25 Tahun Mengais Rezeki dari Usaha Jahit Sepatu di Kota Kendari
Reporter
Kamis, 23 Oktober 2025 / 2:40 pm
Zulkarnain, pekerja jasa sol sepatu yang tetap bertahan hingga 25 Tahun di Kota Kendari. Foto: Gede Suyana Sriski/Telisik.
KENDARI, TELISIK.ID - Di depan pintu masuk Pasar Andonohu, terlihat seorang bapak bernama Zulkarnain terlihat begitu cekatan. Jarum, benang dan lem menjadi senjata utamanya dalam memperbaiki sepatu dan sandal yang rusak. Sudah 25 tahun ia menekuni profesi sebagai tukang jahit sepatu dan sandal di Kota Kendari.
"Setiap pagi, pukul 07.00, saya sudah berada di sini. Saya siapkan alat-alat bekerja, lalu mulai bekerja hingga pukul 17.00 sore,” ujar Zulkarnain, Selasa (21/10/2025).
Profesi ini dijalaninya demi menghidupi keluarganya. Sebagai ayah dari empat orang anak, ia menyadari betul bahwa kebutuhan rumah tangga tidak pernah surut. Meski pendapatannya kerap pas-pasan, ia tetap bertahan.
"Kadang penghasilan sehari yang saya dapatkan hanya cukup untuk makan. Tapi, saya bersyukur masih bisa bekerja dan menafkahi keluarga,” ungkapnya.
Baca Juga: Tak Sekadar Kuliah, Mahasiswa Baru AMB Kendari Disiapkan jadi Pencipta Lapangan Kerja di Era Digital
Jasa sol sepatu yang ditawarkan Zulkarnain mencakup perbaikan ringan hingga berat. Biayanya pun bervariasi, tergantung pada tingkat kerusakan. Misalnya, untuk sandal yang talinya putus, tarifnya lebih terjangkau dibanding sepatu kulit yang memerlukan jahitan ulang dan lem khusus.
"Sepatu biasa dikenakan biaya Rp 20.000, yang lebih rumit Rp 25.000, dan selop (sandal) Rp 15.000,” tambahnya.
Zulkarnain mengaku, himpitan ekonomi adalah salah satu alasan mengapa ia tetap setia dengan profesi ini. Meskipun pekerjaan lain pernah ia coba, tetap saja jasa reparasi sepatu menjadi andalannya. Dengan penghasilan yang tidak selalu stabil, ia harus berusaha setiap hari demi memenuhi kebutuhan keluarganya.
Baca Juga: Martabak Ciu-Ciu, Inovasi Baru Dunia UMKM Kota Kendari
"Saya hanya berharap ada rezeki cukup untuk anak-anak dan keluarga. Selama saya masih kuat, saya akan terus bekerja," tegasnya.
Di tengah modernisasi, di mana produk-produk baru menggantikan barang-barang lama yang rusak, sosok seperti Zulkarnain menjadi pengingat akan nilai perjuangan dan keberlanjutan. Ia adalah bukti bahwa profesi tradisional masih punya tempat di hati masyarakat. Para pelanggan pun tetap setia datang ke tempatnya, mempercayakan sepatu dan sandal mereka untuk diperbaiki.
Baginya, setiap pasang sepatu yang kembali layak pakai adalah bukti kerja kerasnya, sekaligus sumber kebanggaan yang tak ternilai. (C)
Penulis: Gede Suyana Sriski
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS