Tranding di Twitter, Penggagas ITP Tegaskan Nikah Muda Bagi yang Sanggup
Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Kamis, 30 April 2020
0 dilihat
Penggagas Indonesia Tanpa Pacaran, La Ode Munafar. Foto: Ist.
" Jadi di sini saya jelaskan bahwa titik tekan jika sudah baligh dan sanggup melaksanakan hak dan kewajiban sebagai suami atau istri, maka itu silakan nikah. Masalahnya, adalah adakah generasi sekarang yang sanggup melaksanakan hak dan kewajiban tersebut pada usia 12 tahun atau 15 tahun. Sulit ditemukan. "
KENDARI, TELISIK.ID - Twitter kembali dipenuhi dengan berbagai tagar yang menjadi tranding di media sosial berlogokan seekor burung berwarna biru muda tersebut. Salah satunya adalah tagar Indonesia Tanpa Pacaran (ITP), Kamis (30/4/2020).
Hal tersebut terjadi diduga berawal dari reportasi BBC London, yang memuat hasil wawancara dengan Penggagas ITP, La Ode Munafar, terkait pernikahan usia 15 tahun, yang kini sejumlah pihak menilai tak sesuai dengan visi misi dari ITP itu sendiri.
Menanggapi hal tersebut, Penggagas ITP, La Ode Munafar, memberikan kualifikasinya, bahwa pihaknya memberikan pelayanan kepada pihak BBC London dengan terus memberikan jawaban.
Hanya saja, kata dia, yang namanya jawaban jika diambil setengah-setengah akan menjadi salah paham.
"Jadi di sini saya jelaskan bahwa titik tekan jika sudah baligh dan sanggup melaksanakan hak dan kewajiban sebagai suami atau istri, maka itu silakan nikah. Masalahnya, adalah adakah generasi sekarang yang sanggup melaksanakan hak dan kewajiban tersebut pada usia 12 tahun atau 15 tahun. Sulit ditemukan," katanya.
Apalagi, tambah dia, saat ini perkembangan antara kedewasaan biologis dengan pemahaman, termasuk pemahaman Islam soal pernikahan, tidak sebanding.
Baca juga: Pelantikan Wawali Kendari Segera Digelar
"Memang di usia SD bisa jadi sudah menstruasi bagi wanita saat ini, tapi secara mental dan pemahaman, masih jauh. Bahasa sehari-harinya bisa bikin anak, tapi gak bisa didik anak," tambahnya.
Hal tersebut terjadi, lanjut dia, disebabkan karena adanya pengaruh tontonan, lingkungan dan bahan informasi yang didapatkan. Dimana, kebanyakan yang menjadi tontonannya adalah drama korea, film fiksi, atau film cinta lain.
Sehingga wajar saja apabila mereka mengiranya nikah itu akan berjalan mulus terus. Padahal di dalamnya banyak cobaan yang harus dilewati dan membutuhkan kesiapan pemahaman dan mental untuk menghadapinya.
Sebaliknya, ia mencontohkan, seandainya kalau media menyiapkan tontonan yang baik, memberikan edukasi persiapan menikah, negara juga memberikan pemahaman maka tentu akan memberikan efek baik juga pada sikap generasi muda saat ini.
Sehingga kedewasaan secara biologis dan mental, serta pemahaman itu bisa sebanding perkembangannya.
Olehnya itu, penulis buku Bestseller Nasional ini melanjutkan, bagi siapa saja yang mau nikah, baik mau nikah usia muda maupun saat sudah lebih matang, yang terpenting adalah siapkan ilmunya dan mental sejak sekarang.
Pasalnya nikah itu pertanggungjawabannya tidak hanya di dunia, tapi juga di akhirat kelak. Dari pada anak muda terjerumus dalam zinah muda, tentu jauh lebih baik dari nikah muda.
"Nah, kami di ITP itu memberikan pemahaman agar jauhi zinah dan lebih menyiapkan nikah. Tak harus nikah dini, tapi wajib siapkan pemahaman nikah sejak dini," tutupnya.
Reporter: Fitrah Nugraha
Editor: Sumarlin