Upaya BKKBN Sulawesi Tenggara Turunkan Stunting dengan Libatkan Mitra Strategis

Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Senin, 27 Februari 2023
0 dilihat
Upaya BKKBN Sulawesi Tenggara Turunkan Stunting dengan Libatkan Mitra Strategis
BKKBN Sulawesi Tenggara menggelar kampanye penurunan stunting dengan melibatkan beberapa unsur pentahelix. Foto: Nur Khumairah/Telisik

" Dukung percepatan penurunan angka stunting di Indonesia, BKKBN Sulawesi Tenggara gencar berkampanye dengan melibatkan unsur-unsur pentahelix "

KENDARI, TELISIK.ID - Dukung percepatan penurunan angka stunting di Indonesia, BKKBN Sulawesi Tenggara gencar berkampanye dengan melibatkan unsur-unsur pentahelix.

Pentahelix atau multipihak merupakan unsur pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media bersatu padu berkoordinasi dan berkontribusi penurunan angka stunting.

Dikutip dari Bkkbn.go.id, stunting adalah kekurangan gizi pada bayi di 1000 hari pertama kehidupan yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. Karena mengalami kekurangan gizi menahun, bayi stunting tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita seumurnya. Namun, stunting itu pasti bertubuh pendek, sementara yang bertubuh pendek belum tentu stunting.

Dinas Kominfo Sulawesi Tenggara, Ridwan Badallah mengatakan, jika stunting merupakan salah satu isu yang sangat penting terutama dalam memperbaiki kualitas sumber daya manusia (SDM) yang kuat.

Baca Juga: Dikmudora Kota Kendari Matangkan Persiapan Ujian Sekolah

Ia menyebut salah satu mitra strategis BKKBN yaitu satgas stunting yang memiliki peran sebagai tim percepatan penurunan angka stunting. Kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting yang memiliki calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, baduta atau balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu.

Peserta kampanye percepatan penurunan stunting yang digelar BKKBN Sulawesi Tenggara bertempat di Same Hotel Kendari. Foto: Nur Khumairah/Telisik

 

Pemanfaatan sumber daya lokal (termasuk bahan pangan lokal) yang dapat dipadukan dengan sumber daya kontribusi dari mitra lainnya. BKKBN juga memiliki tim pendamping keluarga risiko stunting. Setiap tim pendamping keluarga akan berjumlah tiga orang, yang memberdayakan potensi tokoh masyarakat dan kader yang sudah ada di desa tersebut dan tenaga kesehatan.

Di sisi lain, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulawesi Tenggara, Sarjono mengatakan, peran serta media dalam memberikan informasi dan edukasi pada masyarakat juga diharap bisa membantu masyarakat terkait stunting dan pencegahannya.

Kepala BKKBN Sulawesi Tenggara, Asmar menuturkan, penyebab stunting bukan hanya karena krisis gizi tiap anak, tetapi berkaitan erat dengan kebersihan.

“Jadi 70 persen daerah sensitif, seperti sanitasi jamban, air bersih, ini semua adalah pemicu daripada stunting, jadi bukan hanya gizi saja, tapi infeksi berulang” bebernya.

Stunting memiliki gejala-gejala yang bisa Anda kenali, misalnya:

- Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya.

- Pertumbuhan tubuh dan gigi yang terlambat.

- Memiliki kemampuan fokus dan memori belajar yang buruk, pubertas yang lambat.

- Saat menginjak usia 8-10 tahun, anak cenderung lebih pendiam dan tidak banyak melakukan kontak mata dengan orang sekitarnya.

- Berat badan lebih ringan untuk anak seusianya.

Faktor-faktor yang menyebabkan stunting dilansir dari laman Rsudblora.blorakab.go.id:

1. Gizi dalam waktu lama

Penyebab stunting pada dasarnya sudah bisa terjadi sejak anak berada di dalam kandungan. Sebab, sejak di dalam kandungan, anak bisa jadi mengalami masalah kurang gizi.

Penyebabnya adalah karena sang ibu tidak memiliki akses terhadap makanan sehat dan bergizi seperti makanan berprotein tinggi, sehingga menyebabkan buah hatinya turut kekurangan nutrisi. Selain itu, rendahnya asupan vitamin dan mineral yang dikonsumsi ibu juga bisa ikut memengaruhi kondisi malnutrisi janin.

2. Pola asuh kurang efektif

Pola asuh yang kurang efektif juga menjadi salah satu penyebab stunting pada anak. Pola asuh di sini berkaitan dengan perilaku dan praktik pemberian makanan kepada anak.

Bila orang tua tidak memberikan asupan gizi yang baik, maka anak bisa mengalami stunting. Selain itu, faktor ibu yang masa remaja dan kehamilannya kurang nutrisi serta masa laktasi yang kurang baik juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan otak anak.

3. Pola makan

Rendahnya akses terhadap makanan dengan nilai gizi tinggi serta menu makanan yang tidak seimbang dapat memengaruhi pertumbuhan anak dan meningkatkan risiko stunting.

Hal ini dikarenakan ibu kurang mengerti tentang konsep gizi sebelum, saat, dan setelah melahirkan.

4. Tidak melakukan perawatan pasca melahirkan

Setelah bayi lahir, sebaiknya ibu dan bayi menerima perawatan pasca melahirkan. Sangat dianjurkan juga bagi bayi untuk langsung menerima asupan ASI agar dapat memperkuat sistem imunitasnya. Perawatan pasca melahirkan dianggap perlu untuk mendeteksi gangguan yang mungkin dialami ibu dan anak pasca persalinan.

5. Gangguan mental dan hipertensi pada ibu

Pola asuh yang kurang efektif juga menjadi salah satu penyebab stunting pada anak. Pola asuh di sini berkaitan dengan perilaku dan praktik pemberian makanan kepada anak. Bila orang tua tidak memberikan asupan gizi yang baik, maka anak bisa mengalami stunting.

Selain itu, faktor ibu yang masa remaja dan kehamilannya kurang nutrisi serta masa laktasi yang kurang baik juga dapat memengaruhi pertumbuhan dan otak anak.

Cara mencegah stunting:

1. Pahami konsep gizi

Pastikan Anda mendapatkan asupan gizi yang cukup setiap hari, terlebih saat masa kehamilan. Pahami konsep gizi dengan baik dan terapkan dalam pola asuh anak.

Baca Juga: Ini Jadwal KM Sabuk Nusantara 78 Periode Maret 2023 Berangkat dari Kendari

2. Pilihan menu beragam

Upayakan untuk selalu memberi menu makanan yang beragam untuk anak. Jangan lupakan faktor gizi dan nutrisi yang dibutuhkan mereka setiap harinya. Saat masa kehamilan dan setelahnya, ibu pun perlu mendapatkan gizi yang baik dan seimbang agar dapat menghindari masalah stunting.

3. Pemeriksaan rutin

Selama masa kehamilan, ibu perlu melakukan check up atau pemeriksaan rutin untuk memastikan berat badan sesuai dengan usia kehamilan. Ibu hamil juga tidak boleh mengalami anemia atau kekurangan darah karena akan memengaruhi janin dalam kandungan. Kontrol tekanan darah ini bisa dilakukan saat check up rutin.

4. Pentingnya ASI

Air susu ibu (ASI) mengandung banyak gizi baik yang dapat menunjang pertumbuhan anak. Dalam ASI, terdapat zat yang dapat membangun sistem imun anak sehingga menjauhkan mereka dari berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah stunting. (A-Adv)

Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga