fungsional.

Nama ini kemudian diubah menjadi Golongan Karya pada tahun 1959, yang dalam bahasa Sanskerta diartikan sebagai 'Golkar'. Hingga saat ini, Golkar dikenal sebagai salah satu kekuatan politik terbesar di Indonesia, seperti dikutip dari partaigolkar.com, Senin (12/8/2024).

Pada awal pembentukannya di dekade 1950-an, Golkar diorientasikan sebagai perwakilan dari berbagai golongan di tengah masyarakat. Konsep ini bertujuan untuk merepresentasikan keterwakilan kolektif dalam bentuk ‘demokrasi’ yang khas Indonesia.

Gagasan ini kerap disuarakan oleh Bung Karno, Prof Soepomo, dan Ki Hadjar Dewantara sebagai upaya untuk menciptakan persatuan nasional melalui partisipasi semua golongan.

Pada tahap awal, Golkar bukanlah sebuah partai politik, melainkan sebuah perwakilan golongan yang dikenal dengan Golongan Karya. Tujuan awal Golkar adalah sebagai sistem perwakilan alternatif dan dasar bagi lembaga-lembaga representatif di Indonesia.

Golkar didirikan pada tahun 1957 ketika sistem multipartai mulai berkembang di Indonesia. Sebagai alternatif, Golkar menjadi organisasi yang terdiri dari berbagai golongan fungsional, yang kemudian berkembang menjadi kekuatan politik yang dominan.

Baca Juga: Airlangga Hartarto Mundur dari Pucuk Pimpinan Golkar Gara-Gara Pilgub?

Dalam perkembangannya, Golkar juga berupaya membangun organisasi masyarakat atau ormas. Namun, di bawah kepemimpinan Bung Karno sebagai konseptor dan Jenderal TNI (Purn) Abdul Haris Nasution sebagai penggerak, bersama dengan Angkatan Darat, Golkar kemudian bertransformasi menjadi sebuah partai politik untuk melawan pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI).

Langkah ini merupakan sebuah penyimpangan dari konsep awal Golkar yang menolak konsep partai politik dan memperjuangkan persatuan tanpa adanya perbedaan kelas.

Partai Golkar, yang sebelumnya bernama Golongan Karya dan Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar), mengalami transformasi besar sejak didirikan pada tahun 1964.

Awalnya, Golkar merupakan sebuah Sekber yang digunakan oleh Angkatan Darat untuk menandingi pengaruh PKI di masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Namun, seiring berjalannya waktu, Golkar semakin menguat dan akhirnya mendominasi politik Indonesia, terutama pada masa Orde Baru di bawah pimpinan Soeharto.

Partai Golkar, yang telah eksis sejak zaman Orde Lama, menjadi sangat berpengaruh pada masa Orde Baru. Pada Pemilu 3 Juli 1971, Golkar berhasil meraih 62,8% suara dan memperoleh 236 dari 360 kursi anggota DPR.

Jumlah kursi ini masih ditambah dengan 100 kursi yang diisi oleh anggota yang diangkat oleh pemerintah. Golkar menjadi kekuatan politik dominan di Indonesia dan terus memainkan peran penting hingga kini.

Sepanjang sejarahnya, Golkar telah dipimpin oleh banyak tokoh penting yang memberikan pengaruh besar terhadap arah kebijakan partai dan politik nasional. Berikut adalah daftar Ketua Umum Partai Golkar dari masa ke masa hingga saat ini:

1. Djuhartono (1964 – 1969)

2. Suprapto Sukowati (1969 – 1973)

3. Amir Moertono (1973 – 1983)

4. Sudharmono (1983 – 1988)

5. Wahono (1988 – 1993)

6. Harmoko (1993 – 1998)

7. Akbar Tandjung (1998 – 2004)

8. Jusuf Kalla (2004 – 2009)

9. Aburizal Bakrie (2009 – 2014 & Januari – Mei 2016)

10. Agung Laksono (dualisme kepemimpinan) (2014 – 2016)

11. Setya Novanto (2016 – 2017)

12. Airlangga Hartarto (2017 – 2024)

Baca Juga: Tiga Kandidat Kuat Pengganti Airlangga Hartarto Pasca Mundur dari Ketua Umum Golkar

Sebelumnya diberitakan Telisik.id, setelah Airlangga Hartarto memutuskan untuk mundur dari posisi Ketua Umum Partai Golkar pada Sabtu (10/8/2024) malam, tiga nama muncul sebagai kandidat kuat pengganti.

Mereka adalah Bahlil Lahadalia, Bambang Soesatyo, dan Agus Gumiwang Kartasasmita. Pengunduran diri Airlangga dari posisi strategis ini mengguncang panggung politik nasional.

Keputusan Airlangga untuk mundur bertujuan menjaga keutuhan partai dan memastikan stabilitas transisi pemerintahan dari era Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Prabowo Subianto.

Melalui sebuah video berdurasi 3 menit 22 detik yang diterima oleh media, Airlangga menyatakan bahwa pengunduran dirinya berlaku resmi sejak Sabtu, 10 Agustus 2024. Keputusan ini memicu isu tentang Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang sebelumnya direncanakan berlangsung pada Desember 2024, namun kini dimajukan ke akhir Agustus 2024. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga