Tencent Diminta Tangguhkan Update Aplikasi, Ini Alasannya

Nurdian Pratiwi, telisik indonesia
Selasa, 30 November 2021
0 dilihat
Tencent Diminta Tangguhkan Update Aplikasi, Ini Alasannya
Tencent tak hanya diminta untuk menangguhkan update aplikasi, tetapi juga dilarang untuk merilis aplikasi baru. Foto: Repro cermati.com

" Beberapa waktu lalu Tencent diminta oleh China agar menangguhkan update aplikasinya untuk sementara waktu "

JAKARTA, TELISIK.ID - Beberapa waktu lalu Tencent diminta oleh China agar menangguhkan update aplikasinya untuk sementara waktu.

Tak hanya menangguhkan update aplikasi, rupanya China juga meminta agar Tencent tidak meliris aplikasi baru untuk sementara waktu.

Mengutip m.wikipedia.org, Tencent adalah vendor video game terbesar di dunia, serta salah satu perusahaan yang paling bernilai secara finansial. Ini adalah salah satu media sosial terbesar,  modal ventura, dan perusahaan investasi.

Layanannya meliputi jejaring sosial, musik, portal web, e-commerce, game seluler, layanan internet, sistem pembayaran, ponsel cerdas, dan game online multipemain.

Penawaran di China termasuk pesan instan Tencent QQ dan WeChat, dan salah satu portal web terbesar, QQ.com. Itu juga memiliki sebagian besar layanan musik China (Tencent Music), dengan lebih dari 700 juta pengguna aktif dan 120 juta pelanggan yang membayar.

Perusahaan ini melampaui nilai pasar US$500 miliar pada tahun 2018, menjadi perusahaan teknologi Asia pertama yang melewati tanda penilaian ini. Sejak itu muncul sebagai perusahaan publik paling berharga di China, dan di antara perusahaan teknologi top dunia berdasarkan nilai pasar.

Baca Juga: Kemkominfo Dorong Budaya Indonesia Dimasukkan ke Dalam Game

Pada tahun 2015, 2018, dan 2020, perusahaan ini mendapat peringkat dari Boston Consulting Group dan Fast Company di antara 50 perusahaan paling inovatif di seluruh dunia. Tencent memiliki saham di lebih dari 600 perusahaan, dan mulai berfokus pada perusahaan rintisan teknologi di Asia pada tahun 2017.

TechCrunch mencirikan strategi investasi Tencent sebagai membiarkan startup portofolionya beroperasi secara mandiri. Pada Januari 2021, dengan valuasi mendekati US$1 triliun, harga saham Tencent anjlok.

Dikutip dari liputan6.com, Pemerintah China pekan lalu dikabarkan telah menghentikan sementara pembaruan (update) dari aplikasi yang dikeluarkan oleh perusahaan teknologi Tencent.

Dilansir dari South China Morning Post, Kementerian Perindustrian dan Informasi meminta toko dan platform aplikasi menerapkan perintah itu terhadap Tencent mulai Rabu pekan lalu.

Dilaporkan media setempat, chinastarmarket.cn, penangguhan pembaruan aplikasi ini sebagai bagian dari "panduan administratif sementara" terhadap raksasa teknologi.

Mengutip PCMag, Senin (29/11/2021), penangguhan ini berlaku tanpa batas waktu, dan bakal berdampak ke lebih dari 170 aplikasi dan game yang merupakan produk perusahaan tersebut. 

Tak cuma melarang perusahaan memperbarui aplikasinya, pemerintah Tiongkok pun kabarnya juga melarang Tencent untuk merilis aplikasi baru sebagai bagian dari penangguhan ini.

Kepada SCMP, Tencent secara tidak langsung mengonfirmasi situasi ini, dengan mengatakan bahwa mereka mematuhi penyelidikan yang dilakukan terhadap perangkat lunaknya.

Tencent pun mengatakan mereka akan terus meningkatkan fitur perlindungan pengguna dalam aplikasinya.

"Dan juga bekerja sama secara rutin dengan lembaga pemerintah terkait untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan. Aplikasi kami tetap berfungsi dan tersedia untuk diunduh," tambah mereka dalam pernyataannya.

Baca Juga: PUBG Mobile Gelar Turnamen Jawara Cup Season 2 Berhadiah Rp 285 Juta

Salah satu aplikasi yang terdampak sendiri adalah aplikasi messaging WeChat, di mana mereka sudah memiliki 1,2 miliar pengguna.

Sementara, menurut Qimai, Tencent memiliki lebih dari 70 aplikasi aktif, dan lebih dari 100 game yang dipublikasikan oleh Tencent Mobile Games.

Dengan absennya pembaruan, ini berarti Tencent tidak bisa memperkenalkan fitur baru, memperbaiki bug, atau menambal kerentanan yang ditemukan di aplikasi mereka.

SCMP berspekulasi, penangguhan pembaruan ini demi menyelidiki adanya pelanggaran Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi Tiongkok, yang diperkenalkan pada bulan November lalu.

Undang-undang ini diberlakukan demi mengontrol pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan data pribadi, terutama jika informasi tersebut ditransfer ke luar negeri. (C)

Reporter: Nurdian Pratiwi

Editor: Haerani Hambali

Artikel Terkait
Baca Juga