AI dalam Penertiban BBM Subsidi Disebut Hemat Anggaran Negara hingga Rp 50 Triliun

Ahmad Jaelani

Reporter

Senin, 12 Agustus 2024  /  12:23 pm

Penggunaan teknologi AI akan menjadikan anggaran negara lebih efisien, juga bisa meningkatkan potensi penerimaan negara. Foto: Repro antaranews.com

JAKARTA, TELISIK.ID - Penerapan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam penertiban distribusi bahan bakar minyak (BBM) subsidi disebut dapat menghemat anggaran negara hingga Rp 50 triliun.

Pernyataan ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, yang meyakini bahwa upaya ini akan memberikan dampak signifikan terhadap penghematan anggaran negara.

“Kita bisa menghemat Rp 40 triliun, bahkan mungkin sampai Rp 50 triliun setahun. Itu kan bisa kita gunakan yang lain,” ujar Luhut, seperti dilansir dari newsantara.com, Senin (12/8/2024).

Luhut menyatakan bahwa penggunaan teknologi AI tidak hanya akan menertibkan penggunaan BBM subsidi, tetapi juga akan memastikan bahwa subsidi tersebut tepat sasaran, serta mencegah penyalahgunaan yang selama ini sering terjadi.

Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa penerapan teknologi AI dalam penertiban distribusi BBM subsidi dapat menghemat anggaran negara hingga Rp 50 triliun per tahun. Menurutnya, penghematan anggaran ini sangat signifikan dan dapat dialokasikan untuk keperluan lain yang lebih mendesak.

“Yang nggak berhak dapet (BBM subsidi), ya jangan dapet, dong,” kata Luhut.

Baca Juga: BBM Non Subsidi Naik Hari Ini, Simak Daftar Harganya

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Luhut saat meninjau Gedung Kementerian Koordinator 1 di Ibu Kota Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, pada Minggu lalu. Luhut juga mengungkapkan bahwa penghematan anggaran sebesar itu merupakan peluang besar bagi negara untuk mengoptimalkan penggunaan anggaran dalam sektor-sektor lain yang membutuhkan.

Dalam kesempatan tersebut, Luhut menyatakan dukungannya terhadap PT Pertamina (Persero) untuk menggunakan teknologi AI dalam menertibkan pengguna BBM subsidi. Menurut Luhut, langkah ini akan sangat membantu dalam memastikan bahwa subsidi BBM diberikan kepada pihak yang benar-benar berhak menerima.

Luhut menekankan bahwa pihak yang tidak berhak mendapatkan subsidi seharusnya tidak diberikan akses terhadap BBM bersubsidi. Dengan demikian, teknologi AI diharapkan dapat menjadi alat yang efektif dalam menjaga keadilan dan efisiensi distribusi BBM subsidi di Indonesia.

Selain itu, Luhut juga menyoroti keberhasilan inovasi lain yang telah diterapkan pemerintah, seperti e-Katalog, yang berhasil mengefisienkan belanja pemerintah hingga Rp 3 ribu triliun. Inovasi ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap pengelolaan anggaran negara.

Luhut juga menyebut keberhasilan Sistem Informasi Mineral dan Batubara Kementerian/Lembaga (Simbara) di sektor batu bara, yang berhasil meningkatkan penerimaan pemerintah melalui penyelesaian piutang dengan mengimplementasikan sistem blok otomatis atau automatic blocking system.

Penerapan sistem blok otomatis ini telah mendongkrak penerimaan negara sebesar Rp1,1 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan teknologi dalam pengelolaan sumber daya alam dan distribusi energi dapat memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan negara.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, mengungkapkan bahwa perusahaan telah mulai menggunakan teknologi AI untuk mengelola bisnis dari hulu ke hilir secara terintegrasi. Menurut Nicke, penggunaan AI memungkinkan pengolahan dan analisis data secara lebih cepat, sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan lebih akurat.

Teknologi AI ini juga membantu Pertamina dalam mengolah sekitar 15 juta data transaksi BBM subsidi per harinya, sehingga distribusi BBM dapat dilakukan dengan lebih cepat, akurat, dan efisien, bersumber dari CNBC Indonesia.

Baca Juga: Naik Awal Agustus, Ini Harga Baru BBM Non Subsidi

Nicke menambahkan bahwa penerapan AI dalam pengelolaan data transaksi dari digitalisasi SPBU yang dilakukan oleh Pertamina telah menghasilkan penghindaran biaya (cost avoidance) yang signifikan bagi perusahaan.

Selain itu, AI juga membantu dalam mengurangi penyimpangan distribusi BBM subsidi, sehingga lebih tepat sasaran dan efisien.

Senior Vice President Integrated Enterprise Data and Command Center (IEDCC) Pertamina, Ignatius Sigit Pratopo, juga menyatakan bahwa teknologi AI exception signal yang diterapkan oleh Pertamina telah memberikan dampak positif yang signifikan dalam pengelolaan distribusi BBM subsidi.

Dengan penerapan teknologi AI, pemerintah dan Pertamina berharap dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam distribusi BBM subsidi di Indonesia. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS