Balai Karantina Sultra Fokus Jaga Keamanan Pangan dan Peningkatan Ekonomi Masyarakat
Reporter
Selasa, 26 November 2024 / 10:44 am
KENDARI, TELISIK.ID - Sulawesi Tenggara (Sultra) memiliki peran strategis dalam melindungi sumber daya alam pertanian dan perikanan.
Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sultra menjadi garda terdepan dalam menjaga keamanan pangan serta meningkatkan ekonomi masyarakat melalui pengawasan ketat di wilayah ini.
Pengawasan dilakukan di berbagai titik lalu lintas, seperti Pelabuhan Kolaka, Pelabuhan Raha, Bandara Batoambari Bau-Bau, Pelabuhan Bungkutoko Kendari, Pelabuhan Wakatobi, dan Bandara Halu Oleo.
Wilayah yang terdiri dari gugusan pulau-pulau ini menghadapi risiko besar terhadap masuknya penyakit hewan, ikan, dan tumbuhan dari luar.
Kepala Balai Karantina Sultra, A. Azhar, mengatakan bahwa pihaknya melakukan pengawasan ketat terhadap lalu lintas media pembawa.
"Kami terus mengawasi setiap lalu lintas media pembawa hewan, ikan, tumbuhan, dan produk turunannya yang masuk dan keluar wilayah Sulawesi Tenggara agar tetap sehat dan aman untuk dikonsumsi masyarakat," ujar Azhar melalui keterangan tertulis, Selasa (26/11/2024).
Baca Juga: Peran Strategis Badan Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sultra dalam Pencegahan Penyakit
Petugas Balai Karantina Sultra bekerja 24 jam penuh untuk memastikan setiap produk yang masuk telah memenuhi persyaratan kesehatan dan bebas dari ancaman HPHK, HPIK, serta OPTK.
Pemeriksaan dilakukan melalui berbagai metode, seperti pemeriksaan fisik, pengecekan dokumen, dan pengambilan sampel untuk uji laboratorium.
Dalam setahun terakhir, berbagai upaya penyelundupan media pembawa tanpa dokumen resmi berhasil digagalkan.
"Media pembawa yang kami tahan dan tolak di antaranya benih padi, bibit sawit, daging babi, daging unggas, daging olahan, dan sosis babi. Selain itu, kami juga menyerahkan beberapa hewan seperti nuri kepala hitam, kanguru, dan cendrawasih kepada BKSDA. Semua ini merupakan ancaman besar jika masuk tanpa dokumen resmi, dan dapat menyebabkan kerugian ekonomi bagi masyarakat," tambah Azhar.
Tak hanya melindungi sumber daya alam, Balai Karantina Sultra juga berperan aktif dalam mendukung perdagangan ekspor. Komoditas unggulan Sulawesi Tenggara dijaga mutunya agar dapat diterima di pasar internasional.
"Kami memastikan bahwa hewan, ikan, dan tumbuhan yang masuk maupun keluar wilayah Sultra tidak membawa penyakit yang dapat mengancam sumber daya, ekonomi, dan masyarakat," jelasnya.
Sepanjang tahun 2024, Balai Karantina Sultra telah menerbitkan 1.641 sertifikat ekspor untuk berbagai komoditas pertanian dan perikanan. Negara tujuan ekspor meliputi Malaysia, Jepang, Singapura, Vietnam, China, Korea Selatan, Belanda, Australia, Inggris, Amerika Serikat, dan beberapa negara lainnya.
Untuk lalu lintas domestik, sertifikasi juga dilakukan pada 13.371 komoditas hewan seperti daging sapi, telur ayam, dan sarang burung walet. Pada sektor perikanan, sertifikasi dilakukan pada 11.457 komoditas, seperti layang, tuna, dan ikan hias.
Sementara itu, pada sektor tumbuhan, sebanyak 6.004 komoditas, seperti kopra, lada biji, inti sawit, dan minyak sawit, berhasil disertifikasi.
Baca Juga: Pesisir Buton Selatan Difokuskan Pengembangan Kawasan Karbon Biru Ekosistem Lamun
Menurut Azhar, setiap media pembawa yang melintasi wilayah Sultra wajib melalui proses sertifikasi untuk memastikan keamanan dan kesehatan.
"Kami mensertifikasi setiap media pembawa untuk memastikan kebutuhan pangan masyarakat aman, terkendali, dan bebas dari ancaman HPHK, HPIK, serta OPTK," ujarnya.
Balai Karantina Sultra terus berupaya melindungi wilayah dari ancaman penyakit, kerusakan ekosistem, serta memastikan komoditas lokal dapat bersaing di pasar internasional.
Dengan komitmen ini, Karantina Sultra tak hanya menjaga keberlanjutan sumber daya hayati, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan ekonomi masyarakat Sulawesi Tenggara. (C-Adv)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Fitrah Nugraha
* BACA BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS